Sun. Sep 8th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyambut empat emiten baru pada Rabu (7/2/2024). Dengan demikian, pada 2024 akan ada 13 emiten baru yang tercatat di BEI.

Keempat saham emiten baru tersebut antara lain PT Topindo Solusi Komunika Tbk sebagai emiten ke-10 di BEI. Selanjutnya, PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD) menjadi emiten ke-11 dan PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) menjadi emiten ke-12 di BEI. Selain itu, PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) menjadi perusahaan ke-13 yang tercatat di BEI.

Berikut rincian pemesanan saham empat emiten tersebut: 1. PT Topindo Solusi Komunika Tbk

Perseroan menggunakan kode saham TOSK untuk mencatatkan saham di papan pengembangan BEI. Perseroan telah mencatatkan 4,37 miliar saham dengan rincian saham pendiri sebanyak 3,5 miliar saham dan penawaran umum atau IPO sebanyak 875 juta saham dengan nilai nominal Rp10 per saham. Perseroan mematok harga IPO sebesar Rp 125 per saham.

Selain itu, perusahaan mendaftarkan 262,50 juta akun. Perseroan menetapkan harga waran sebesar Rp 145 per saham dengan perbandingan 10:3. Dengan demikian, setiap pemilik 10 saham akan mendapat tiga hak memesan efek terlebih dahulu.

Perseroan mendapat dana Rp 109,37 miliar dari IPO. Sedangkan total pendapatan dari eksekusi pesanan sebesar Rp40,95 miliar.

Sekitar 40 persen dana IPO akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan sistem TI (hardware dan software). Sekitar 10 persen akan dialokasikan kepada anak perusahaan yaitu PT Topindo Niaga Nusantara (TNN)  dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan TNN untuk kebutuhan modal kerja berupa pembelian inventaris TNN untuk retail.

Kemudian sekitar 50 persen akan dialokasikan kepada anak perusahaan yaitu PT Topindo Ikon Properti (TIP) dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan TIP untuk keperluan perolehan aset berupa tanah dan bangunan, serta milik TIP. bekerja. persyaratan modal.

Sedangkan dana yang diterima perseroan melalui pelaksanaan pemesanan Seri I akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yaitu untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian persediaan, pembayaran gaji karyawan. , pengembangan sistem IT perusahaan dan biaya operasional umum perusahaan.

Perseroan menggunakan kode saham UNTD untuk mencatatkan saham di papan pengembangan BEI. Jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 6,66 miliar lembar saham, dengan rincian saham pendiri sebanyak 5 miliar lembar saham dan penawaran umum sebanyak 1,66 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp25 per lembar saham. Perseroan mematok harga IPO sebesar Rp 240 per saham.

PT Terang Dunia Internusa Tbk mendapat pendanaan baru sebesar Rp 400 miliar dari IPO.

Seluruh dana hasil IPO akan digunakan perseroan untuk modal kerja. Termasuk pengadaan bahan baku sepeda motor listrik dan E-moped, termasuk pembelian rangka, baterai, alternator, velg, multi information display (speedometer digital, GPS), sistem rem, dan suspensi.

Dalam pencatatan tersebut, perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai penjamin emisi efek tersebut.

Perseroan mencatatkan sahamnya di papan pengembangan BEI dengan simbol saham MPIX. Jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1,56 miliar lembar saham, dengan rincian saham pendiri sebanyak 1,25 miliar lembar saham dan penawaran umum sebanyak 312,50 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp20 per saham. Harga saham perdananya Rp 268 sehingga perseroan mendapat dana baru Rp 83,75 miliar dari IPO.

Selain itu, perseroan mendaftarkan pit Seri I sebanyak 156,25 juta waran dengan harga pelaksanaan Rp 850 per saham. Perseroan menghimpun Rp 132,81 miliar melalui penerbitan waran.

Sekitar 89% dana hasil IPO akan digunakan perseroan untuk membiayai modal kerja guna menunjang kegiatan operasional perseroan secara umum.

Pembiayaan yang dimaksud meliputi, namun tidak terbatas pada, pembelian inventaris produk digital, gaji karyawan, biaya pemasaran, dan sewa server. Kemudian sekitar 11 persen akan digunakan untuk belanja modal (capex) berupa renovasi hub dan sewa guna mendukung rencana jangka panjang perseroan.

Sementara itu, sekitar 44 persen dana yang diperoleh melalui penggunaan Waran Seri I akan digunakan untuk membiayai modal kerja Perseroan guna menunjang operasional Perseroan dalam bentuk pembelian persediaan. Sisanya digunakan untuk belanja modal untuk ekspansi usaha, antara lain pembelian tanah, pembangunan kantor pusat, pembelian peralatan komputer dan furniture, serta kendaraan perusahaan.

Perseroan mencatatkan saham pertamanya di pengurus BEI dengan kode saham ALII. Jumlah saham tercatat sebanyak 15,82 miliar dengan rincian saham pendiri sebanyak 12,66 miliar lembar saham dan penawaran umum saham sebanyak 3,16 miliar lembar saham. Sedangkan saham ESA sebanyak 8 juta lembar. Perseroan mematok harga perdana saham Rp 272 per saham dengan nilai nominal Rp 5 per saham.

Perseroan telah mengumpulkan dana baru sebesar Rp 860,92 miliar sejak IPO. Dana IPO tersebut akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha yakni MCT.

Dana ini akan digunakan MCT untuk membayar sebagian atau melunasi pokok hutang MCT kepada OCP Asia Fund IV (SF 1) Pte. Terbatas dan OCP Asia Fund V (SF 1) Pte. Terbatas.

Sekitar 20,64 persen dana IPO selanjutnya akan digunakan untuk belanja modal (capex) guna mendukung bisnis inti perseroan yakni pembelian tongkang sungai.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja (biaya operasional/biaya operasional) untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan bakar, pembayaran jasa operator kapal, pembayaran jasa keamanan, pembayaran jasa operator alat berat dan yang lain.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *