Fri. Sep 20th, 2024

2 Bank Belum Penuhi Ketentuan Free Float, BEI: Tinggal Tunggu Eksekusi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat suara terhadap emiten yang tidak mematuhi ketentuan saham mengambang bebas. Di tahun Ada sejumlah emiten yang baru akan mematuhi ketentuan free float hingga awal April 2024, sedangkan batas waktu pemenuhan ketentuan tersebut adalah akhir Desember 2023.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI 1 Gedey Nyoman Yetna mengatakan, langkah awal yang dilakukan bursa adalah menempatkan emiten-emiten tersebut di dewan pengawasan khusus.

Namun banyak saham seperti PT Bank Mapion Indonesia Tbk (BMAS) dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang tidak memenuhi aturan free float dan tidak masuk dalam dewan pengawas khusus.

Saat menyebutkan nama emiten tertentu, Newman mengatakan emiten yang belum mematuhi aturan free float berkomitmen untuk mematuhi aturan tersebut. Menurut Nyoman, pihaknya sedang mengembangkan fungsi tersebut.

“Beberapa situasi sedang kita pantau, perusahaan berkomitmen untuk menerapkan free float. Jadi terkait dengan pemegang saham dan kita sudah punya rencana, kita tunggu saja implementasinya,” kata Newman saat ditemui di gedung bursa tersebut. Selasa (2). /4/2024).

Menurut informasi RTI, pemegang saham BMAS saat ini antara lain kasikorn Vision Financial Company Pte. Ltd dengan kepemilikan saham sebesar 81,10 persen. Kemudian PT Alim Investindo 13,89 persen, Kasikornbank Public Company Limited 2,45 persen, PT Kasikorn Vision Financial Indonesia 1,00 persen. Direksi Endah Winarni dan Iis Herjati masing-masing 0,00 persen. Sisanya sebesar 1,5 persen dimiliki oleh pemerintah kota.

Sedangkan mayoritas atau 98,71 persen saham BNLI dibatasi oleh Bangkok Bank Public Company Limited. Kemudian sisanya menjadi milik umum.

“Kalau komitmennya sudah jelas, misalnya bisnis didirikan di RUPS, kita beri kesempatan. Kita tunggu saja masa pelaksanaannya,” kata Newman.

 

Dalam upaya meningkatkan penyetoran saham, BEI telah menetapkan persyaratan bagi perusahaan tercatat dalam Peraturan Alternatif Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat (Peraturan Nomor I-A). Berdasarkan peraturan tersebut, emiten harus memenuhi persyaratan minimum free float dan jumlah pemegang saham.

Berdasarkan peraturan no. I-A yang dimaksud dengan saham mengambang bebas adalah saham yang dimiliki oleh kurang dari 5% dari seluruh pemegang saham terdaftar, bukan pengawas dan afiliasi perusahaan, serta tidak dimiliki oleh anggota atau anggota dewan komisaris. Dewan direksi, dan bukan saham yang dibeli oleh perusahaan.

Sebelumnya, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) menyatakan pengalihan saham treasuri dilakukan melalui private penempatan. Pemindahan tersebut terjadi pada Pada 28 Maret 2024, perseroan mampu membeli kembali sebanyak 27.147.900 lembar saham treasury.

Saham yang dialihkan tersebut merupakan sisa saham yang diperoleh perseroan pada tanggal 2 September – 1 Desember 2015.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk Niko Chandra mengatakan harga jual Rp 2.950 per saham merupakan harga penutupan sehari sebelum transaksi.

Jika harganya tidak lebih rendah dari Rp 1.578 per saham, maka harga penutupan rata-rata selama 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan.

“Saat saham treasuri perseroan dialihkan pada 28 Maret 2024, perseroan masih memiliki 6.302.000 lembar saham yang dibeli perseroan pada 17 Maret 2024 hingga 16 Juni 2020,” ujarnya. Penyingkapan. Sekuritas Indonesia (BEI), Selasa (2/4/2024).

Penerima pengalihan saham treasury adalah PT BNI Sekuritas (BNIS). BNIS merupakan pembeli yang terasosiasi dengan perusahaan.

Sebab, BNIS merupakan pemegang saham pengendali langsung maupun tidak langsung perusahaan tersebut, yakni Republik Indonesia. Pembelinya merupakan anggota bursa (AB) yang mempunyai kegiatan usaha yang salah satunya memperdagangkan surat berharga sesuai ketentuan terkait.

Sebelumnya, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) membukukan penurunan laba sebesar 51,4% pada tahun 2023. Hal ini diperlambat oleh harga batu bara.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tibik, Farida Tamrin menjelaskan, salah satu penyebab turunnya laba tahun lalu karena penyesuaian harga batu bara dan fluktuasi pasar. Harga rata-rata batubara ICI-3 telah mengalami penyesuaian sekitar 34% dari Januari hingga Desember 2022 dari USD 127,8 per ton menjadi USD 84,8 per ton secara tahunan.

Sementara itu, harga komoditas termasuk royalti, angkutan kereta api, dan jasa pertambangan mengalami kenaikan.

“Jadi khusus ICI-3 penurunannya hampir 34 persen. Kedua, dari segi biaya. Hampir sama dengan biaya yang dikeluarkan pada tahun 2023 dan 2022. Pertama, komponen biaya yang timbul dari royalti, kedua dari transportasi. Dan pertambangan,” ujarnya. Dia menambahkan.

Namun, kuartal keempat tahun 2023 menunjukkan penurunan klaim biaya secara kuartalan. Jadi dengan efisiensi harga, perusahaan diharapkan bisa meningkatkan laba meski harga batu bara sedang turun. Di tahun Pada tahun 2023, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 38,49 triliun. Pendapatan ini turun 9,75% dari Rp 42,65 pada tahun 2022.

Berdasarkan kinerja tersebut, perusahaan akan menghasilkan laba sebesar $6,1 triliun bagi pemilik entitas induk pada tahun 2023. Laba tersebut turun 51,42% dibandingkan laba tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp 12,57 triliun.

Pada sesi pertama, harga saham PTBA naik 1,41 persen menjadi Rp 2.880 per saham. Harga saham PTBA dibuka pada Rp 2.840 per saham. Harga saham PTBA tertinggi Rp 2.900 dan terendah Rp 2.810 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 5.563 kali dengan volume perdagangan 216.391 lembar saham. Nilai transaksi Rp 62,1 miliar. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *