Fri. Sep 20th, 2024

3 Mitos Bayi Tabung atau IVF Paling Sering Didengar Dokter, Ini Fakta Sesungguhnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) merupakan salah satu cara bagi pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil secara alami untuk memiliki keturunan. Bayi tabung merupakan salah satu metode pembuahan pada pasangan dengan gangguan kesuburan, dimana sperma dan sel telur digabungkan di luar tubuh manusia.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak pasangan yang berjuang untuk hamil telah mencoba metode ini. Namun masih banyak mitos mengenai bayi tabung atau bayi tabung. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Fertilitas, dan Konsultan Endokrinologi Reproduksi Upik Anggraheni mengungkap tiga mitos yang paling sering didengar pasien tentang bayi tabung.

Mitos 1: Bayi IVF harus dilahirkan melalui operasi caesar

Upik mengatakan hal itu tidak benar. Semua bayi dari kehamilan IVF tidak boleh dilahirkan melalui operasi caesar.

“Jika tidak ada kelainan atau masalah apa pun, Anda bisa melahirkan normal. Dokter akan memberi tahu pasien tentang risiko saat melahirkan,” kata Upik.

2. anak pertama melalui tabung reaksi, anak kedua harus menjadi bayi tabung

Padahal, jika anak pertama didapat melalui program bayi tabung, belum tentu anak kedua akan didapat dengan cara yang sama.

“Saat ini banyak pasangan muda yang memilih bayi tabung langsung agar cepat hamil. Setelah melahirkan, mereka melupakan alat kontrasepsi, lalu bisa hamil secara alami. Itu sangat mungkin terjadi,” kata dokter jebolan Fakultas Kedokteran ini. dari Universitas Indonesia. .

Selain itu, pasien dengan riwayat PCOS akan lebih mudah hamil jika kehamilannya berhasil. Artinya kehamilan alami bisa terjadi.

Ada yang mengatakan bayi IVF dilahirkan cacat dan sakit. Upik dengan tegas membantahnya.

“Bayi hasil bayi tabung dan bayi lahiran hasilnya sama. Tergantung genetik orang tuanya, sama-sama berasal dari sel germinal ayah dan ibu ya,” ujarnya.

 

Upik mengatakan masih banyak mitos mengenai bayi tabung di masyarakat. Jika pasangan berencana melakukan bayi tabung, namun ragu dengan mitos yang ada saat ini, segera konsultasikan ke dokter.

“Jika mendengar mitos bayi tabung lainnya, bisa ditanyakan langsung ke dokter yang merawat,” ujar perempuan yang sehari-hari berpraktik di RS Pondok Indah – pusat bayi tabung di Jakarta ini.

Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) merupakan salah satu metode pembuahan pada pasangan penderita gangguan kesuburan dengan cara menggabungkan sel telur dan sperma di luar tubuh manusia.

Setelah pembuahan, 1-3 embrio ditanamkan kembali ke dalam rahim ibu hamil.

Prosedur bayi tabung dilakukan bagi pasangan yang memiliki sejumlah masalah kesuburan, antara lain:

– Faktor sperma 

– Obstruksi kedua saluran tuba

– Endometriosis

– Pelanggaran pematangan sel telur

– Hal-hal yang tidak dapat dijelaskan atau tidak dapat dijelaskan

Program bayi tabung dapat dilakukan bagi wanita di bawah usia 46 tahun. Namun, ada beberapa kasus dimana wanita berusia 48 tahun ingin memiliki anak dan sukses.

Di seluruh dunia, tingkat keberhasilan program bayi tabung pada perempuan di bawah 35 tahun adalah 44,45 persen. Kemudian usia 35-37 tahun mencapai 32,4 persen. Sedangkan tingkat keberhasilan bayi tabung di bawah usia 35 tahun pada program bayi tabung di RSPI Indonesia pada tahun 2023 adalah 39,7 persen. Kemudian mencapai 36,8 persen pada usia 35-37 persen.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *