Thu. Sep 19th, 2024

3 Kelompok Masyarakat Ini Rentan Alami Masalah Kesehatan Saat Cuaca Panas

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Cuaca panas dapat berdampak buruk bagi kesehatan kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak. Dokter spesialis penyakit dalam RSUPN Cipto Mangunkusumo dr Faisal Parlindungan Sp.PD mengatakan, hal ini berkaitan dengan dehidrasi.

Menurut Facial, dehidrasi ditandai dengan beberapa gejala.

“Dehidrasi ditandai dengan rasa haus, kulit kering dan panas, keringat berlebih, pucat, rasa berdebar-debar atau detak jantung cepat, kram pada kaki atau perut, urine kecil dan berwarna gelap, dan jika tidak ditangani, komplikasi tersebut dapat menyebabkan hal tersebut. syok hipovolemik,” kata Faisal, Jumat (3/5), dilansir ANTARA.

Cuaca panas, kata Faisal, dapat menyebabkan heatstroke atau serangan panas pada kelompok rentan. Ia menjelaskan, heatstroke merupakan kondisi medis darurat yang terjadi ketika suhu tubuh meningkat di atas 40 derajat Celcius.

Gejala sengatan panas meliputi kebingungan, kejang, dan kehilangan kesadaran.

Paparan panas yang berkepanjangan pada orang yang rentan juga dapat merusak organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak.

Pada orang lanjut usia, kemampuan tubuh dalam mengatur suhu inti akan menurun seiring bertambahnya usia. Orang lanjut usia dengan penyakit penyerta seperti penyakit jantung, diabetes, dan penyakit ginjal juga dapat memperburuk efek dehidrasi dan panas.

Sedangkan ibu hamil dengan komplikasi kehamilan sebaiknya mencukupi kebutuhan cairannya agar terhindar dari dehidrasi.

“Ibu hamil dengan komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia, lebih rentan terkena efek panas. “Ibu hamil membutuhkan lebih banyak cairan untuk mendukung perkembangan janin dan meningkatkan volume darah serta mencegah dehidrasi,” ujarnya.

 

 

Cuaca yang sangat panas, kata Faisal, juga dapat mempengaruhi kesehatan anak. Pasalnya, anak-anak memiliki rasio luas permukaan tubuh terhadap berat badan yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa, sehingga mereka akan lebih mudah kehilangan cairan saat cuaca panas dan mengalami dehidrasi.

Anak-anak dengan penyakit kronis seperti asma juga rentan terhadap pengaruh panas dan kondisi cuaca buruk.

 

Faisal juga mengingatkan agar masyarakat yang berisiko tinggi mengalami dehidrasi, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak, harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi kopi, terutama di iklim panas.

“Kopi dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil dan menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak cairan. “Dehidrasi akibat kopi mungkin tidak langsung terasa karena efek diuretiknya lebih halus dibandingkan dehidrasi akibat diare atau muntah,” jelas Faisal.

Untuk menghindari dehidrasi, dianjurkan minum air putih minimal 8 gelas atau dua liter per hari. Buah dan sayur seperti semangka, melon, bayam, dan mentimun dapat dikonsumsi untuk mengisi kembali cairan tubuh.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *