Thu. Sep 19th, 2024

6 Fakta Menarik Gunung Colo, Satu-satunya Gunung Berapi di Sulawesi Tengah

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Gunung Kolo adalah gunung berapi berbentuk kerucut yang terletak di pulau Una-Una di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Gunung ini terletak di tengah Teluk Tumini di Sulawesi Utara.

Gunung ini termasuk dalam Kabupaten Tojo Una-Una dengan ketinggian 486 meter. Gunung Colo terakhir kali meletus dahsyat pada tahun 1983, menghancurkan dua pertiga pulau tersebut.

Gunung Colo merupakan salah satu gunung berapi di Teluk Tumini dan berada jauh dari zona subduksi. Gunung berapi terdekat merupakan pegunungan di daratan Sulawesi Utara, hasil proses geologi subduksi pada kerak bumi.

Gunung tersebut bukanlah gunung berapi yang tercipta dari proses subduksi lempeng. Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya karena kawasan Teluk Tumini mempunyai episentrum gempa.

Masih banyak hal lain tentang Gunung Collo selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik montase yang dirangkum tim gaya hidup matthewgenovesesongstudies.com pada Senin 21 Mei 2024 1. Satu-satunya gunung berapi di Sulawesi Tengah

Menurut situs Gunung Begging, Gunung Kolo di Pulau Una-Una merupakan satu-satunya gunung berapi aktif di Sulawesi Tengah. Pulau ini sebenarnya sangat populer di kalangan penyelam yang sering menikmati keindahan bawah laut Sulawesi.

Gunung berapi ini hanya meletus tiga kali dalam sejarahnya, namun letusan terakhir terjadi pada tahun 1983, yang meluluhlantahkan pulau tersebut, mengubah bentuk sungai secara permanen dan memaksa seluruh penduduk mengungsi. 

 

Jika Anda menggunakan sepeda motor, gunung ini dapat dicapai dengan perjalanan setengah hari yang mudah dari Nino’s Homestay atau Sanctum Resort di pulau yang sama. Yuna Yuna sendiri lebarnya sekitar 10 km, dan aktivitas vulkanik utama serta titik tertinggi di pulau ini sangat sentral.

Untuk mencapai pulau ini, sebagian besar wisatawan pertama kali tiba di Wakai dengan menaiki kapal feri umum lambat dari Ampana atau Gorontal atau speedboat dari Ampana. Jarak tercepat sekitar 90 menit. 

Jika kamu menginap di Sanctum Dive Resort, biasanya mereka akan mengantarmu langsung dari Waki​​​​​​​​​​​​ke Una-Una dengan biaya sekitar Rp 1 jutaan. Namun sebagai alternatif, Anda bisa menyewa kapal pesiar mewah di Waka​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ 3. Bagian pulau yang terpencil

Pulau ini merupakan gugusan Kepulauan Tugin yang paling terpencil di Teluk Tumini. Namun, aksesnya cukup mudah mengingat betapa populernya pulau-pulau tersebut di kalangan penyelam.   

Rumah dan pemukimannya berada di sisi timur Pulau Una-Una. Gunung berapi ini dapat dicapai dari sisi ini melalui hutan tebu, dalam waktu sekitar 3 jam sekali arah.

Dalam perjalanan Anda akan menyusuri sungai yang lebar, kering, dan berpasir. Saat menyeberangi sungai, ada pemandangan yang indah. Sungai di sini tampaknya melebar akibat aliran piroklastik pada tahun 1983 ketika gunung berapi terakhir meletus.

Dari sini hanya membutuhkan waktu 90 menit untuk mencapai puncak gunung. Disarankan untuk memulai pendakian pada jam 7 pagi, untuk kembali ke akomodasi Anda untuk makan siang. 5. Tempat tinggal danau dan bintang

Anda bisa mencium bau belerang. Jalur ini menurun 234 meter di atas permukaan laut menuju sebuah danau besar yang tak terduga.

Waspadai burung bangau dan burung pekakak yang menunggu untuk menangkap banyak ikan yang menghuni danau ini. Dari tepi danau, Anda akan melihat ke kanan, puncak tinggi sebuah pulau berhutan, yang sepertinya belum pernah dilihat siapa pun dan tidak ada jalan setapaknya.

Di sebelah kanan, di seberang danau, Anda dapat melihat beberapa letusan gunung berapi yang muncul di atas pepohonan. Hanya berjarak 5 atau 10 menit berjalan kaki ke bukit pasir pertama dari dua bukit pasir yang terpisah.

Gunung Colo diyakini terbentuk akibat rifting akibat pembalikan subduksi. Tabrakan terjadi di kawasan Teluk Tumini yang merupakan efek sub-reverse.

Rollback subduksi adalah regangan kerak bumi akibat perubahan sudut lempeng subduksi. Guncangan subduksi ini terjadi di Laut Sulawesi, guncangan subduksi ini sejajar dengan pantai lengan utara Sulawesi.

Daerah ini merupakan palung Sulawesi Utara. Seiring dengan meluasnya kerak di Teluk Tomini, hal ini berarti kerak di bawah Teluk Tomini semakin menipis.

Pembengkakan ini sendiri terjadi pada masa Pliosen hingga Pleistosen. Sebelumnya, Cekungan Gorontalo di Teluk Tumini tidak sedalam sekarang. Cekungan tersebut mulai mengalami pendalaman pada masa Miosen hingga Pliosen (7-5 ​​juta tahun yang lalu) seiring dengan pergerakan lempeng ke arah selatan menuju Laut Sulawesi.

Akibat penurunan kerak bumi, perluasan terjadi di kawasan Teluk Tumini. Pemuaian ini disebabkan oleh lemahnya elastisitas kerak bumi sehingga bila diregangkan akan sedikit meregang dan mengembang, namun tidak seperti karet. 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *