Fri. Sep 20th, 2024

6 Tips Jaga Ginjal Anak Tetap Sehat, Termasuk Batasi Minuman Manis dan Makanan Asin

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Topik cuci darah anak sedang ramai dibicarakan dalam 1-2 minggu terakhir. Hal ini bermula dari konten media sosial yang membicarakan banyaknya anak kecil yang menerima cuci darah.

Hemodialisis atau hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal bagi pasien gagal ginjal kronis. Menurut situs Kementerian Kesehatan RI Cuci darah adalah proses pembersihan darah dari sisa metabolisme dan kelebihan cairan dengan bantuan ginjal buatan dan mesin hemodialisis.

Bagaimana mungkin dia masih kecil dan sudah menjalani cuci darah?

Presiden Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) Ada banyak alasan mengapa anak harus menjalani cuci darah. Diantaranya ada yang anomali. bawaan pada ginjal

“Dalam kasus ini, anak tersebut mengalami kelainan ginjal atau kista sejak lahir,” jelas Piprim.

Anak-anak penderita lupus juga dapat mempengaruhi ginjalnya sehingga menyebabkan dialisis. Piprim juga mengatakan bahwa gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan dialisis. Terutama pada anak yang mengalami obesitas.

“Anak yang mengalami obesitas mengalami peradangan tingkat rendah atau peradangan kronis tingkat rendah. lalu gabungkan (bersama dengan faktor lain) seperti tekanan darah tinggi Hal ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal sehingga memerlukan cuci darah,” jelas Piprim Thingmajik.

Mengingat gaya hidup juga dapat mempengaruhi kesehatan ginjal, Piprim mengingatkan para orang tua untuk bekerja sama menjaga kesehatan ginjal anak. Agar mereka tidak memerlukan cuci darah:

1. Biasakan minum air putih.

Berikan air kepada anak-anak Ini adalah jumlah cairan setiap hari. Seorang anak dengan berat badan 20 kg membutuhkan 1,5 liter air per hari.

 

2. Hindari minuman manis.

Jangan biarkan anak meminum minuman manis yang banyak ditemui di toko-toko dan minimarket.

“Hindari minuman manis. Baik yang mengandung gula maupun pemanis seperti sirup jagung. yang banyak terdapat pada minuman ringan di minimarket yang jenisnya ada ratusan dalam bentuk gelas atau botol,” kenang Piprim.

3. Batasi asupan garam

“Adalah bijaksana untuk tidak berlebihan,” tegasnya.

Menurut laman IDAI, anak di bawah usia 1 tahun sebaiknya mendapat lebih sedikit garam. Kemudian, seiring bertambahnya usia anak, garam bisa diberikan dalam jumlah terbatas.

 

4. Penggunaan obat harus atas saran dokter.

“Beberapa obat berpotensi membahayakan ginjal, jadi jangan sembarangan meminumnya. Harus mendapat saran dari dokter,” kata Piprim.

5. Segera obati obesitas

Bagi anak yang sudah mengalami obesitas, segera obati kelebihan berat badan agar tidak menimbulkan penyakit degeneratif di kemudian hari.

“Penelitian di Yogyakarta menunjukkan 90 persen remaja obesitas mengalami resistensi insulin. Artinya dalam beberapa tahun ke depan, 5-10 tahun bisa berubah menjadi diabetes dan penyakit metabolik lainnya,” ujarnya.

 

 

Pastikan anak Anda berolahraga sejak dini. Tidak perlu berolahraga terlalu banyak, namun juga tidak terlalu sedikit. Waktu latihan Piprim mengatakan darah akan mengalir dengan cepat. yang baik untuk berbagai organ dalam tubuh seperti jantung dan ginjal

Piprim juga berpesan kepada para orang tua agar memberikan contoh agar anak semangat berolahraga.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *