Fri. Sep 20th, 2024

5 Arahan Wapres Ma’ruf Amin untuk BKKBN terkait Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin telah memberikan sejumlah instruksi kepada Badan Nasional Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) terkait Program Bangka Kencana dan Penurunan Stunting (PPS).

“Tahun ini akan dievaluasi seluruh tujuan RPJMN 2020-2024, termasuk target kenaikan 14 persen pada tahun 2024. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan beberapa poin untuk menarik perhatian,” kata Maruf Amin. Konferensi kerja nasional BKKBN di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Instruksi yang diberikan Wakil Presiden Maruf Amin adalah sebagai berikut: Pertama, melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program yang telah dilaksanakan. Keduanya terkait dengan prestasi, pembelajaran, dan rekomendasi. Penilaian ini penting, agar program-program yang telah kita laksanakan terus berlanjut dan menjadi prioritas pemerintahan selanjutnya. Kedua, Wapres meminta untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan berkurangnya kemajuan yang seharusnya dikurangi dalam dua tahun terakhir. Tekankan strategi dan metode untuk mencegah kelahiran lain, tanpa mengurangi intervensi pada bayi lahir mati. Mengarahkan intervensi kebijakan yang berbeda kepada elemen-elemen yang mempunyai potensi besar untuk mempercepat pengurangan defisit.

“Selanjutnya, saya meminta agar keputusan dan visi para pemimpin terhadap agenda pengurangan, baik di pusat maupun daerah, terutama pada masa transisi dan pergantian kepemimpinan tahun ini tetap dipertahankan.”

“Akhirnya saya mengucapkan terima kasih atas kerja keras yang telah dilakukan selama ini untuk mencapai tujuan tersebut,” ujar Wapres.

Tak lupa Maruf juga meminta peran serta seluruh pemangku kepentingan, termasuk lembaga swadaya masyarakat, untuk mendukung pencapaian tujuan pengurangan tersebut.

Mari kita jaga dan perkuat kerja sama, kerjasama dan kolaborasi di Indonesia tanpa uang. “Semoga Allah SWT melindungi bapak ibu dan meridhoi kita semua dalam segala ikhtiar kita,” ucapnya.

Di awal pidatonya, Macruf mengingatkan kita akan tanggung jawab bersama dalam mengawal kebijakan pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

Maruf juga berbicara tentang modal Indonesia untuk meraih emas Indonesia. Menurutnya, meski jumlah penduduk usia produktif diperkirakan mendekati 70 persen dari total penduduk, namun bisa dikatakan modal besar menuju emas di Indonesia pada tahun 2045 sebenarnya sudah masuk kantong.

Namun tugas selanjutnya adalah memastikan potensi bonus statistik dapat dikelola dengan baik.

“Tentunya kita ingin SDM yang ada benar-benar menjadi kekayaan dan kekuatan bangsa,” ujarnya.

“Selanjutnya, mengingat berbagai pergerakan dan tantangan internasional yang kita hadapi, strategi dan kebijakan pembangunan manusia yang tepat dan komprehensif akan menjadi lebih penting,” tambahnya.

Dalam dua dekade mendatang, lanjut Maruf, populasi dunia diperkirakan akan mencapai lebih dari 9 miliar jiwa.

Situasi ini tidak hanya disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk lanjut usia, namun juga karena urbanisasi dan arus migrasi.

Di sisi lain, sumber daya alam semakin terbatas seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk. Tantangan lainnya adalah pemanasan global, perubahan perkembangan teknologi dan perubahan geografis.

Oleh karena itu, saya menaruh harapan besar terhadap program Bank Kencana dan percepatan pengurangannya, agar tercipta sumber daya manusia di Indonesia yang mampu menjawab berbagai tantangan tersebut.

Untuk menghadirkan generasi penerus bangsa yang sehat, unggul, berdaya saing dan terdepan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka program ini harus responsif dan adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja.

Maruf berharap program ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun keluarga dan masyarakat Indonesia yang sehat, terpelajar, beretika, sejahtera dan sejahtera.

Selain itu, Maruf mengatakan kompetisi nasional bergantung pada kualitas dan kualitas manusia yang dimilikinya.

Menyadari hal ini, pemerintah segera mengurangi defisit menjadi prioritas utama agenda pembangunan nasional.

“Kita harus mencegah pembunuhan bayi sejak dini di tingkat keluarga, memastikan gizi yang cukup bagi setiap anggota keluarga, pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan, akses terhadap fasilitas sanitasi dan air bersih, hidup bersih dan sehat serta layak.” peduli. .”

Keluarga juga perlu terlibat aktif dalam mengakses layanan kesehatan, seperti pemeriksaan rutin ibu hamil, vaksinasi, dan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala.

Untuk itu, pemerintah federal dan negara bagian harus terus bekerja sama untuk menjamin akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi keluarga Indonesia, kata Ma’ruf.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *