Fri. Sep 20th, 2024

6 Fakta Film Ronggeng Kematian: Debut Sutradara Verdi Solaiman, Syuting 13 Hari di Yogyakarta

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta mendoakan banyak film baru Indonesia yang tayang di bioskop selama bulan suci Ramadhan 2024. Salah satunya Ronggang Maut. Menariknya, sutradara film ini adalah Verdi Suleman.

Baru kali ini aktor Rudy Habibi berperan sebagai sutradara di layar lebar. Verdi Suleman menyutradarai serial Code Helix dalam bentuk video sebelum menggarap film Wrong Gang Death.

Seperti mendiang ayahnya, Hengqi Suleman, ia mengaku jatuh cinta dengan seluruh dunia film. Tak hanya akting, Verdi Suleiman pun bergairah dalam memproduseri dan menyutradarai.

Laporan showbiz eksklusif matthewgenovesesongstudies.com kumpulkan 6 fakta kematian Rongang yang dirilis Clockwork Movie. Rongang Death karya Krisjiana Baharudin yang dibintangi Chikko Kurniawan dan Krisjiana Baharudin akan tayang di bioskop mulai 28 Maret 2024.

Vardi Suleman merasa istimewa saat pertama kali didekati menjadi sutradara. Ia teringat Hanky ​​​​Soleman yang sejak awal menginginkannya menjadi sutradara. Kematian Rongang berdasarkan novel Arumi. Naskahnya ditulis oleh Aleem Sudio dan Sukhdev Singh.

“Saat saya membacanya, ceritanya sangat menarik. Ini menyoroti budaya Indonesia. Ada yang mistis, ada yang spiritual, tapi bisa jadi indah dan mematikan. “Saat membaca ceritanya, ide-ide liar langsung muncul,” jelas Verdi Solman.

Yang membedakan horor dengan drama atau genre lainnya, menurut Verdi Suleman, adalah penyampaian cerita melalui gambar. Seringkali yang berbicara adalah bingkainya, bukan dialognya. Ini adalah tempat di mana sutradara film horor bekerja, berkreasi, dan bereksperimen.

“Sangat luas untuk mengeksplorasi POV penonton seperti apa yang ingin kita bawakan. Dalam drama, kita fokus pada dialog-dialog yang diucapkan para aktor. Dalam horor, kita bercerita melalui gambar. Menarik sekali, suaranya. Lihat moodnya dan lain-lain,” ucapnya.

Saat dihubungi di Jakarta, Kamis (21/3/2024), Verdi Soleman mengungkap dirinya telah menjalani syuting film “Death of the Wrong Gang” selama 13 hari di Yogyakarta. Seorang sutradara dengan jam terbang yang banyak akan lebih mudah membuat film dalam 13 hari.

Namun syuting film layar lebar dalam 13 hari sangatlah menantang bagi saya. “Berkat pemain yang mapan dan tim yang mau bekerja, saya didukung untuk membuat film ini semaksimal mungkin,” kata Verdi Soleman.

Seperti yang diungkapkan dengan jelas oleh Verdi Suleman, bagian tersulit menjadi sutradara adalah hanya ada 24 jam dalam sehari. Perbedaan antara aktor dan sutradara dalam pengambilan gambar adalah apakah aktor mendapatkan tidur malam yang nyenyak. Direktur, tidak. Inilah yang dirasakan Verdi Suleiman.

“Sutradara tidak bisa tidur nyenyak di malam hari, karena dia berpikir: Oh, adegan itu belum diambil! Oh, adegan itu belum cukup diambil, apa yang akan dia lakukan jika dia memperbaikinya?” Di tahun Aktor kelahiran Jakarta, 4 Maret 1975 ini mengeluhkan dirinya adalah sahabatnya saat syuting.

Salah Geng Kematian merupakan upaya Verdi Suleiman untuk memenuhi keinginan mendiang Hanky ​​Suleiman. Masih segar dalam ingatanku, sebelum meninggal, ayahnya sempat menuliskan permintaan terakhirnya di secarik kertas.

“Sebelum meninggal, saya ingat betul, almarhum menulis di kertas sebagai wasiat terakhirnya, isinya: Jadi direktur. Itu amanah yang harus saya jaga. Sekarang saya jadi direktur. “Ini juga untuk. Ayah,” kata Verdi. Kata Suleman.

Dalam The Wrong Gang’s Death, Verdi Suleman merangkap sebagai sutradara dan pelatih akting. Ia bersyukur bisa menyutradarai Chico Kurniawan, Revaldo, Christiana Baharuddin, dan Cindy Nirmala. Verdi Suleman mengulas visi dan tema film dalam lokakarya bersama para aktor.

Tema besarnya adalah kadang kita melakukan kesalahan. Lalu berpikir untuk maju harus melupakan masa lalu. Itu bukan keputusan pelakunya. Tapi ada hak untuk memaafkan bahkan balas dendam atas kesalahannya, katanya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *