Fri. Sep 20th, 2024

1 Nyawa Melayang Setiap 18 Menit, Dokter Ungkap Fakta Mengerikan tentang Aneurisma Otak

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Dokter Bedah Saraf Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), dr. Muhammad Kusdiansah SpBS menjelaskan, aneurisma otak adalah suatu kondisi dimana dinding pembuluh darah di otak bergerak secara tidak normal.

Gambar ini seperti balon yang dipompa dari arteri, kata Kusdiansah pada lokakarya pengobatan aneurisma otak yang diadakan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Jakarta, 29 Juni lalu. , 2024.

Jika aneurisma pecah maka akan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pendarahan pada otak. Ia menjelaskan: “Balon di pembuluh darah otak memiliki dinding yang tipis sehingga mudah pecah. Bahaya sekali, jika pecah bisa menimbulkan angka kematian hingga 50 persen.”

Menurut Brain Aneurysm Foundation, satu dari lima puluh orang menderita aneurisma yang belum pecah. Setiap tahun, 1 aneurisma pecah setiap 18 menit, dan sekitar 500.000 orang meninggal karena aneurisma otak.

Di Indonesia, RS PON bersama Kementerian Kesehatan RI telah berupaya selama beberapa tahun untuk mencatat jumlah aneurisma otak untuk mengetahui prevalensinya.

Misalnya: setiap tahun sekitar 100 pasien datang ke RS PON untuk berobat. “Sejak berdirinya rumah sakit ini, kami telah menangani lebih dari 1.000 penderita aneurisma otak,” kata Kusdiansah.

Namun, Kusdiansah mengatakan hal tersebut hanyalah puncak gunung es. Jumlah per 1.000 pasien hanya sebagian kecil, dan banyak kasus masih belum terdiagnosis.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya aneurisma otak, Mohammad Kusdiansah membaginya menjadi tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi.

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, misalnya, diketahui memiliki prevalensi tertinggi di Asia, kata Kusdiansah.

Ia juga mengatakan bahwa usia dan jenis kelamin mempengaruhi prevalensi aneurisma. Pada saat yang sama, gaya hidup merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi.

“Gaya hidup bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, dan tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab terjadinya aneurisma. Sehingga kita bisa mengontrol tekanan darah.”

Selain tekanan darah tinggi, merokok merupakan faktor risiko terjadinya aneurisma. Kusdiansah menyampaikan kepada masyarakat bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa penyakit.

“Aneurisma merupakan salah satu kondisi paling serius akibat merokok, dan hal ini telah terbukti secara klinis. Sebagian besar pasien yang kami tangani memiliki riwayat merokok,” ujarnya.

Kusdiansah mengatakan, aneurisma otak biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun hingga ukurannya menjadi terlalu besar atau pecah. Gejala yang mungkin terjadi sebelum aneurisma pecah antara lain: sakit kepala parah Penglihatan kabur atau ganda Nyeri di sekitar mata Gangguan saraf lainnya

“Jika aneurisma pecah, gejalanya bisa berupa sakit kepala parah yang tiba-tiba, mual, muntah, nyeri leher, pingsan, atau kematian,” kata Kusdiansah.

Menurut Brain Aneurysm Foundation, satu dari lima puluh orang mengalami pecahnya aneurisma, aneurisma pecah setiap 18 menit, dan sekitar 500.000 orang meninggal karena aneurisma otak setiap tahunnya.

Sekitar 90 persen penderita aneurisma bisa sembuh total, kata Kusdiansah. Kurang dari 10 persen pasien yang tersisa diawasi secara ketat setelah operasi untuk mencegah pertumbuhan kembali aneurisma.

Ia menjelaskan, bedah kliping merupakan prosedur utama pengobatan aneurisma otak. “Penjepitan adalah prosedur pembedahan yang digunakan untuk menghentikan aliran darah ke vena yang tidak normal,” ujarnya.

Prosedur klip juga dapat dilakukan pada aneurisma yang pecah, dimana tubuh secara alami membentuk dinding baru setelah aneurisma pecah. “Setelah cedera, tubuh akan membentuk dinding baru untuk mengatasi kebocoran, namun biasanya dinding ini tipis dan rapuh,” kata Kusdiansah.

Tujuan utama dari operasi kliping adalah untuk mencegah aneurisma pecah kembali.

“Jika aneurisma pecah maka dilakukan pembedahan untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari. Sementara jika tidak pecah maka dilakukan pembedahan untuk mengurangi risiko pecahnya aneurisma,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *