Thu. Sep 19th, 2024

4 Perbedaan Aurora Borealis dan Australis

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pada tanggal 10 dan 11 Mei 2024, negara-negara di belahan bumi utara menyaksikan peristiwa langit yang menakjubkan. Saat terjadi badai geomagnetik tingkat G5 yang disebabkan oleh badai matahari dahsyat, aurora atau cahaya utara (northern light) muncul di langit dengan warna yang sangat pekat.

Aurora atau aurora juga muncul di wilayah yang jauh dari kutub. Cahaya utara terlihat di New York, Amerika, dan Inggris pada Rabu (15 Mei 2024), menurut laman “Live Science”.

Di belahan bumi selatan, aurora juga sering terlihat di Australia. Aurora terjadi ketika partikel bermuatan bertabrakan dengan gas di atmosfer bumi di sekitar kutub magnet.

Oleh karena itu, kutub bumi dapat terlihat oleh banyak orang yang tinggal di daerah sekitarnya. Lantas, apa perbedaan Cahaya Utara dan Cahaya Selatan?

1. Warna dan bentuk

Menurut buku “Aurora Borealis: The Science, Myth, and Wonder of the Northern Lights” (2001) karya George Bryson, cahaya utara hadir dalam warna hijau, biru, dan ungu. Terkadang juga terlihat merah atau kuning.

Bentuknya seperti pita atau gelombang yang melayang di langit. Aurora Australis, sebaliknya, memiliki warna yang mirip dengan Cahaya Utara.

Namun biasanya warnanya lebih dominan merah. Polanya mirip pita atau gelombang melintasi langit.

2. Alasan geografis

Cahaya utara disebabkan oleh interaksi partikel bermuatan Matahari dengan atmosfer bumi di kawasan Arktik. Sedangkan aurora australis terjadi di kawasan Antartika akibat interaksi partikel bermuatan Matahari dengan atmosfer bumi.

3. Lokasi geografis

Cahaya utara terjadi di Belahan Bumi Utara, khususnya di wilayah seperti Alaska, Kanada, Norwegia, dan Islandia. Stasiun Ski Aurora di Swedia, Mercusuar Grotta di Islandia, Churchill di Kanada, Tromsø di Norwegia, dan Nuuk di Greenland adalah tempat terbaik untuk melihatnya.

Pada saat yang sama, aurora australis muncul di belahan bumi selatan, terutama di wilayah seperti Antartika, Australia Selatan, dan Selandia Baru. Cradle Mountain di Australia, Eaglehawk Neck di Australia, Stewart Island, dan South Georgia Island di Selandia Baru adalah destinasi utama.

4. Waktu terbaik untuk melihat aurora

Aurora australis biasanya terlihat selama bulan-bulan musim dingin di bulan Mei hingga Agustus dan selama ekuinoks bulan September. Cahaya utara paling sering terjadi selama bulan-bulan musim dingin di bulan Oktober hingga April.

Saat bepergian untuk menyaksikan peristiwa ini, langit cerah, tidak berawan, dan mendung adalah kunci untuk mendapatkan pengalaman yang lebih baik.

Media sosial dihebohkan dengan foto-foto Cahaya Utara yang terlihat di langit Eropa. Hal ini terjadi karena badai matahari hebat yang melanda bumi.

Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) telah mendeteksi badai matahari hebat di Bumi sejak 7 Mei 2024. Dapat menyebabkan navigasi satelit dan gangguan radio frekuensi rendah.

Tak hanya itu, fenomena ini juga menjadi pemicu munculnya aurora berintensitas rendah di Amerika dan Eropa. Jaringan komunikasi satelit juga dikabarkan terganggu akibat kejadian tersebut.

Dampak aktivitas jilatan api matahari terhadap Bumi bergantung pada intensitas jilatan api tersebut. Hal ini disebabkan oleh ledakan di permukaan Matahari (korona).

Suar matahari ini mengeluarkan plasma besar yang mengandung partikel bermuatan (angin matahari) dan medan magnet berkecepatan tinggi. Peristiwa lontaran massa koronal atau yang lebih dikenal dengan coronal mass ejection (CME) terjadi ketika mengenai medan magnet (magnetosfer) yang mengelilingi bumi.

Partikel bermuatan ini dibelokkan ke arah kutub utara dan selatan oleh magnetosfer bumi. Solar flare disebabkan oleh terbukanya kumparan medan magnet di permukaan Matahari.

Peristiwa ini akan mengeluarkan energi dalam jumlah besar. Solar flare disebabkan oleh aktivitas di dalam Matahari.

Aktivitas matahari terjadi dalam siklus 11 tahun. Seperti dikutip dari laman Space, Rabu (15/5/2024), siklus matahari ditunjukkan dengan frekuensi dan intensitas bintik matahari yang terlihat di permukaan.

Prediksi kapan badai matahari akan terjadi didasarkan pada catatan sejarah jangka panjang mengenai jumlah bintik matahari, statistik lanjutan, dan model dinamo surya. Model dinamo surya adalah aliran gas panas terionisasi di dalam bintang yang menciptakan medan magnet yang menggerakkan siklus matahari.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *