Sat. Sep 21st, 2024

6 Cara Merawat Pasien DBD di Rumah

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyebutkan tercatat 62.001 kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga minggu ke-15 tahun 2024.

Jumlah kematian akibat virus demam berdarah mencapai 475 orang. Hingga 15 April 2024, kasus DBD dilaporkan di 454 kabupaten dan provinsi di 34 wilayah.

Di antara 62.001 kasus DBD, Jawa Barat memiliki jumlah kasus tertinggi. Terdapat 17.331 kasus DBD yang dilaporkan dari wilayah tetangga DKI Jakarta. Disusul Banten (5.877), Jawa Tengah (4.330) dan Jawa Timur (3.638).

DBD merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Gejalanya mirip dengan flu tetapi bisa berkisar dari ringan hingga lebih parah. Itu sebabnya terkadang demam berdarah memerlukan rawat inap.

Demam berdarah atau DBD merupakan penyakit yang disebarkan melalui nyamuk Aedes aegypti, seperti dilansir Healthline di laman Daktari Mwema Kamis 25 April 2024.

Jika Anda terjangkit demam berdarah, gejalanya biasanya mulai sekitar empat hingga tujuh hari setelah infeksi awal.

Perlu diingat, demam berdarah adalah virus, sehingga tidak ada pengobatan khusus. Oleh karena itu, demam berdarah terkadang tidak memerlukan pengobatan oleh dokter di rumah sakit.

Namun jika demam berdarah sudah cukup parah, diperlukan perawatan di rumah sakit, sebagai berikut:

Mereka yang menerima suplemen cairan intravena atau IV harus tetap terhidrasi untuk mencegah dehidrasi. Namun, jika pasien tidak dapat meminum cairan secara oral, biasanya cairan perlu diberikan melalui infus atau melalui jarum suntik.

Gejala demam berdarah, seperti demam, muntah, atau kurang minum air, bisa menyebabkan dehidrasi parah. Jika dehidrasi yang diakibatkannya cukup parah, pasien DBD memerlukan transfusi darah di rumah sakit.

Jika Anda sudah mengetahui apakah demam berdarah perlu diobati, Anda juga perlu memahami cara merawat pasien di rumah. Anak kecil dan orang yang belum pernah terinfeksi mungkin mengalami gejala demam berdarah ringan.

Berikut 6 cara mengatasi gejala DBD ringan:

1. Perbanyak istirahat

Penderita DBD perlu istirahat yang cukup untuk mengurangi gejala seperti nyeri sendi atau otot, mual, sakit kepala, dan ruam kulit.

Saat istirahat, Anda juga perlu banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan menurunkan demam.

2. Menggunakan obat sesuai keluhan

Obat pereda nyeri seperti parasetamol direkomendasikan untuk mengobati demam berdarah di rumah. Obat-obatan ini diketahui membantu menurunkan demam dan menghilangkan rasa sakit.

Namun, perlu diingat bahwa obat antiinflamasi nonsteroid, atau NSAID, seperti aspirin atau ibuprofen, tidak dianjurkan. Ini karena NSAID dapat meningkatkan risiko pendarahan internal.

3. Pencegahan penyakit demam berdarah

Tidak ada vaksin yang dapat melindungi terhadap demam berdarah. Cara terbaik untuk mencegah gigitan nyamuk penyebab demam berdarah adalah dengan melakukan tindakan pencegahan sejak dini. Jika Anda tinggal atau bepergian ke daerah berisiko tinggi, Anda harus mengambil tindakan pencegahan seperti:

4. Kenakan pakaian ketat

Anda perlu mengenakan pakaian tertutup untuk menghindari penularan nyamuk. Jangan lupa untuk mengenakan celana panjang, kaos oblong atau kemeja lengan panjang, kaos kaki dan topi.

5. Gunakan perangkap dan kelambu nyamuk

Jika daerah Anda rentan terhadap infeksi nyamuk demam berdarah, gunakan kelambu yang mengandung insektisida. Insektisida akan membunuh nyamuk dan mengusir serangga lain yang masuk ke dalam ruangan.

6. Periksa genangan air

Nyamuk Aedes penyebab demam berdarah mudah berkembang biak di air bersih dan tenang. Jadi untuk membantu mengurangi pertumbuhan nyamuk, pastikan untuk memeriksa dan menghilangkan genangan air.

Dalam pemberitaan di website Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PM) Kementerian Kesehatan RI disebutkan penyakit arbovirosis antara lain Demam Berdarah Dengue, Japanese Encephalitis, Chikungunya, dan infeksi virus Zika.

Kelima penyakit ini merupakan tantangan kesehatan global yang seringkali berujung pada kejadian ekstrem (ECBs) dengan angka kejadian dan kematian yang tinggi. Detailnya ada di sini:

1. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue, ditandai dengan demam yang berlangsung selama 2-7 hari, disertai perdarahan, penurunan jumlah trombosit, hemokonsentrasi yang nyata, dan kebocoran plasma.

2. Japanese encephalitis (JE) adalah infeksi virus Japanese encephalitis (flavivirus) yang menyerang sistem saraf pusat dan ditandai dengan gejala demam dan perubahan status mental, antara lain kebingungan, kebingungan, koma, kesulitan berbicara, dan/atau . kejang. tidak termasuk kejang demam sederhana).

3. Chikungunya adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) dan disertai demam, nyeri sendi yang parah, dan terkadang ruam kulit.

4. Infeksi virus Zika adalah infeksi yang disebabkan oleh virus Zika yang timbul dengan gejala ruam kulit disertai gejala demam tinggi. Jika penyakit ini menyerang ibu hamil, maka dapat menyebabkan mikrosefali pada janin yang dikandungnya.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sangat mementingkan pencegahan penyakit-penyakit tersebut melalui berbagai kegiatan penyadaran, pencegahan dan pengobatan yang dilakukan oleh Satgas Arbovirosis, serta meningkatkan partisipasi masyarakat melalui gerakan 11 rumah jumantik.

Konferensi Internasional Arbovirus 2024 resmi diselenggarakan di Kura Kura Bali. PT Takeda Innovative Medicines juga mendukung konferensi yang digagas oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Brazil ini.

Kegiatan yang dilansir Puskesmas Liputan6 ini bertujuan untuk mengatasi peningkatan penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk yang mulai mengkhawatirkan dunia, khususnya infeksi demam berdarah yang meningkat pesat di Amerika Selatan, Asia Tenggara, dan Timur Tengah. hari-hari terakhir.

Diadakan di GISAID College di kampus United in Diversity (UID) di Bali, acara ini berfungsi sebagai platform penting untuk mengembangkan strategi pengendalian penyakit arbovirus, mengeksplorasi perkembangan vaksin terkini, dan menerapkan pengawasan genom global untuk memantau efektivitas vaksin. intervensi dan virus. transformasi.

Kebijakan Vaksin Takeda Pharmaceuticals International, Dr. Nikki Kitikiti menekankan komitmen Takeda dalam memerangi demam berdarah dengue (DBD) di dunia sebagai mitra jangka panjang dengan menggunakan keahliannya dalam pengembangan vaksin dan obat inovatif.

“Demam berdarah dengue memberikan beban yang sangat besar bagi keluarga, sistem kesehatan, dan perekonomian. Mengingat demam berdarah dapat menginfeksi semua orang tanpa kecuali, maka pemberantasan penyakit demam berdarah memerlukan pendekatan terpadu dan kerja sama yang kuat dari sektor ini,” ujarnya.

Oleh karena itu, Takeda dengan senang hati berkontribusi pada Konferensi Arbovirus Internasional 2024 dan mendukung pemerintah dalam mengembangkan strategi untuk mengendalikan penyakit arbovirus, termasuk demam berdarah.

Takeda berharap apa yang dilakukannya melalui inisiatif ini akan membuka jalan untuk mencapai tujuan WHO yaitu “tidak ada kematian akibat demam berdarah” pada tahun 2030.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan agar berbagai pihak menyusun strategi untuk mengatasi masalah Arbovirosis dan lebih terbuka terhadap metode tepat yang harus diambil.

“Konferensi Internasional Arbovirus Indonesia 2024 merupakan implementasi kerja sama internasional untuk memastikan negara-negara siap, mencegah dan menanggulangi Arbovirus. Setidaknya ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memerangi penyakit menular seperti Arbovirus,” ujarnya.

Pertama, pendidikan dan pelatihan masyarakat tentang cara menghindari penyakit menular. Dengan pendidikan dan pemahaman yang memadai, masyarakat kita akan mengetahui apa yang harus dilakukan dan dihindari untuk mencegah infeksi lebih lanjut.

Hal kedua yang penting adalah pengendalian vektor. Yang ketiga adalah pengelolaan atau pengawasan yang ketat. Yang keempat adalah vaksinasi, yang kelima adalah pengobatan atau pengobatan jika terinfeksi.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga minggu ke-14 April 2024 saja, tercatat kasus demam berdarah di Indonesia mencapai 60.296 kasus dan 455 kematian.

Jumlah ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan minggu ke-17 tahun sebelumnya (2023); yaitu 28.579 kasus dan 209 kematian.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *