Thu. Sep 19th, 2024

6 Fakta Terbaru Kecelakaan Maut di Subang yang Tewaskan 11 Orang

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Kampun Palasar, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kecelakaan maut ini melibatkan bus wisata yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kenchana Depok dan pengendara sepeda motor.

Waktu kejadian Sabtu, 11 Mei 2024, sekitar pukul 18.45, kata Kabid Humas Polda Jabar Kompol Gilles Abraham Abast saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu, 11 Mei 2024.

Korban tewas dalam kecelakaan bus wisata yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kenchana Depok, di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mencapai 11 orang.

Kapolda Jabar Irjen Ahmad Viagus mengatakan, saat meninjau lokasi kejadian di jalan utama Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Sabtu malam (5/11/2024), tercatat 11 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Subang dr Maxey mengatakan, dari 11 korban kecelakaan tersebut, 10 orang di antaranya merupakan rombongan bus yang merupakan siswa dan guru di SMK Linga Kenchana, Depok.

Sedangkan korban meninggal lainnya merupakan seorang pengendara sepeda motor yang tercatat sebagai warga Cibogo, Subang.

Lanjut, berikut fakta terbaru kecelakaan maut di Subang yang memakan korban jiwa 11 orang, seperti dirangkum matthewgenovesesongstudies.com:

 

Keluarga korban kecelakaan maut di Jalan Siater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi bus yang digunakan untuk mengangkut rombongan study tour siswa SMK Linga Kenchana, Depok, tidak terawat.

Faktor utamanya, saya lihat mobilnya sudah sangat tua dan tidak ada perawatannya, kata paman korban Robiatul Adawiya, Robi Kurnia Akbar, usai menguburkan keponakannya di Tempat Pemakaman Islam (TPUI), Kota Depok, Minggu (12/5). / 2024).

Usai kecelakaan, ia melihat kondisi bus wisata berplat nomor AD 7524 OG itu di lokasi kejadian. Saat itu ia ingin mencari informasi mengenai kabar keponakannya.

Selain melihat bus yang hancur, Robbie juga melihat para korban dengan luka parah menunggu untuk dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat.

“Saat kami di Subang banyak korban yang luka-lukanya sungguh tidak sedap dipandang, ada pula yang menangis dan menjerit,” ujarnya, dilansir Antara.

Namun, ia meninggalkan soal bus yang dianggap tidak laik jalan menuju yayasan pengelola SMK Lingga Kenchana.

“Kedepannya kami akan bekerja sama dengan pihak yayasan untuk melakukan upaya PO bus. “Saya tidak mau ikut-ikutan urusan bus, biarkan pihak sekolah yang mengurusnya,” kata Roby.

 

Kecelakaan terjadi pada bus Trans Putera Fajar di Ciater Subang, Sabtu 11 Mei 2024. Bus yang ditumpangi siswa SMK Lingga Kenchana, Depok terbalik hingga menewaskan 11 orang.

Sopir bus Sadira meminta maaf kepada keluarga korban atas kejadian tersebut. Kedua korban meninggal dunia dan mengalami luka ringan maupun berat.

“Saya mohon maaf kepada keluarga (para korban), karena tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi, karena ini yang disebut bencana. Mohon maaf, saat saya bawa tidak ada anggota keluarga, yang luka berat, atau lebih mudahnya atau meninggal dunia, mohon maaf sebesar-besarnya,” kata Sadira dikutip Antara, Minggu (12/05/2024). .

Sadira sebelumnya mengungkapkan, kejadian itu bermula saat dirinya sedang makan siang di Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat. Saat sedang makan, ia teringat bahwa bus yang dikendarainya mengalami rem blong.

Lalu saya perbaiki, itu dia, saya panggil mekanik, lalu saya cek, aman, saya lanjutkan, kata Sadira.

Bus merasa aman dan melanjutkan perjalanannya. Baru setengah jalan remnya mulai bermasalah lagi hingga akhirnya blong.

Cacat pada rem juga menjalar ke bagian transmisi.

“Ya sekarang. Jadi kalau mau masuk gigi susah, kalau angin turun jadi susah masuk gigi,” ujarnya.

 

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlanta) Polri Irjen Pol. Aan Suhanan menyatakan, lokasi kejadian perkara (TCP) bus terbalik di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang merupakan jalur rawan kecelakaan (black spot). 11 orang tewas dalam kejadian itu.

“Tempat ini black spot, sering terjadi kecelakaan di sini,” kata Aan saat meninjau lokasi kejadian di Subang, Minggu (12/5/2024).

Aan mengatakan, pihaknya akan menggelar focus group Discussion (FGD) dengan instansi terkait untuk memberikan rekomendasi kepada otoritas setempat guna mencegah kejadian serupa terulang kembali.

“Rekomendasinya antara lain masalah rekayasa lalu lintas, penambahan rambu-rambu, atau mungkin semacam itu, pelebaran Emmen (Jalan) dan sebagainya, itu semua akan kita masukkan,” ujarnya.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil awal pemeriksaan TKP (TKP), pihaknya tidak menemukan adanya bekas rem di lokasi kejadian kecelakaan bus terbalik.

Jadi kalau kita lihat di lokasi kejadian, tidak ada tanda-tanda rem dari bus tersebut. Yang ada itu jejak bannya, ada bagiannya, diyakini ban asli, ada beberapa meter disana. Jadi akhir kejadian bagian depannya kena tiang listrik,” kata Aan saat meninjau TKP di Subang, Minggu.

Ia menduga, kecelakaan bus yang melibatkan siswa SMK Lingga Kenchana terjadi karena tidak berfungsinya fungsi pengereman bus sehingga oleng ke kanan dan menabrak mobil yang datang dari arah berlawanan.

 

Wakil Direktur Penguatan dan Pengembangan Wilayah Perusahaan Pusat Transportasi Indonesia (MTI), Gjoko Setiyovarno mengungkapkan, seluruh bus wisata yang terlibat kecelakaan lalu lintas adalah bus ACAP/AKDP.

Menurut dia, pola korban meninggal dunia juga sama, yakni tidak ada sabuk pengaman, dan badan bus keropos sehingga jika terjadi kecelakaan terjadi deformasi yang menyebabkan korban tertindih.

Selain itu, Djoko mengatakan pemerintah setengah hati dalam menetapkan batasan umur bus sehingga kejadian seperti ini selalu terjadi dan tidak bisa dikendalikan.

“Pemerintah mengeluarkan aturan batasan umur kendaraan bus, tapi setengah hati. Bus tua tidak dibuang begitu saja. Tapi dijual kembali sebagai angkutan umum, karena masih berpelat kuning, jadi bisa dibuang, tapi tidak punya izin,” kata Djoko dalam keterangan tertulis, Minggu (12 Mei 2024).

Djokovic mencontohkan kasus rem blong di Pamiyahan (Cianjur) pada 2022. naik haji, semuanya berpelat kuning, berjalan, namun tidak ada yang terdaftar SPIONAM alias tidak berizin.

 

PT. Jasa Raharya memastikan seluruh korban kecelakaan maut bus wisata yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kenchana Depok mendapat santunan. Jasa Raharya saat ini sedang mendata seluruh korban meninggal dunia dan luka-luka dalam kecelakaan maut pada Sabtu 11 Mei 2024 tersebut.

Direktur Operasi P.T. Jasa Raharja, Devi Arijani Suzanna mengatakan, besaran santunan korban meninggal dunia sebesar Rp50 juta. Sementara bagi korban luka-luka, akan mendapat santunan maksimal Rp20 juta.

“Untuk seluruh korban, Jasa Raharja menyampaikan mendapat jaminan dan Jasa Raharja akan memberikan santunan. Korban meninggal dunia sebanyak 11 orang, 10 orang bus dan seorang pengendara sepeda motor, kata Devi di Subang, dilansir Antara, Minggu (5/12/2024).

Devi mengatakan, saat ini pihaknya masih memproses pendataan seluruh korban meninggal dunia dan luka-luka dalam kecelakaan bus wisata Trans Putera Fajar. “Saat ini kawan-kawan Jasa Raharya sedang melakukan proses pendataan, ada yang sudah selesai, ada pula yang masih berproses,” ujarnya.

Devi mengatakan, kompensasi sebagai perlindungan dasar merupakan wujud kehadiran negara terhadap masyarakat. Jasa Raharja sebagai BUMN yang mengemban amanah tersebut berkomitmen untuk terus berupaya memberikan pelayanan terbaik, sederhana, cepat dan akurat. Atas kejadian tersebut, Jasa Raharya menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa yang mendalam. 

Dunia pendidikan diguncang dengan kecelakaan yang dialami sekelompok siswa SMK Lingga Kenchana, Depok pada Sabtu 11 Mei 2024 di Subang, Jawa Barat. Sebanyak 10 orang yang terdiri dari guru dan siswa menjadi korban kecelakaan bus maut yang mereka tumpangi dalam rangka acara perpisahan.

Pasca kecelakaan tersebut, Pemkot Depok akan melakukan evaluasi besar-besaran terkait kejadian di luar kota.

“Akan ada evaluasi skala besar.” Karena SMA SMK ini berada di bawah KCD (Kepala Cabang Pelayanan) Provinsi Jawa Barat. Kita akan koordinasi dengan Jabar, juga untuk SD SMP akan ada evaluasi, syarat dan ketentuan berlaku jika ingin melakukan kunjungan luar kota,” kata Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono di TPU Parung Bingung, Depok. Jawa Barat, Minggu (12/05/2024).

Imam tidak merinci kapan evaluasi massal itu akan dilakukan. Dia hanya mengatakan akan banyak pemangku kepentingan terkait yang terlibat dalam evaluasi tersebut.

“Paling kita punya dewan sekolah, Dinas Pendidikan Kota Depok, ada pihak sekolah swasta, Dinas Pendidikan Kota Depok, Dinas Pendidikan Jabar dan kepolisian yang bisa kita koordinasikan,” imbuhnya.

Sejalan dengan itu, Pemprov DKI akan menanggung biaya siswa dan guru yang terlibat kecelakaan bus, termasuk siswa yang masih dirawat.

“Kami akan menanggung semuanya, termasuk pemakaman di sini, dan nantinya akan ada asuransi untuk mendukung kejadian ini.” Baik dari Jasa Raharya maupun Pemkot Depok,” kata Imam.

Sebanyak enam korban dimakamkan di TPU bingung Parung pada Minggu sore. Salah satunya juga dari guru. Sedangkan sisanya dimakamkan sesuai tempat tinggalnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *