Fri. Sep 20th, 2024

6 Fakta Menarik Masjid Quba yang Dibangun Saat Hari Pertama Hijrah Nabi Muhammad SAW

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Masjid Quba adalah sebuah masjid di Madinah, wilayah Hijaz Arab Saudi, yang dibangun pada abad ke-7 Masehi. Masjid ini diyakini merupakan masjid pertama di dunia yang dibangun pada hari pertama hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah.

Menurut catatan sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW menghabiskan 14 hari di masjid ini. Ia kemudian menunaikan shalat singkat sambil menunggu sahabatnya Ali tiba di Madinah dari Mekkah dan berpura-pura menggantikan Nabi dengan tidur di rumahnya.

Saat itu Nabi berwudhu di rumah lalu shalat dua rakaat di Masjid Quba, hingga turunlah hadits tentang anjuran dan pahala bagi orang yang shalat di Masjid Quba. Dikatakan bahwa peletakan batu pertama dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, dan bangunan tersebut diselesaikan oleh para sahabatnya.

Ada lebih banyak hal di Masjid Quba selain lokasi dan sejarahnya. Berikut enam fakta menarik Masjid Quba yang dihimpun tim Lifestyle matthewgenovesesongstudies.com dari berbagai sumber.

1. Masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW

Mengutip laman Islamic Landmark Rabu 20 Maret 2024: Masjid Quba merupakan tempat tinggal Nabi SAW pertama kali di Madinah setelah hijrah dari Mekkah ditemani Abu Bakar. Mereka tiba pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awala, empat belas tahun setelah menerima wahyu kenabian mereka.

Tanggal ini menandai awal penanggalan Islam (Hijrah), (16 Juli 622 M). Masjid pertama dalam sejarah Islam didirikan di sini oleh Nabi Muhammad SAW.

Keutamaan Masjid Quba disebutkan dalam ayat Al-Qur’an berikut dalam Surah Taubah: “Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar ketakwaan sejak awal lebih layak untuk kamu tempati…”

Setiap hari Sabtu Muhammad pergi ke Masjid Quba dengan menunggang kuda atau berjalan kaki dan shalat dua rakaat. Beliau menasihati orang lain untuk melakukan hal yang sama, dengan mengatakan: “Barangsiapa yang berwudhu di rumah dan kemudian shalat di Masjid Quba, maka pahalanya seperti umrah.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmed ibn Hanbal, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim al-Nishaburi. Awalnya masjid ini dibangun 6 kilometer dari Medina di desa Quba, sebelum Medina diperluas hingga mencakup desa ini.

3. Desain masjid diubah

Arsitek klasik baru Abdel-Wahed El-Wakil merancang masjid pada abad ke-20 untuk merestorasi masjid dalam ukuran yang lebih besar. Dia berencana untuk memasukkan struktur lama ke dalam desainnya. Namun masjid lama dibongkar dan diganti dengan yang baru.

Masjid baru ini terdiri dari ruang salat berbentuk persegi panjang yang dibangun di atas platform di lantai dua. Mushola terhubung dengan cluster yang berisi kawasan pemukiman, perkantoran, kamar mandi, pertokoan, dan perpustakaan

Sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW, umat Islam terkadang melaksanakan salat Jumat di rumah tertutup Sa’ad bin Khaithamah. Situs dimana rumah ini berdiri termasuk dalam perluasan Masjid Quba modern, namun situs rumah Kulthoom bin Hadm ditandai dengan beberapa batu besar di sebelah barat daya Masjid Quba.

5. Nabi Muhammad SAW juga membawa batu saat pembangunan masjid

Nabi Muhammad SAW secara pribadi membawa batu dan pasir bersama para sahabatnya untuk pekerjaan konstruksi. Saat itu Nabi disambut oleh masyarakat Madinah yang merupakan kaum Ansar dan juga Muhajir seolah-olah mereka bersaudara.

Al-Tabarani mengutip perkataan Al-Shimous Binti Al-Nuaman: “Aku melihat Nabi ketika beliau sedang membangun masjid ini. Beliau membawa batu dan batu bata di punggungnya hingga menjadi bengkok. Aku juga melihat debu di pakaian dan perutnya. Namun jika salah satu temannya datang untuk mengambil beban, dia akan mengatakan tidak dan meminta temannya untuk memikul beban yang sama.”

Pada bangunan masjid, ruang salat disusun mengelilingi halaman tengah yang bercirikan enam kubah besar yang bertumpu pada tiang-tiang yang berkelompok. Pelataran di sebelah timur dan barat dibatasi oleh serambi, dan di sebelah utara dibatasi oleh serambi satu sisi yang memisahkannya dari mushola wanita.

Ruang salat wanita dikelilingi oleh sekat-sekat yang terbagi menjadi dua bagian sebagai koridor yang menghubungkan pintu masuk utara dengan halaman. Ketika Masjid Quba direnovasi pada tahun 1986, arsitektur medina tetap dipertahankan, yaitu kubahnya dengan garis-garis putih dan permukaan basal, serta eksteriornya yang sederhana, yang kualitasnya mengingatkan pada kesederhanaan medina.

Halamannya ditandai dengan marmer hitam, merah dan putih. Pada siang hari, lorong ini dilindungi oleh tirai dari panas terik. Kisi arabesque menyaring cahaya dari kebun palem di luar. Elemen bangunan baru ini mencakup karya arsitek Mesir Abdel-Wahed El-Wakil, arsitek Pakistan Hassan Khan Sayyid, dan arsitek Stuttgart Mahmoud Bodo Rasch.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *