Thu. Sep 19th, 2024

35 Calon Emiten Antre di Pipeline IPO BEI hingga 21 Juni 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat beberapa perusahaan sedang mencatatkan jalur penawaran umum perdana (IPO).

Per 21 Juni 2024, terdapat 25 perusahaan yang tercatat di Bursa. Dana hasil IPO sebesar Rp3,95 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan saat ini terdapat 35 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi barang, perusahaan menengah juga mendominasi. Sedangkan dari sisi sektor, sebagian besar berasal dari wilayah pelanggan non-siklus.

“Sejauh ini ada 35 perusahaan yang sedang dalam pipeline untuk mencatatkan saham BEI,” kata Nyoman kepada wartawan, Minggu (23/6/2024).

Merujuk POJK nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 8 perusahaan dengan aset di atas Rp250 miliar, lalu terdapat 21 perusahaan dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Sisanya 6 perusahaan memiliki aset kecil kurang dari Rp 50 miliar.

Saat ini rinciannya adalah sebagai berikut:

• 2 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 3 perusahaan dari sektor sepeda konsumen

• 11 perusahaan dari industri konsumen tidak mengalami perubahan

• 2 perusahaan dari sektor energi

• 1 perusahaan dari lembaga keuangan

• 3 perusahaan dari bidang kesehatan

• 4 perusahaan dari sektor industri

• 1 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 2 perusahaan dari sektor bangunan dan konstruksi

• 4 perusahaan dari sektor teknologi

• 2 perusahaan dari bidang logistik dan logistik

  Ikatan pipa

Sementara itu, Bursa mencatatkan 46 emisi dari 34 emiten EBUS secara berturut-turut. Saat ini telah diterbitkan 47 buku dari 31 emiten EBUS dengan jumlah kurang lebih Rp 50,3 miliar.

Berikut rincian sektor penerbitan obligasi:

• 3 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 3 perusahaan dari sektor sepeda konsumen

• 2 perusahaan dari ruang pelanggan non-siklus

• 1 perusahaan dari sektor energi

• 16 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 perusahaan dari sektor kesehatan

• 2 perusahaan dari sektor industri

• 6 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 0 perusahaan dari sektor bangunan dan konstruksi

• 1 perusahaan dari sektor teknologi

• 0 perusahaan dari bidang transportasi dan logistik

Dari sisi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue, masih ada 24 perusahaan yang menunggu keputusan.

Hingga 21 Juni 2024, terdapat 10 emiten yang telah melakukan right issue dengan total nilai Rp 30,71 triliun. Selain itu, terdapat 24 perusahaan yang masuk dalam daftar pantauan aplikasi BEI dengan rincian sebagai berikut:

• 1 perusahaan dari sektor mesin dasar

• 8 perusahaan dari bidang siklus konsumen

• 4 perusahaan dari industri konsumen tetap

• 4 perusahaan dari sektor energi

• 5 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 perusahaan dari sektor kesehatan

• 0 perusahaan dari sektor industri

• 1 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 0 perusahaan dari sektor bangunan dan konstruksi

• 0 perusahaan dari sektor teknologi

• 1 perusahaan dari bidang logistik dan logistik

 

 

Sebelumnya, Indeks Saham Perbendaharaan (IHSG) mengalami kenaikan pada 19-21 Mei 2024. Analis menilai kekuatan IHSG ditentukan oleh neraca perdagangan Mei dan suku bunga acuan yang berada di level 6,25 persen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Sabtu (22/6/2024), IHSG melonjak 2,16 persen menjadi 6.879,97 dari level pekan lalu 6.734,83. Pasar saham pun naik 2,03 persen menjadi Rp11,719 triliun dari pekan lalu Rp11,486 triliun.

Rata-rata perdagangan mingguan meningkat 0,76 persen menjadi 909 ribu pekerjaan dari minggu sebelumnya sebanyak 902 ribu penjualan. Sementara rata-rata volume perdagangan harian turun 6,67 persen menjadi 23,62 miliar lembar saham dari 25,31 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Di sisi lain, rata-rata volume perdagangan harian meningkat 43,38 persen menjadi Rp15,17 triliun dari Rp10,58 triliun pada akhir pekan lalu. Pekan ini investor asing memborong saham senilai Rp 333,5 miliar.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG pekan ini dipengaruhi nilai tukar rupiah dibandingkan dolar Amerika (AS) yang juga cenderung melemah. Sebaliknya minggu ini ada rilis data neraca perdagangan Indonesia dan suku bunga BI juga ditahan di 6,25 persen,” kata Herditya saat dihubungi matthewgenovesesongstudies.com.

Pekan depan, Herditya memperkirakan IHSG masih mampu menguat meski memutuskan dalam jangka pendek akan mulai terkoreksi dengan support di 6.736 dan resistance di 6.977.

 “Kami memperkirakan sentimen juga akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar Rupiah, harga saham dan minggu depan akan dirilis data Pertumbuhan AS triwulanan,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *