Thu. Sep 19th, 2024

10 Tren AI yang bakal Populer Tahun 2030-an

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ericsson mensurvei 6.500 pengguna di 13 kota tentang lanskap AI di tahun 2020-an. Konsumen memperkirakan bahwa pada tahun 2030, empat dari lima konsumen akan menggunakan AI untuk membuat keputusan yang mengubah hidup.

Peserta survei ini memperkirakan bahwa pada tahun 2030, 80 persen konsumen akan menggunakan simulasi AI untuk membuat keputusan yang mengubah hidup. Misalnya membeli atau berbagi rumah atau melakukan perubahan gaya hidup berdasarkan simulasi kesehatan.

Menurut Erickson, early acquirer memegang peranan penting dalam pola asuh orang tua untuk mengembangkan keterampilan anak. Dalam hal ini, kecerdasan buatan berperan penting dalam memastikan kinerja yang baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan di antara pengguna awal. Beberapa orang merasakan semangat, harapan, dan antusiasme yang besar terhadap AI. Namun, ada ketakutan dan kekhawatiran terhadap AI.

Sekitar 95 persen responden percaya bahwa beberapa aspek dari sepuluh tren tersebut akan menjadi kenyataan. Kepala Ericsson Indonesia Krishna Patil mengatakan AI semakin populer dan manfaatnya di Indonesia semakin meningkat.

“Data ConsumerLab menunjukkan bahwa AI akan memainkan peran besar di masa depan. Kami di Ericsson telah mengadopsi AI di seluruh portofolio produk dan layanan kami untuk memfasilitasi ekspansi 5G bagi pelanggan,” kata Patril, Selasa (18/6/2024).

Menurutnya, AI sangat penting bagi revolusi jaringan karena tuntutannya yang semakin meningkat, terutama di bidang layanan baru yang memerlukan kinerja selalu aktif, keandalan tinggi, latensi rendah, dan keamanan tinggi. Pembeli palsu

80 persen responden percaya bahwa memiliki asisten digital pribadi untuk memberikan saran mengenai segala kebutuhan belanja mereka akan memberikan dampak positif. 2. Mode generatif

Akankah tren fesyen masa depan ditentukan oleh AI atau justru diciptakan oleh tangan manusia pada tahun 2030?

Tampaknya pada tahun 2030-an, 6 dari 10 responden akan menjalani operasi plastik berdasarkan standar kecantikan AI. 3. Makhluk hidup

Film yang dikloning AI secara umum – 68 persen mengharapkan fitur kloning AI menjadi bagian dari cerita mereka.

AI mengurangi ketidakpastian dengan mensimulasikan segala sesuatu dalam kehidupan sehari-hari, dan 50 persen orang percaya bahwa mereka akan melakukan simulasi pernikahan mereka untuk perubahan atau perceraian di masa depan.

5. Nenek moyang terprogram

AI diharapkan dapat mengurangi beban orang tua. Namun, kekhawatiran mengenai hilangnya empati manusia masih tinggi, dengan 74 persen responden percaya bahwa asisten AI di penitipan anak akan meningkatkan kemampuan teknis mereka namun mengurangi kecerdasan kreatif dan emosional mereka.

6. Didorong oleh AI

Teknologi AI publik dapat meningkatkan kehidupan masyarakat. Namun, teknologi AI milik perusahaan besar mungkin menghadapi hal ini.

Sekitar 72 persen masyarakat meyakini teknologi AI yang dimiliki perusahaan akan lebih unggul dibandingkan teknologi AI yang digunakan masyarakat pada umumnya.

AI dapat meningkatkan hasil kerja, namun juga dapat menghilangkan makna pekerjaan. Hal ini karena 67 persen responden percaya bahwa AI penting untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.

8. Ketidakakuratan Data

Regulasi atau kebebasan informasi bergantung pada siapa yang mengontrol masa depan informasi konsumen. 75 persen yakin peraturan baru ini akan memungkinkan warga untuk memilih tidak ikut serta.

9. AI di luar kendali

Ketika AI yang saling terhubung mulai menjadi agenda, 59 persen berpendapat akan sulit untuk mengidentifikasi AI di masa depan.

10. Pemilik Utama

Akankah Connected AI Keys Melindungi Privasi atau Meningkatkan Konektivitas di Era Digital? 7 dari 10 orang tidak perlu mengklik tombol, menggesek ID, atau mengingat login karena AI akan menanganinya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *