Sun. Sep 29th, 2024

3 Mahasiswi ITB Jadi Wakil Indonesia di London, Boyong Teknologi Atasi Rambut Rontok

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Sa Clara Senagan, Priscilla A. Naptopulu dan Sakya Fabrand merupakan tiga mahasiswa ITB yang tergabung dalam Tim Maya yang berhak mewakili Indonesia di L’Oreal Brainstorm 2024 Global Finals. Kompetisi tersebut rencananya akan digelar di London, Inggris pada Juni 2024.

Saat diumumkan sebagai pemenang tingkat nasional, Clara mengaku terdiam. “Ini adalah tahun kedua kami berpartisipasi dalam Laurel Brainstorm. Tahun lalu kita ikut dan masuk final nasional, tapi kita bukan pemenangnya,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta Selatan, Kamis, 4 April 2024.

Tahun ini, total pendaftar berjumlah 5.600 orang, yang kemudian dipersempit menjadi 10 finalis melalui serangkaian proses peradilan. Kesepuluh finalis kemudian mempresentasikan inovasinya secara langsung kepada para juri pada 27 Maret 2024.

Tema L’Oreal Brandstorm tahun ini adalah “Reinventing the future of professional beauty through technology”. Hal ini menantang setiap tim untuk menciptakan inovasi berbasis teknologi guna menawarkan solusi dan pengalaman baru kepada pelanggan di industri rambut dan kecantikan.

Berkaitan dengan hal tersebut, tim Maya memperkenalkan FolliGenix sebagai solusi rambut rontok. Priscilla mengatakan timnya memutuskan untuk mengembangkan perangkat tersebut setelah menemukan bahwa rambut rontok adalah masalah utama, menurut data dari penelitian mereka. Rumusan masalah menjadi lebih kuat setelah mereka mewawancarai pelanggan salon dan profesional salon secara bolak-balik.

“Kami juga mendapat bantuan dari para mentor, salah satunya adalah mantan karyawan Loral, serta pakar dari universitas kami,” tambah Sakya. Priscilla menambahkan bahwa mereka menghabiskan waktu tiga bulan untuk mengembangkan desain teknologi untuk solusi rambut rontok.

Clara menjelaskan. “Perangkat FolliGenix dilengkapi dengan teknologi ultrasound dan nanoteknologi untuk mengoptimalkan penyerapan serum sesuai dengan kondisi folikel rambut pengguna, tanpa memerlukan prosedur medis yang invasif.”

Dalam produksinya, lanjutnya, selain pengembangan perangkat berbasis teknologi tersebut, L’Oreal juga menekankan prinsip lain. “Kami mengambil pendekatan berkelanjutan dengan merancang FolliGenix menggunakan bahan karet daur ulang,” ujarnya.

Chief Human Resources Officer L’Oreal Indonesia Yanita Oktura yang menjadi salah satu juri final nasional mengatakan, pihaknya sangat terkesan dengan penampilan Tim Maya. “Risetnya sangat kuat, mereka (melihat) apa yang diinginkan konsumen, mereka memahami semangat profesional (melalui wawancara) dengan ahli salon dan penata rambut,” ujarnya.

“Hal ini terutama terlihat dalam tawaran mereka,” menurut “Enita”. “Implementasi dan rencana bisnisnya realistis, teknologinya juga tidak dirancang, sehingga realitas dan ide seimbang.”

Head of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability L’Oréal Indonesia, Melanie Masriel, melanjutkan, pihaknya juga menyoroti kreativitas dan individualitas yang sangat dicari konsumennya saat ini. “Ini juga menjadi poin penting bagi pemenang,” ujarnya.

Sebelum mengikuti L’Oreal Brainstorm 2024 International Finals, Team Maya akan mengikuti serangkaian sesi pelatihan dan mentoring yang dilakukan oleh tim L’Oreal Indonesia dan ahli di bidangnya. Mereka akan bersaing dengan 41 tim dari seluruh dunia untuk memperebutkan juara pertama kompetisi tahunan tersebut.

Para finalis juga bersaing untuk mendapatkan kesempatan menjalani misi magang internasional selama tiga bulan di kantor pusat L’Oreal di Paris, Prancis. Yanita berkata: “Harapannya besar (tim Maya) bisa menang. Sebelumnya, sudah ada tiga perwakilan dari Indonesia yang berhasil memenangkan L’Oreal Brainstorm.”

Diselenggarakan secara global pada tahun 1992, acara ini bertujuan untuk membentuk pemikiran, menjadi wadah pengembangan diri, serta sebagai langkah awal karir peserta yang totalnya mencapai 700 ribu. “Indonesia telah berpartisipasi sejak tahun 2009,” ujarnya .

“L’Oreal Brandstorm lebih dari sekedar kompetisi karena mempertemukan talenta muda Indonesia dengan kebutuhan bisnis yang terus berkembang,” kata Yenita. “Talenta muda Indonesia dapat dikembangkan melalui keterampilan teknis dan soft skill yang mempersiapkan dan membekali mereka untuk menghadapi tantangan industri di masa depan.”

Melanie menegaskan, para finalis di pihaknya tidak wajib mempresentasikan produk akhir, sehingga presentasi FolliGenix masih berupa mockup. Teknologi yang dihadirkan belum tentu “dibeli” oleh L’Oreal, namun bisa dikembangkan oleh masing-masing tim setelah mendapat bimbingan dan masukan dari pakar perusahaan kecantikan tersebut.

“Sebagai perusahaan kecantikan berbasis teknologi dan inovasi, kami ingin menawarkan pengalaman kecantikan yang lebih personal, kreatif, inklusif, dan bertanggung jawab,” kata Junaid Murtaza, Presiden L’Oreal Indonesia.

“Sebagai industri yang berkembang sangat pesat dan memiliki potensi besar, teknologi sudah menjadi kebutuhan dalam industri kecantikan tata rambut untuk menjawab kebutuhan konsumen yang menuntut personalisasi,” tambahnya.

Misalnya, potensi nilai industri salon profesional mencapai Rp 11 triliun, dengan 100.000 salon dan 5.000 salon rambut tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, industri kecantikan hairdressing membutuhkan teknologi untuk membantu konsumen melakukan perawatan di rumah sehingga dapat memaksimalkan hasil perawatan di salon.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *