Thu. Oct 3rd, 2024

7 dari 10 Ibu Alami Mom Shaming, Mayoritas Pelaku adalah Keluarga Inti

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Health Collaborative Center (HCC) menemukan 7 dari 10 ibu di Indonesia mengalami rasa malu atau komentar, kritik, dan sikap negatif terkait pola asuh dan pengasuhan anak.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 dari 10 (72 persen) ibu di Indonesia yang menjadi responden penelitian ini mengalami beberapa bentuk kekerasan ibu yang berdampak signifikan terhadap kesehatan mental dan emosional mereka,” kata dia. memimpin. Peneliti sekaligus Presiden HCC kepada Ray Wagiu Basrowi di Jakarta, Senin 1 Juli 2024.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pelaku mother malu berasal dari lingkungan sentral yaitu keluarga, keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya.

“Hal ini tentu menjadi temuan yang perlu dikaji lebih sistematis, karena keluarga harus menjadi basic support system yang melindungi ibu dari ibu,” kata dokter yang juga penggagas Komunitas Kesehatan Mental ini.

Ia mengatakan, tingginya angka mother shaming di Indonesia merupakan tanda perlunya kesadaran dan tindakan untuk mengatasi masalah ini di masyarakat.

Selain itu, Ray yang melakukan penelitian ini bersama HCC Research Associate Yoli Farradika M.Epid menegaskan, sebagian besar ibu yang mengalami mother shaming juga agak terpengaruh. Akibatnya, menurut gambarannya, lebih dari 50 persen ibu terpaksa mengubah pola pengasuhan mereka untuk mengakomodasi kritik yang menyalahkan-memalukan-ibu.

Faktanya, hanya 23 persen ibu yang disurvei mengaku berani melawan dan menghindari rasa malu dari ibu mereka.

Menurut Rey, kondisi tersebut disebabkan kurang optimalnya peran support system yakni keluarga yang seharusnya melindungi mereka.

Alhasil, selain tidak mampu melawan dan menghindarinya, ibu yang mempermalukan ibu malah mengalami kritik tidak membangun dan pola asuh pengorbanan yang bisa jadi baik.

Ditemukan juga bahwa peran media sosial tidak terlalu penting dalam mengatasi rasa malu terhadap ibu.

Hanya sedikit ibu yang merespons survei ini yang terkena dampak mother-shaming di media sosial atau hanya sekitar 6 persen. Artinya, hipotesis yang ada saat ini bahwa media sosial berkontribusi terhadap mama shaming tidak sepenuhnya benar. “Karena penelitian ini mengungkapkan bahwa keluarga adalah aktor utama dalam mom shaming,” kata guru besar kedokteran okupasi Kedokteran Komunitas FKUI ini.

Ray juga menyebutkan beberapa temuan penting dari penelitiannya, yaitu: Dari segi prevalensi, sekitar 72 persen ibu yang disurvei mengaku merasa menjadi korban dari ibu, terutama langsung dari keluarga, keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Ibu yang mengalami mother shaming dua kali lebih mungkin mengalami gangguan pola asuh anaknya. Peran media sosial sebagai sumber rasa malu terhadap ibu sebenarnya hanya berkontribusi sebesar 6 persen. Ibu rumah tangga 6 kali lebih mungkin mengalami rasa malu sebagai ibu. Hanya 11 persen ibu Indonesia yang mewakili responden penelitian ini mendapat bantuan konselor atau psikolog. Sebanyak 65 persen ibu yang mengalami motherhood merasa tidak nyaman dan menarik diri dari interaksi sosial.

Penelitian ini merupakan rangkaian tinjauan literatur, pengujian instrumen dengan kuesioner Mott Children’s Hospital USA, University of Michigan yang telah divalidasi dan melibatkan lebih dari 800 ibu yang diwawancarai, dengan tingkat kepercayaan internal sebesar 95 persen. Sebelum dilakukan penelitian, penelitian ini melakukan tinjauan sistematis mendalam pada bulan Maret 2024.

HCC menyimpulkan bahwa tingginya prevalensi rasa malu ibu menunjukkan bahwa cakupan perlindungan ibu tampaknya kurang optimal. Sebaliknya, keluarga menjadi agen rasa malu ibu sehingga harus dihapuskan. Salah satunya dengan mengoptimalkan edukasi dan narasi parenting yang kritis agar menjadi suportif.

HCC juga mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan cakupan konselor parenting dan psikolog di puskesmas secara lebih merata.

Jika memungkinkan, tingkatkan peran staf posyandu dan tim pendukung keluarga agar memiliki kompetensi sebagai penasihat orang tua.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *