Fri. Sep 27th, 2024

6 Lagu Indonesia Pilihan Terbaru Pekan Ini, Edisi 29 Juli – 4 Agustus 2024: D’Cinnamons Terinspirasi Kopi hingga Debut Adifa

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pekan lalu di bulan Juli hingga awal Agustus 2024, banyak penyanyi dan musisi tanah air yang mengumumkan proyek barunya. Lagu-lagu Indonesia yang mereka rilis juga menarik dan memiliki konten yang berbeda-beda.

Ada yang mengangkat tema jatuh cinta seperti penyanyi debutan Adifa yang merilis lagu pertamanya. Single terbaru D Cinnamon yang cukup keren ini mengangkat kopi sebagai tema album barunya.

Selain itu, ada grup yang menjadikan salah satu penyanyi terkenal yang produknya didaur ulang. Faktanya, banyak penyanyi yang merilis lagu bertema NKRI sebelum 17 Agustus.

Alhasil, akhir Juli dan awal Agustus 2024 akan semakin berwarna dengan lagu-lagu baru para penyanyi dan musisi tersebut. Berikut daftar lagu baru Indonesia pilihan Showbiz matthewgenovesesongstudies.com yang kami terima pada tanggal 29 Juli hingga 4 Agustus 2024.

Lagu “Bukan Kopi” terinspirasi dari pengalaman penyanyi/gitaris Diana Vidora (Dodo) saat berada di sebuah pasar kecil di Bandung. Tidak ada sofa atau Wi-Fi, dan kursinya terbuat dari semen keras.

“Namun hasilnya, dibalik kesederhanaan ini, kopi lebih dari sekedar rasa, tempat dan internet. Namun kopi membangkitkan panggilan kemanusiaan yang paling penting, panggilan untuk bersosialisasi,” kata Dodo mengacu pada surat tersebut.

Single ‘Bukan Kopi’ menjadi lagu istimewa karena dibuat sendiri. Dari pantai ke belakang. Proses pembuatan musik dimulai dari pertemuan Dodo sambil minum kopi hingga obrolan ringan tentang pertemuan dengan orang asing.

“Dan lagunya terinspirasi dari kebiasaan Nana yang minum kopi setiap hari. Kali ini sangat spesial karena dia mempercayakan saya untuk menggarap mix dan skillnya,” gitaris Ismael Bonaventura (Bona) memperkenalkan lagu tersebut.

Bassist Riana Maiasari (Nana) mengatakan, “Kenapa kami sepakat memberi nama ‘Bukan salah kopinya’? Karena yang menghangatkan kopinya bukan kopinya, tapi interaksi manusia kalaupun kita minum kopi, tidak masalah. Betapa indahnya tempat itu atau betapa mudahnya kita ‘minum kopi’, jika ada komunikasi Akan terasa sangat hangat dan nikmat Baik dengan orang-orang terdekat yang tinggal bersama kita ataupun dengan orang-orang yang baru kita kenal.

Dalam mix “It’s Not Your Fault”, Dodo, Bona, dan Nana menambahkan lagu lain yang unik dan tidak biasa. Untuk menyempurnakan komposisi dan aransemennya, mereka menyertakan gitar renyah maestro jari Jubing Cristiano di akhir lagu.

“Mendengarkan lagu ini mendatangkan kebahagiaan, kehangatan dan kebahagiaan, seperti pelukan zaman dahulu.” Lagu juga penting, agar kita tidak lupa ngobrol atau menyapa keluarga dan teman kita,” kata Jubing.

“Dengan lagu ini D Cinnamons memberiku pengalaman baru juga. Biasanya kalau aku membantu menulis musik untuk rekaman, aku memainkan gitar pada lagu itu. Tapi baru kali ini aku mendapat kesempatan. Sedikit catatan untuk dimainkan di akhir lagu, bagaimana dengan itu?” lanjutnya.

Penyanyi pop R&B muda Jessen kembali menyapa penggemar dengan single barunya, “Good Good.” Dibuat oleh Stephanus LJ dan Desmon Latif, pria bernama lengkap Jason Gunawan ini yang menciptakannya. Masuk dalam genre pop RnB, “Baik Adanya” bercerita tentang kehidupan dan stres yang dialami anak-anak Gen Z.

Mulai dari mendapatkan demo hingga rekaman, tak butuh waktu lama bagi Jason untuk menggarap lagu ini. Penyanyi kelahiran Cirebon, 28 Oktober 1997 ini, bersyukur karena dibantu banyak pihak, terutama Barsena Bestandhi sebagai pembicara, sehingga tak menemui kendala berarti.

“Dengan album kelima ini, saya mulai menemukan ingin menjadi penyanyi seperti apa dan pesan yang ingin saya sampaikan kepada pendengar saya,” jelasnya.

Selain itu, Jessen mengungkapkan bahwa lagu tersebut berkisah tentang masa depan karena ia tahu bahwa anak muda saat ini memikirkan hari esok dengan terlalu banyak kecemasan.

“Saya tahu orang-orang seusia saya sekarang sering berpikir terlalu banyak tentang masa depan. Jadi apa yang harus saya lakukan? Di masa depan, apa yang akan saya lakukan, bukan? “Lagu ini mengatakan bahwa hidup adalah sebuah konstruksi dan untuk semua orang,” kata Jessen dalam sebuah pernyataan.

“Seseorang di atas telah memberikan waktu untuk segala hal dalam hidup kita. Itu mengingatkan saya sebagai musisi bahwa segala sesuatu ada jalan dan yang bisa saya lakukan hanyalah menjalani hidup dengan kemampuan terbaik saya,” imbuhnya.

Setelah merilis single daur ulang Sheila On 7 berjudul ‘Dan’ dan ‘Aku Berlahan’ milik Rio Febrian, Lalahuta melanjutkan Konsep EP-nya yang berjudul Lalahuta Hits Indonesia atau #LSIH dengan remake dari lagu status Vid Aldiano”.

Sementara 2 lagu Lalahuta sebelumnya menampilkan haru, untuk “Status Palsu” ia tetap membawakannya dengan perasaan bahagia.

“Lagu ini masih kami kemas ulang dalam bentuk baru, sedikit berbeda dengan versi lama,” ujar Kevin Vidaya, penyanyi baru Lalahuta yang tampil beberapa waktu lalu.

Lalahuta memilih lagu tersebut karena menurutnya merupakan salah satu dari sekian banyak karya Vidi Aldiano. Ia pun menilai lagu tersebut masih relevan dengan kehidupan cinta saat ini.

“Kami berharap nuansa yang dihadirkan dalam lagu Lalahuta dapat membuat pendengarnya menjadi lebih baik saat ini,” ujar Kevin.

Dengan lineup terbaru: Kevin Vidaya, Bonnie Eko, Alain Hezekiah, Beno Lululia, Lalahuta berharap dapat memperkokoh kiprahnya di industri musik tanah air dan terus menghadirkan warna baru bagi dirinya dan para pendengar musik tanah air.

Manipol (bergaya MANIPOL), band indie rock lainnya yang dibentuk 6 tahun lalu di Bekasi, Jawa Barat, mempunyai formasi baru. Mereka sekarang masuk ke Heavy Rain Records, label independen yang mencakup Tus Nag dan Tus Numpab.

Di bawah promosi Heavy Rain Records, Manipol merilis single pertama mereka berjudul “Basic Reasons”, yang diproduseri oleh penyanyi Martin.

Lagu ini bercerita tentang seseorang yang berada dalam spiral keterpurukan yang selalu memiliki ‘pengampunan’ dan tidak pernah berpikir untuk memperbaikinya. Pada akhirnya, dia menyerah pada egonya yang tinggi. Dan “mengapa tidak” menjadi senjatanya.

Grup ini terbentuk pada masa pandemi COVID 19, awalnya Martin (vokal, gitar) Ricky (bass) Sandy (drum), membuat grup bernama Mexican Seafood. Pada tahun 2022, Sandy mengundurkan diri karena memutuskan untuk fokus pada bisnis yang dijalankannya.

Beberapa bulan kemudian, Ricky (bassist) harus keluar dari Mexican Seafood karena harus bekerja di luar negeri. Dengan hanya satu orang kru yang tersisa, Martin menemukan cara untuk menjalankan Makanan Laut Meksiko. Pada tahun 2023, Gani (drum), Denny (bass) dan Agung (gitar, backing vokal) bergabung.

Empat di antaranya mulai dikumpulkan pada Januari 2024. Nama Manipol pun digunakan untuk mengubah nama menjadi Mexican Seafood sesuai kesepakatan keempat anggota saat ini.

“Suatu ketika kami kesulitan menentukan nama baru untuk grup ini. Nama Manipole terlintas di benak kami. ‘Manifold’ diambil dari nama sepeda.” Sebenarnya bukan berarti begitu, menurut saya namanya sangat. catchy dan setahu saya, ‘manifold’ mesin mobil’ itu penting,” jelas Martin soal perubahan nama tersebut.

 

Dalam rangka menyambut dan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 pada bulan Agustus 2024, GNP Music berkolaborasi dengan Mamo Agil, Sarah Diana dan Presiden Musicindo merilis lagu-lagu bertema kebebasan Indonesia.

Lagu-lagu bertema kemerdekaan Indonesia yang dibawakan oleh GNP Music antara lain “Dari Sabang Sampai Merauk”, “Indonesia Masih Merdeka”, “Formu Negeri”, “Maju Bukan Takut”, “Untuk Indonesia”, “Detakan Indonesia”, “Mera Putih Kan Lit”, “Sier Nusantara” dan “Fly My Indonesia”.

Bisa dibilang, “Terbangla Indonesiaku” karya Mamo Agil merupakan lagu yang spesial karena dinyanyikan bersama oleh banyak penyanyi lintas generasi. Mereka adalah Aisya & Andrew Mamo Agil, Shanette, Cheri Claudia, Delia Septiani dan Mamo Agil.

Single barunya dirilis ke seluruh platform digital pada Sabtu (3/8/2024) oleh GNP Music. Sementara itu, videonya telah diunggah ke kanal YouTube GNP Music.

Kegembiraan dan haru belum cukup menggambarkan emosi yang menyelimuti Adifa saat ini. Pasalnya penyanyi Program Inkubasi Produksi Trinity Optima bersama produser kecantikan ini akhirnya merilis acaranya “Lose Again / Hate Again”.

Kesuksesan Adifa menandai Trinity Optima sebagai label yang berkomitmen mendukung talenta-talenta muda untuk mengembangkan kemampuannya.

Ditulis oleh Adifa bersama Sinhala Awadana (A&R Trinity Optima Productions) dan Tintin, kolaborasi ini menceritakan kisah segelintir orang yang berusaha bertahan meski banyak kompromi-perjuangan dalam hubungan mereka.

Nampaknya perasaan dalam hubungan tersebut tidak sama, namun nyatanya mereka menganggap keduanya setara dalam banyak hal dan saling mencintai.

Menulis lebih dari 5 bulan, Adifa menghadapi banyak kendala dalam menentukan lagunya. Adifa mengungkap inspirasi tema lagu tersebut didapatnya saat mendengar lagu gaul Ku Tak Bisa di dalam mobil.

“Sedih, tapi di satu sisi mengharukan, bisa juga dilihat dari detail pemandangannya. Takut, cemas, tapi cemas. Nah, kesedihan seperti ini tidak boleh terlalu banyak menangis. Kenapa tidak mencoba melihatnya dari sisi kerennya misalnya. Yang penting lebih enjoy dan jadikan. “Gak usah terlalu serius,” kata Adifa.

Melalui lagu ini Adifa berharap dapat menemani para pendengarnya di momen-momen berharganya dan membahagiakan orang-orang terdekatnya, serta mengakui perasaan orang-orang yang terdampak karena tidak melaluinya sendirian. Namun, ia mencatat bahwa terkadang, hubungan yang beracun tidak perlu dikelola.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *