Fri. Sep 20th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menggigit kuku atau onychophagia tidak hanya terjadi pada anak-anak, tetapi juga pada orang dewasa. Perilaku ini sering kali berakar pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa.

Menurut WebMD, beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik mungkin berperan dalam kebiasaan ini. Sekalipun orang tua berhenti sebelum anaknya lahir, orang tua yang menggigit kuku lebih besar kemungkinannya untuk membiarkan anaknya melakukan hal tersebut.

Selain karena alasan genetik, menggigit kuku juga bisa menjadi gejala stres mental atau emosional. Orang yang merasa cemas, gugup atau sedih lebih cenderung menggigit kuku sebagai cara untuk mengatasi perasaan tersebut.

Kebiasaan ini bisa terjadi saat Anda sedang bosan, lapar, atau merasa tidak aman. Para ahli mengatakan bahwa banyak orang menggigit kuku tanpa menyadarinya.

Berikut enam tips untuk berhenti menggigit kuku.  Memangkas kuku: Memotong kuku mengurangi sensasi menggigit. Cat kuku rasa pahit: Oleskan cat kuku khusus dengan rasa pahit untuk mencegah gigitan. Dapatkan manikur: Manikur yang bagus akan memotivasi Anda untuk menjaga kuku tetap bersih dan menghindari gigitan. Gunakan sarung tangan: Sarung tangan memberikan penghalang fisik terhadap gigitan kuku. Stiker kuku khusus juga bisa menjadi pilihan. Identifikasi pemicunya: Waspadai situasi atau perasaan yang memicu perilaku menggigit kuku dan temukan solusi alternatif untuk mengatasinya. Gangguan: Jaga tangan atau mulut Anda sibuk dengan aktivitas lain seperti mengunyah permen karet atau mencoret-coret.

Meski biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen, namun menggigit kuku dapat menimbulkan sejumlah dampak negatif, antara lain: Pertumbuhan kuku tidak normal: Kerusakan jaringan di sekitar kuku akibat menggigit dapat mengganggu pertumbuhan kuku normal dan membuatnya terlihat tidak alami. Kerusakan gigi: Menggigit kuku dapat menyebabkan gigi retak, retak, atau terkelupas. Tekanan berulang pada rahang saat menggigit juga bisa menyebabkan masalah sendi rahang. Infeksi: Kuku yang tergigit seringkali meninggalkan luka terbuka kecil yang rentan terhadap bakteri dan jamur. Kuku dan kutikula bisa terinfeksi sehingga menyebabkan kemerahan, bengkak, nyeri, dan nanah.

Cacingan disebabkan oleh parasit usus. Telur cacing ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui tanah atau makanan yang terkontaminasi.

Namun kebiasaan menggigit kuku secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko penyakit cacingan dengan cara sebagai berikut: Penyebaran telur cacing: Menggigit kuku sering kali membuat tangan terkena udara dan dapat mengakibatkan tertelannya telur cacing yang menempel di tangan. Melemahkan sistem kekebalan tubuh: Stres dan kecemasan akibat menggigit kuku melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi parasit termasuk cacingan. Memfasilitasi infeksi: Kerusakan kulit akibat menggigit kuku dapat menyebabkan telur cacing masuk ke dalam tubuh melalui luka di jari atau kutikula.

Jadi sangat penting untuk menjaga kebersihan tangan dan kuku untuk mencegah cacingan dan berhenti menggigit kuku.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *