Thu. Sep 19th, 2024

6 Fakta Menarik Gunung Awu di Pulau Sangihe Besar yang Terkenal Dahsyat Letusannya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Gunung Au merupakan gunung berapi yang menutupi bagian utara Pulau Sangihe Besar, menurut catatan sejarah, gunung ini sangat aktif dan memiliki masa dorman yang cukup lama.

Terletak di wilayah Sankihe, Sulawesi Utara, gunung ini mencapai ketinggian 1.320 meter di atas permukaan laut. Letusan besar Gunung Ayu terakhir terjadi pada tahun 2004. Saat itu muncul kubah lava baru yang menjulang tinggi dan menyerupai Gunung Kelud di Timur Jawa.

Merujuk tim regional matthewgenovesesongstudies.com, aktivitas Gunung Awu ditingkatkan dari Siaga II menjadi Siaga III mulai 16 April 2024 pukul 18.00 WITA dan aktivitas Gunung Au terus dipantau.

Gunung Awu memiliki lebih dari sekadar lokasi dan ketinggiannya. Di bawah ini 6 fakta menarik Gunung Ou. Dihimpun tim gaya hidup matthewgenovesesongstudies.com dari berbagai sumber. Selasa 5/7/2024 1. Letusannya tergolong dahsyat.

Mendaki gunung berapi umumnya aman. Dan pendakian ke tepi kawah dan kembali dapat dengan mudah diselesaikan dalam satu hari. Namun, perhatikan kondisi cuaca saat ini jika Anda berencana mendaki gunung ini.

Setiap letusan Gunung Ou bersifat monumental. Sejak tahun 1640 hingga 1966, terjadi 5 kali letusan yang menimbulkan korban dan kerugian yang sangat besar. nyatanya Letusan besar terjadi pada tahun 1711, 1812, 1856, 1822, 1892, dan 1966, dengan aliran lahar dan lahar yang dahsyat. Sebanyak 11.048 orang telah meninggal akibat semua letusan sejak tahun 1700.

Sifat letusan Gunung Awu kemungkinan merupakan ledakan magma. menyembur keluar atau berbicara omong kosong Letusan terakhir pada bulan Juni 2004 menyebabkan letusan 2 km di atas puncak dan meninggalkan kubah lava di dalam kawah. yang mempunyai diameter kurang lebih 370 meter dan tinggi kurang lebih 30 meter 3. Titik awal pendakian.

Jalur pendakian reguler di Desa Anges hanya berjarak 10 kilometer dari kota utama Tahuna dan kurang dari 100 meter di atas permukaan laut. Di ujung jalan (138 meter di atas permukaan laut) terdapat jalan setapak yang indah melalui kebun kelapa. Beberapa pondok sangat cocok untuk bersantai. Dan di beberapa tempat terdapat pilar-pilar yang didirikan.

Pondok yang sangat indah terletak 399 meter di atas permukaan laut, setelah melalui jalan terjal. Berjalan lebih jauh dan lihat seperti apa sensor vulkanik di dekat Pilar 6 (574m), yang dapat dicapai dalam waktu sekitar 2 jam dari titik awal.

Gunung berapi ini rupanya cukup sering dikunjungi oleh para pecinta pendakian gunung setempat. Karena lokasinya cukup besar untuk menampung sekelompok orang berkemah di sini. Ada beberapa lintah. Tapi tampaknya mereka adalah anak anjing yang sangat mudah untuk dipilih.

Tak jauh dari Pilar 6, hutan mulai terbuka dan terpampang pemandangan indah Teluk Tahuna dan sisi selatan pulau. Jalur ini mengikuti punggung bukit yang cukup bervegetasi dan memiliki satu batu besar untuk didaki (713 meter di atas permukaan laut), dan dari sini pemandangan secara umum tetap bagus. 5. Akses ke Pulau Sangihe Besar

Sangihei memiliki bandara di Naha. Jaraknya kurang lebih 40 menit dari kota utama dan pelabuhan Tahuna. Terdapat penerbangan ke dan dari Manado 3 kali seminggu. Atau cara lain Feri tercepat dari Manado ke Tahun memakan waktu sekitar 6 jam.

Diperlukan waktu kurang lebih 4 jam untuk mencapai tepian dan direkomendasikan 2,5-3,5 jam untuk turun. Ada banyak angkutan umum/jalan utama di jalan utama Anges yang akan membawa Anda kembali ke Tahuna.

 

 

 

 

Pusat Penelitian Gunung Api dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menurut Antara, menaikkan status Gunung Awu dari sebelumnya waspada atau level 2 menjadi waspada atau level 3 pada dua pekan terakhir periode 1-15 April 2024 Gempa Awu didominasi oleh gempa vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam.

Data PVMBG mencatat 1 kali gempa frekuensi rendah, 284 kali gempa vulkanik dangkal, 71 kali gempa vulkanik dalam, 14 kali gempa kerak lokal, dan 252 kali gempa kerak jauh pada periode 1 Maret 2024 hingga 16 Maret 2024. PVMBG menelusuri deformasi menggunakan Rangefinder di Stasiun Kolongan dan Punchak Stasiun

Hasil pemantauan menunjukkan adanya peningkatan atau tekanan inflasi, kata Ketua PVMBG Hendra Gunawani dalam keterangannya. Terjadinya gempa tektonik intensitas tinggi secara lokal Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak letusan gunung berapi di gunung tersebut. Au meminta masyarakat mewaspadai gempa enerjik yang besar dan berkelanjutan. Hal ini dapat menyebabkan kubah lava pecah dan menimbulkan ledakan.

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *