Fri. Sep 20th, 2024

4 Faktor Risiko Penyakit Autoimun Lupus, Salah Satunya Keturunan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Lupus merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan pada organ yang terkena.

Penyakit autoimun sendiri merupakan suatu kondisi dimana sel imun tubuh salah mengenali jaringan sehat di dalam tubuh sebagai benda asing, sehingga berupaya untuk menghancurkannya.

Menurut pakar penyakit dalam, konsultan alergi dan imunologi RS Eka Bekasi, Anshari Saifuddin Hasibuan, setidaknya ada empat faktor risiko terjadinya Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau lupus. Faktor risiko adalah hal-hal yang membuat seseorang lebih mungkin terkena penyakit lupus. Keempat faktor risiko tersebut adalah: Jenis kelamin

Meski bisa menyerang siapa saja, penyakit lupus memiliki risiko lebih besar pada wanita. Lebih dari 80 persen kasus SLE diketahui terjadi pada wanita. Usia

Orang-orang dari segala usia bisa terkena lupus, mulai dari bayi baru lahir hingga orang tua. Namun, sekitar 80 persen kasus lupus ditemukan pada orang berusia antara 15 dan 45 tahun.

Ras tertentu mempunyai risiko lebih besar terkena lupus dibandingkan ras lain, seperti ras kulit hitam, Asia, Hispanik, dan Amerika. Keturunan

“Orang yang memiliki orang tua penderita lupus, berisiko lebih tinggi terkena penyakit lupus,” kata Anshari dalam rilis berita yang diumumkan Senin (11/3/2024).

Lupus atau dikenal juga dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun yang dampaknya dapat dirasakan di seluruh tubuh.

Pasalnya, penyakit ini dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti persendian, kulit, otak, paru-paru, ginjal, jantung, dan pembuluh darah. Oleh karena itu, gejala yang muncul bisa sangat bervariasi tergantung area yang terkena, baik ringan maupun berat.

Pada kulit, salah satu gejala lupus yang paling umum adalah munculnya ruam di wajah, terutama menyebar di antara pipi dan hidung, seperti kupu-kupu, itulah sebabnya disebut demam kupu-kupu.

Gejala lain yang mungkin timbul akibat penyakit lupus antara lain: Nyeri sendi dan bengkak (radang sendi) Kekakuan di pagi hari Demam Kelelahan Ruam luas di hidung dan pipi menyerupai kupu-kupu Ruam bulat bersisik yang muncul di bagian mana pun dari lupus kulit ruam kulit yang semakin parah akibat paparan sinar matahari Rambut rontok Biasanya luka yang tidak menimbulkan rasa sakit muncul di hidung dan mulut. Perubahan warna jari tangan dan kaki menjadi biru, putih atau merah saat kedinginan atau stres (sindrom Raynaud). Kelenjar bengkak. Peradangan pada kulit. kaki atau sekitar mata Nyeri dada saat bernapas atau berbaring Sakit kepala, pusing, kebingungan, atau kejang Sakit perut.

“Awalnya mungkin hanya merasakan beberapa gejala saja. Seiring berjalannya waktu, sangat mungkin Anda akan mengalami beberapa gejala sekaligus yang akan kembali muncul. “Dengan pengobatan yang tepat, gejala-gejala tersebut dapat dikendalikan sehingga lebih jarang terjadi,” kata Anshari.

Sayangnya, lupus tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun pengobatan yang tepat dapat membantu meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Di Indonesia, kejadian ini semakin meningkat setiap tahunnya. Ada banyak hal yang menjadi penyebab meningkatnya jumlah kasus lupus. Beberapa di antaranya adalah paparan bahan kimia dari makanan dan lingkungan, serta polusi udara.

“Namun lupus bukanlah sesuatu yang tidak bisa dikendalikan, apalagi dengan kemajuan teknologi kesehatan saat ini. “Memahami penyebab dan gejala lupus dapat membantu Anda mendeteksi penyakit lupus sejak dini sehingga pengobatan yang tepat dapat dilakukan sesuai jadwal,” pungkas Anshari.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *