Sun. Sep 22nd, 2024

60% UMKM Hadapi Tantangan Berat Ini, Apa Itu?

By admin Sep22,2024 #ekonomi #FinTech #Keuangan #UKM #UMKM

matthewgenovesesongstudies.com bersama Asosiasi Fintech Indonesia KoinWorks Jakarta (AFTECH) mengumumkan peluncuran diskusi panel Laporan Dampak 2023 “Peningkatan Ekosistem Usaha Kecil dan Menengah” pada 19 Juni 2024.

Acara peluncuran laporan tahunan edisi kedua ini juga menandai peluncuran inisiatif Play It Forward dari KoinWorks untuk terus memberikan dampak positif bagi masyarakat, menghadirkan beberapa pembicara dari sektor fintech, modal ventura, dan ekonomi berkelanjutan.

Sebagaimana dijelaskan dalam Laporan Dampak KoinWorks, di sektor seperti FMCG; pertanian; kesehatan, kecepatan, efisiensi dan ketangkasan penting dalam pekerjaan. Lebih dari 60% UMKM menghadapi tantangan dalam mengelola rantai pasokan mereka secara efektif, terutama ketika arus kas terbatas.

Angelique Timmer, Head of KoinWorks Impact & ESG, mengatakan dalam keterangannya, Minggu (30/6/2024), “Visi kami adalah agar UKM tidak hanya memasuki pasar sebagai pengecer, tetapi menjadi bagian integral dari ekosistem manufaktur lokal. .” .

“Fokus kami adalah dukungan di tingkat ekosistem. Kami bermitra dengan para pelaku UMKM utama, pendukung UMKM, dan lembaga keuangan tradisional untuk meningkatkan keseluruhan rantai pasokan. KoinWorks juga berpartisipasi dalam program inkubasi UMKM yang diprakarsai oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Dunia Usaha: “Kolaborasi ini penting untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan guna meningkatkan ekosistem UMKM secara keseluruhan,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa penerapan praktik ESG di sektor fintech sangat penting untuk tanggung jawab yang kuat dalam operasional bisnis. Angelique misalnya, menegaskan bahwa KoinWorks tidak hanya mendukung UMKM dalam bentuk pendanaan, namun untuk menjamin akuntabilitas dan efisiensi penggunaan dana, KoinWorks juga memberikan berbagai edukasi, antara lain kumpulan video KoinLearn dan komunitas KoinPreneur.

Inisiatif ini membekali UKM dengan pengetahuan dan keterampilan berharga untuk membantu mereka mengembangkan bisnisnya. 

Secara keseluruhan, inisiatif ini bertujuan untuk memberikan dampak sosial yang lebih besar bagi UMKM, termasuk meningkatkan akses terhadap pembiayaan berkelanjutan, mendorong kolaborasi dan berbagi pengetahuan di komunitas, menyediakan solusi digital untuk pertumbuhan, dan membantu UMKM menyederhanakan pelaporan keberlanjutan.

“Konsep inilah yang mendorong KoinWorks untuk aktif membantu UMKM di tingkat ekosistem dalam menerapkan ESG pada bisnisnya. Kami memahami bahwa UMKM lokal membutuhkan akses terhadap pembiayaan dan peluang bisnis yang berkelanjutan,” tambah Angelique.

 

 

 

 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus berjuang demi kelangsungan, pertumbuhan, dan perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satunya adalah membantu memfasilitasi akses terhadap keuangan alternatif melalui platform teknologi keuangan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjelaskan, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif erat kaitannya dengan UKM. Pasalnya 70% pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia berasal dari UKM. Namun, permodalan masih menjadi kendala utama bagi UKM.

Usai membuka Fintech Fintech 2024 Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga mengatakan, “Sampai saat ini baru 16% yang dilayani oleh perbankan, sedangkan 84% masih menggunakan pembiayaan atau financing dari IMF yang berarti Istri, Mertua, dan Keluarga.” . FIFTY) Mulai Selasa (7/5/2024) di Bogor.

Melihat tingkat penetrasi internet di Indonesia yang mencapai 79,5%, ia mengatakan hal tersebut dapat dioptimalkan sebagai peluang bagi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mempercepat transformasi digital. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan alternatif pembiayaan melalui platform fintech.

Tak hanya pendanaan, para pelaku UMKM juga akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan usahanya.

“Pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang ingin mengakses alternatif pembiayaan melalui fintech dapat mendaftar melalui website FIFTY untuk mendapatkan pendampingan dan pelatihan pemberdayaan pelaku usaha agar usahanya dapat terus tumbuh dan berkembang,” ujarnya.

 

Fintech Pembiayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (FIFTY) adalah platform untuk mengakses pembiayaan fintech baik dari P2P Lending maupun crowdfunding sekuritas atau ekuitas yang berlisensi OJK.

Hal ini bertujuan untuk membantu badan usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mendapatkan akses yang lebih mudah terhadap pembiayaan, pelatihan dan dukungan yang terstruktur dan massal sehingga usahanya dapat berkembang lebih cepat.

Acara ini bertujuan untuk menghadirkan program FIFTY bagi para pelaku usaha kreatif dan kreatif untuk dapat mengembangkan usahanya melalui akses pembiayaan alternatif melalui teknologi finansial, baik dari P2P Credit maupun Sekuritas/Saham Crowdfunding yang ditolak oleh OJK.

Anggara Hayun Anujupran, Direktur Akses Pembiayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan sulitnya akses pembiayaan bagi pelaku pariwisata dan usaha kreatif menjadi alasan utama dipertahankannya program ini.

“Melalui kegiatan ini diharapkan para pelaku usaha pariwisata dan kreatif dapat memfasilitasi akses terhadap fintech financing, baik P2P loan maupun crowdfunding sekuritas/ekuitas berizin OJK, melalui pelatihan dan pendampingan kombinasi bisnis,” ujarnya. Hai. .

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *