Wed. Sep 25th, 2024

3 Faktor Kunci yang Punya Dampak Besar Cegah Stunting

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Kajian ilmiah Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) mengidentifikasi faktor-faktor pencegahan stunting di Indonesia. Berdasarkan hasil tinjauan sistematis, terdapat tiga faktor kunci yang berdampak besar dalam mencegah sembelit kronis.

Tiga unsur yang dimaksud adalah: penurunan anemia (melalui skrining, optimalisasi intervensi dengan pil suplemen darah dan nutrisi lainnya); peningkatan akses dan kualitas sanitasi dan air minum bersih; dan meningkatkan kualitas pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC).

Tim Peneliti Kedokteran Komunitas FKUI yang dipimpin oleh dr Ray Vagiu Basrovi menceritakan hal tersebut kepada dr Levina Chandra Kho dan Ir Vahyu Handayani.

Studi yang dilakukan tim FKI menemukan hasil yang konsisten dari serangkaian penelitian berskala besar tentang anemia pada ibu.

“Oleh karena itu intervensi skrining anemia di masyarakat, posandu dan puskesmas, optimalisasi asupan zat besi, tablet suplemen darah serta asupan gizi protein dan sumber zat besi harus menjadi intervensi prioritas bagi ibu hamil agar skandal tersebut dapat dihindari secara berkelanjutan” jelasnya. . Sinar

Pada poin nomor dua, mengenai kualitas layanan air bersih dan sanitasi, studi literatur dan analisis data keluarga oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan adanya risiko stunting.

Dari studi literatur, FKI mengungkapkan kualitas air minum dan kebersihan lingkungan rumah yang buruk meningkatkan risiko stunting hampir 1,5 kali lipat.

“Kondisi sanitasi yang buruk membuat anak-anak lebih rentan terhadap infeksi seperti diare, yang menghambat penyerapan nutrisi dan memperburuk gizi buruk. Oleh karena itu, akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai sangat penting agar anak-anak tumbuh sehat dan stunting,” kata Direktur Eksekutif FKI. Profesor Neela F Molock.

Dari temuan di atas, FKI menyoroti bahwa mengatasi stunting di Indonesia bukan hanya soal gizi saja.

“Studi FKI ini menemukan bahwa pencegahan stunting tidak hanya fokus pada intervensi gizi,” kata Neela.

Stunting adalah suatu kondisi dimana anak tumbuh di bawah standar usianya akibat kekurangan gizi kronis. Permasalahan ini bukan hanya disebabkan oleh pola makan yang buruk, namun juga karena lingkungan hidup yang tidak sehat. Di Indonesia, stunting telah menjadi masalah kesehatan yang serius.

Statistik Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 21,6% anak di bawah usia lima tahun masih menderita stunting. Kondisi ini tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak jangka panjang pada perkembangan kognitif, prestasi akademik, dan produktivitas ekonomi di masa depan.

Nila Molok mengajak kita semua untuk memperkuat kolaborasi lintas sektoral untuk memastikan setiap anak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai, terutama di daerah terpencil.

Nila berharap temuan ini dapat mendorong pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta untuk mempercepat implementasi kebijakan dan program yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi sanitasi di seluruh Indonesia.

Studi ini menyoroti pentingnya akses terhadap air bersih dan air minum, serta sanitasi yang memadai, sebagai bagian dari solusi komprehensif untuk mengatasi stunting di negara ini. Selain itu, optimalisasi skrining dan pencegahan anemia juga penting dilakukan, misalnya melalui pemberian suplemen zat besi dan asupan nutrisi kaya protein dan zat besi.

“Melalui upaya terpadu ini, kami berharap dapat melihat hasil yang signifikan dalam mengurangi prevalensi stenting sehingga generasi mendatang dapat tumbuh lebih sehat dan produktif,” tutup Neela.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *