Mon. Sep 16th, 2024

3 Tips Makan Daging Kurban Idul Adha Tanpa Takut Hipertensi dan Asam Urat, Caranya Gampang Banget

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pada Idul Adha 1445H, masyarakat bisa menikmati daging kurban segar dari daerahnya.

Daging kurban seperti daging sapi, domba atau kambing merupakan salah satu jenis daging merah yang lezat, namun konsumsinya secara berlebihan dapat menimbulkan risiko kesehatan. Pakar kesehatan Dicky Budiman menyarankan masyarakat untuk tidak mengonsumsi daging kurban dalam jumlah berlebihan.

Ingatlah bahwa banyak mengonsumsi daging, terutama daging merah seperti daging sapi, kambing, dapat membawa beberapa risiko kesehatan, kata Dicky Health kepada matthewgenovesesongstudies.com melalui pesan suara, tulisannya, Senin, 17 Juni 2024.

Dicky menjelaskan, mengonsumsi daging merah dalam jumlah banyak, terutama bagi mereka yang sudah memiliki gangguan kesehatan atau penyakit penyerta seperti kolesterol tinggi dan gangguan metabolisme, bisa berbahaya.

“Daging merah dari daging sapi dan kambing mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti hipertensi,” ujarnya.

Artinya akan sangat serius bagi orang yang memiliki masalah ini, misalnya penderita hipertensi atau penyakit jantung, tambah ahli epidemiologi dari Griffith University di Australia tersebut. 

Simak tips dan cara makan daging kurban berikut ini agar tetap sehat, aman, dan mencegah hipertensi.

Kabar baiknya, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Jika daging kurban dikonsumsi dalam batas, secukupnya, dan tidak berlebihan, maka tidak ada masalah. Apalagi jika orang tersebut jarang mengonsumsi daging merah.

“Kalau masyarakat hanya mengonsumsinya setahun sekali atau hanya beberapa kali dalam setahun, tidak masalah,” kata Dicky.

Sebaliknya, jika dikonsumsi secara berlebihan dan terlalu sering, dapat timbul risiko lain yaitu asam urat. “Hati-hati dengan kadar asam urat tinggi,” ujarnya.

 Dicky Budiman memberikan pesan penting kepada masyarakat penerima porsi daging kurban. Ia menegaskan, konsumsinya harus dilakukan dalam batas wajar dan dengan cara memasak yang lebih sehat.

“Saya sarankan memasak dengan cara yang sehat seperti memanggang atau merebus, bukan menggoreng, dan pastikan dagingnya matang sempurna,” kata Dicky.

Selain cara memasak, Dicky juga menekankan pentingnya memperhatikan cara mengonsumsi daging. Ia menyarankan konsumsi daging sebaiknya diimbangi dengan sayur dan buah.

“Jangan hanya makan daging, imbangi dengan buah dan sayur. Perbanyak minum air putih, hindari minuman dengan kandungan gula tinggi dan batasi asupan garam,” tambah Dicky.

Dicky juga mengingatkan kita untuk tidak mengonsumsi daging dalam jumlah banyak sekaligus. “Makan sedikit demi sedikit agar tidak mengganggu pencernaan. Usahakan tidak makan dua jam sebelum tidur,” tutupnya.

Sebagian umat Islam merayakan Idul Adha dengan menyembelih atau menyembelih hewan ternak seperti sapi dan kambing.

Menurut HM Sidik Sisdiyanto, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), persembahan merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki kedalaman spiritual. . Pengorbanan tersebut juga mempunyai nilai sosial yang tinggi.

 

Sidik menjelaskan, penyembelihan hewan ternak pada Idul Adha merupakan salah satu tanda ketaatan dan ketaqwaan seorang muslim. Berakar dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah untuk membunuh putranya Ismail AS, namun Allah menggantinya dengan seekor domba sebagai bentuk ujian keimanan dan ketaatan.

 

Tujuan melaksanakan kurban adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS dan mempererat solidaritas sosial antar umat Islam.

 

Daging dibagikan kepada keluarga, tetangga dan terutama masyarakat miskin. Menjadi sarana untuk mengurangi perbedaan sosial dan meningkatkan rasa kebersamaan dan kesadaran sosial.

Makna Kurban Secara Keseluruhan dalam Islam: Bukan Sekedar Ritual Membunuh Hewan. Sebuah pelayanan yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial. Hal ini mengajarkan umat Islam untuk selalu bersyukur dan “membunuh ego”. Korbankan diri demi kebaikan yang lebih besar dan selalu utamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *