Thu. Sep 19th, 2024

29 Maret 1999: Gempa Dahsyat 40 Detik Guncang Chamoli India, 100 Orang Tewas dan 90 % Rumah Hancur

matthewgenovesesongstudies.com, Chamoli – Tepat hari ini, 25 tahun lalu, sebuah peristiwa kelam dan menyedihkan terjadi. Gempa tersebut menewaskan sedikitnya 100 orang dan merusak sekitar 90 persen rumah di Chamoli, India.

Gempa dahsyat ini berlangsung selama 40 detik dan berkekuatan 6,8. Menurut Departemen Seismologi India, gempa bumi melanda zona panas seismik di India utara pada Senin pagi, 29 Maret 1999.

Bencana gempa alam ini dirasakan di banyak wilayah di India bagian utara, seperti Nepal bagian barat dan Tiongkok bagian selatan.

Sekitar 25 menit setelah gempa pertama, serangkaian gempa susulan mengguncang lanskap India bagian utara. Gempa susulan ini berlanjut selama sekitar dua bulan, menambah ketakutan dan kerusakan yang telah terjadi sebelumnya.

Laporan Jaringan Bantuan Jumat (29/03/2024) Distrik Chamoli dan Rudraprayag di Uttar Pradesh, India terkena dampak paling parah akibat gempa tersebut. Di distrik Shamoli, 90 persen rumah hancur dan sedikitnya 100 orang tewas dan banyak yang luka-luka.

Reuters melaporkan bahwa paramiliter telah mendirikan tenda di Shamoli untuk menyediakan tempat berlindung dan bantuan medis bagi para korban gempa. Makanan dan obat-obatan juga dibagikan.

Langkah-langkah ini penting untuk memastikan bahwa para korban bencana gempa bumi di India menerima perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan.

Laporan kerusakan dan korban jiwa akibat gempa tertunda karena lokasi daerah yang terpencil dan terbatasnya jaringan komunikasi, yang juga terganggu oleh bencana tersebut.

Masalah ini diperparah dengan cuaca buruk.

Untuk membantu, tiga helikopter militer dan satu helikopter pemerintah negara bagian terbang ke distrik tersebut tak lama setelah matahari terbit untuk mulai mengevakuasi orang-orang yang terluka parah.

Sementara itu, pemerintah India telah mengirimkan dua menteri untuk menilai situasi dan memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada para korban gempa.

Anggota ACT (Action bi Churches Together) atau organisasi kemanusiaan yang didukung Church Auxiliary for Social Action (CASA) kemudian menghubungi lembaga mitra lokal mereka di wilayah tersebut dan melakukan survei.

Namun mengingat wilayahnya yang bergunung-gunung dan akses yang relatif sulit, diperkirakan dibutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk mencapainya.

Namun sementara itu, CASA, berdasarkan penilaian kebutuhan cepat dan setelah berkonsultasi dengan organisasi mitranya, telah memutuskan untuk mendistribusikan paket bantuan dan tempat perlindungan kepada korban gempa bumi yang teridentifikasi.

Pemerintah memberikan bantuan kepada korban gempa dengan rincian sebagai berikut:

Terpal: 1000 lembar berukuran 15′ x 20′ atau 4,6m x 6,1m.

Mengingat besarnya kerusakan bangunan tempat tinggal, maka perlu adanya penyediaan tempat tinggal sementara bagi para korban yang rumahnya rusak parah akibat gempa.

Unit bantuan: 1.000 unit telah didistribusikan.

Satu set aksesoris terdiri dari sari (pakaian wanita); satu set piyama kurta (pakaian pria) dan 3 buah selimut yang diperuntukkan bagi kelompok paling rentan yaitu perempuan dan anak-anak, sangat berguna mengingat cuaca buruk yang sedang terjadi.

Proses perolehan dan pengumpulan bantuan telah dimulai dan tim pertama personel CASA beserta bantuan tahap pertama dikerahkan ke lokasi tersebut pada Rabu (31/3/1999) pagi.

Semua langkah tersebut diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan bantuan kepada korban gempa secepat mungkin dan membantu mereka pulih dari dampak bencana alam tersebut.

Berdasarkan penilaian terhadap keadaan aktual di lapangan, CASA (Churches Auxiliary for Social Action) mengambil keputusan mengenai penyaluran bantuan berupa makanan kering (persediaan makanan yang tahan lama dan tidak memerlukan pendinginan atau pengolahan lebih lanjut). .

Setiap bungkus makanan kering terdiri dari sebungkus beras, kacang-kacangan, minyak goreng, bumbu masak, lilin dan korek api.

Jatah kering ini seharusnya cukup untuk memberikan bantuan kepada korban gempa selama 10 hari.

Keputusan ini diambil setelah melakukan penilaian langsung terhadap kebutuhan dan kondisi di lokasi bencana. Bantuan makanan kering ini penting karena dapat memberikan makanan dan kebutuhan pokok lainnya kepada para korban yang kesulitan mengakses sumber makanan dan minuman di lingkungannya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *