Mon. Sep 30th, 2024

3 Negara Ini Sumbang Surplus Perdagangan untuk Indonesia pada April 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 mengalami surplus terbesar di antara ketiga negara mitra.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan neraca perdagangan Indonesia surplus dengan India sebesar $1,461 miliar, Amerika Serikat sebesar $1,09 miliar, dan Filipina sebesar $699 juta.

Surplus terbesar yang diperoleh India berasal dari bahan bakar fosil, lemak dan minyak hewani atau nabati, logam mulia, dan perhiasan atau permata, ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (15/05/2024).

Pada saat yang sama, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan yang besar dengan ketiga negara mitranya. Antara lain Australia defisit $0,44 miliar, Brazil defisit $0,39 miliar, dan Thailand defisit $0,16 miliar. 

“Defisit terbesar Australia disebabkan oleh bahan bakar fosil, besi, abu, dan biji-bijian,” kata Pudji.

Selain itu, BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali surplus sebesar $3,56 miliar pada April 2024. Hal ini membuat neraca perdagangan Indonesia terus mengalami surplus selama 48 bulan berturut-turut atau empat tahun terakhir.

Namun surplus April 2024 lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu, kata Puđi.

 

 

Dia mengatakan, surplus perdagangan pada April 2024 disebabkan nilai ekspor masih lebih tinggi dibandingkan impor. Tercatat, nilai ekspor Indonesia mencapai $19,62 miliar, sedangkan impor sebesar $16,06 miliar.

Neraca perdagangan per April 2024 ditopang oleh barang-barang nonmigas sebesar $5,17 miliar.  Sedangkan produk utama penyumbang surplus adalah minyak mineral (HS27), lemak dan minyak hewani atau nabati (HS15), disusul besi dan baja (HS72).

“Neraca perdagangan nonmigas pada April 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu,” kata Puđi.

Sementara perdagangan migas mencatat defisit sebesar $1,61 miliar. Komoditas yang berkontribusi terhadap kekurangan ini adalah minyak dan minyak mentah. 

 

Wartawan: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sebesar $3,56 miliar pada April 2024. Angka tersebut memperpanjang rekor neraca perdagangan Indonesia selama 4 tahun berturut-turut.

Deputi Direktur Statistik Distribusi dan Jasa BPS Puji Ismartini mengatakan, angka kumulatifnya turun 1,02 miliar dolar AS dibandingkan Maret 2024. Tak hanya sebulan, angka kumulatifnya juga turun dibandingkan April 2023.

“Pada April 2024, neraca perdagangan tercatat lebih dari $3,56 miliar atau turun $1,02 miliar per bulan,” kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/05/2024).

Oleh karena itu, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 48 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 atau 4 tahun berturut-turut. Namun surplus April 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu, jelasnya.

Merujuk data, nilai neraca perdagangan Indonesia dibandingkan Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 1,02 miliar dolar, dan dibandingkan April 2023 mengalami penurunan sebesar 380 juta dolar.

Ia mencatat, surplus perdagangan April 2024 ditopang oleh surplus barang nonmigas sebesar US$5,17 miliar.

Komoditas utama penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral atau HS 27, lemak hewani atau minyak nabati atau HS 15, serta besi dan baja atau HS 72.

“Neraca perdagangan migas pada April 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu,” ujarnya.

“Pada saat yang sama, neraca perdagangan migas mencatat defisit sebesar $1,61 miliar yang berkontribusi terhadap defisit minyak dan minyak mentah.

“Defisit perdagangan migas pada April 2024 lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu,” tegasnya.

 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia mengalami penurunan pada April 2024. Ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 12,97 persen dibandingkan Maret 2024 atau year-on-month.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Puji Ismartini mengatakan nilai ekspor Indonesia mencapai $19,62 miliar pada April 2024. 

“Pada April 2024 nilai ekspor mencapai $19,62 miliar atau turun 12,97 persen dibandingkan Maret 2024,” kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/05/2024).

Dijelaskannya, nilai ekspor minyak dan gas bumi (migas) meningkat 5,03 persen menjadi 1,35 miliar dolar. Sedangkan nilai ekspor migas mengalami penurunan sebesar 14,06 persen menjadi senilai $18,27 miliar.

Puji mencatat, penurunan kinerja ekspor Indonesia disebabkan oleh penurunan ekspor migas. Aset yang paling berpengaruh adalah kategori logam mulia dan perhiasan atau permata.

“Penurunan ekspor bulanan bulan April disebabkan oleh penurunan ekspor selain migas, khususnya logam mulia dan perhiasan atau permata yaitu HS 71 yang memberikan kontribusi penurunan sebesar 2,21 persen,” ujarnya.

Kemudian, mesin dan peralatan listrik beserta bagian-bagiannya atau HS 85 menyumbang penurunan sebesar 1,44 persen. Dan mobil beserta bagiannya atau HS 87 makanya diturunkan 0,77%, lanjutnya.

Sedangkan peningkatan ekspor migas didorong oleh peningkatan ekspor gas dengan kontribusi sebesar 0,80 persen. 

Meski secara bulanan mengalami penurunan, namun ekspor Indonesia pada April 2024 meningkat dibandingkan April 2023. Puji mencatat kenaikannya kecil yakni 1,72 persen.

Kemudian secara tahunan nilai ekspor pada April 2024 mengalami kenaikan sebesar 1,72 persen, ujarnya.

Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan ekspor nonmigas khususnya logam mulia dan perhiasan atau permata atau HS 71, produk besi dan baja HS 73 serta nikel dan barang-barangnya atau HS 75, kata Puji.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *