Sat. Sep 28th, 2024

5 Indeks Paling Cuan di Bursa, Apa Saja?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Produk investasi pasif bisa menjadi pilihan untuk meraih keuntungan. Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrick mengatakan, tren pertumbuhan produk investasi pasif meningkat sangat pesat.

Berdasarkan data tahun 2017, terdapat 23 produk dengan AUM sekitar Rp 5,9 triliun. Sedangkan data Juli 2024 sudah ada 70 produk dengan AUM meningkat menjadi 17 triliun. Menurut Jeffrey, investor melihat produk investasi pasif lebih efisien, transparan, dan lebih murah dibandingkan produk investasi aktif.

Melihat perkembangan tersebut, tentunya bursa juga harus terus mengembangkan indeks yang dapat digunakan oleh manajer investasi, yang pada akhirnya akan memberikan imbal hasil yang optimal kepada investor, kata Jeffrey dalam sesi pelatihan wartawan pasar modal, Jumat. 13/9/2024).

Sekadar memberi gambaran, investasi pasif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meniru kinerja indeks pasar. Strategi ini didasarkan pada teori bahwa pasar jangka panjang cenderung memberikan hasil yang positif, sehingga lebih menguntungkan untuk mengikuti pasar daripada mencoba mengalahkannya.

Investasi pasif seringkali lebih murah dibandingkan investasi aktif karena pengelola dana tidak memilih saham atau obligasi. Dana pasif memungkinkan indeks tertentu untuk memandu sekuritas yang mereka perdagangkan, artinya tidak ada biaya tambahan untuk analis.

Saat ini terdapat lima indeks teratas di pasar saham yang menjadi acuan atau dasar paling umum untuk investasi pasif. Kepala Pengembangan Bisnis Indeks BEI dan ESG Ronnie Sunianto Jojomartono mengatakan, AUM kelima indeks tersebut mencapai 16,2 triliun atau 95,26 persen dari seluruh AUM.

Dari lima indeks teratas, terdapat 49 produk dengan AUM senilai Rp 16,2 triliun,” jelas Ronny di kesempatan yang sama.

 

 

Rinciannya, ada 22 produk berdasarkan IDX30. Total AUM dari 22 produk tersebut mencapai Rp6,76 triliun atau setara dengan 39,72 persen dari total AUM. Kemudian, 13 produk yang terkait dengan indeks Sri-Kehati memiliki AUM sebesar 6,63 triliun atau setara 38,98 persen dari keseluruhan AUM.

AUM terbesar berikutnya berasal dari indeks Bisnis-27 senilai Rp1,25 triliun atau setara 7,37 persen dari seluruh AUM. Tercatat ada 2 produk yang berbagi indeks ini. Selain itu, indeks I-Grade 5 produk memiliki AUM sebesar 1,08 triliun atau setara 6,34 persen dari seluruh AUM. Terakhir, LQ45 dengan 7 produk memiliki AUM sebesar 484 miliar atau setara 2,85 persen dari seluruh AUM.

Sebelumnya, pencatatan saham melalui penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih sepi.

Presiden BEI Iman Rahman menjelaskan sebagian besar perusahaan yang melakukan IPO mengacu pada data keuangan pada bulan Juni atau Desember.

Iman menjelaskan, perseroan mempunyai tenggat waktu sekitar 3 bulan untuk laporan keuangan yang telah diaudit. Asumsinya, jika perseroan menggunakan laporan keuangan Juni, kemungkinan besar IPO akan dimuat pada kuartal keempat.

“Buku bulan Desember ramai, buku bulan Juni dipakai. Kalau awal, butuh waktu 3 bulan. Pasti sibuk di kuarter keempat. Jadi triwulan IV paling ramai, begitulah aturannya,” jelas Iman kepada wartawan, ditulis Sabtu (09/07/2024). Total dana yang terkumpul

Per 5 September 2024, terdapat 34 perusahaan tercatat dan 25 lainnya dalam pipeline.

Total dana yang terkumpul hingga saat ini sebesar Rp 5,2 triliun, jumlah tersebut nampaknya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun jika dibandingkan dengan bursa lain di kawasan ASEAN, jumlah listing baru BEl akan tetap menjadi yang tertinggi di tahun 2024. BEl secara konsisten mencatatkan jumlah listing baru tertinggi di kawasan ASEAN sejak tahun 2018.

Sayangnya, alih-alih memberi sinyal apakah target IPO akan terpenuhi atau tidak, Nyoman justru menegaskan bursa menargetkan 340 listing pada tahun ini dari berbagai instrumen.

“Jadi jangan fokus (target IPO) 60. Total instrumennya 340. Itu antara lain saham, ETF, REIT, DINFRA, obligasi, EBA, EBUS, dan sebagainya. Sejauh ini sudah tercapai 353,104 persen,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna dalam kesempatan yang sama.

 

Terkait proses IPO, BEI memastikan seluruh emiten memenuhi persyaratan yang berlaku.

Dalam melakukan penilaian, BEl tidak hanya melihat aspek formal dari persyaratan pencatatan, namun juga mengevaluasi lebih dalam aspek substantif seperti kekhawatiran, reputasi pengendali, reputasi Dewan Komisaris dan prospek pertumbuhan ke depan. terdaftar. perusahaan.

Peraturan pencatatan saham yang diselenggarakan BEI selalu mengikuti kondisi terkini dalam dinamika pasar modal.

Berbagai inisiatif dilakukan untuk meningkatkan kualitas emiten. BEI saat ini sedang melakukan penyesuaian aturan pencatatan yang berarti menambah persyaratan minimum untuk menjadi perusahaan tercatat di BEI.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *