Fri. Sep 20th, 2024

7 Fakta Menarik Ekuinoks yang Akan Terjadi Maret 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Fenomena ekuinoks diperkirakan terjadi pada Maret 2024. Melansir laman Badan Meteorologi Nasional, Kamis (14/3/2024), fenomena ekuinoks terjadi saat matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa.

Fenomena ini juga menjadi pertanda akan dimulainya musim semi di belahan bumi utara. Sedangkan musim gugur akan dimulai di belahan bumi selatan.

Ekuinoks terjadi dua kali setahun. Saat fenomena ini terjadi, panjang siang dan malam hampir sama panjang di belahan bumi selatan dan utara.

Berikut fakta menarik fenomena ekuinoks yang akan segera terjadi.

1. Apa itu Ekuinoks?

Fenomena ekuinoks berasal dari kata latin “aequus” (sama) dan “nox” (malam). Dalam perjalanannya menuju ekuinoks, Matahari akan menimbulkan fenomena Hari Abu atau Titik Balik Matahari di beberapa wilayah.

Saat itu, posisi matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat sehingga menyebabkan bayangan menimpa objek pada tengah hari. Karena letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, maka efek Shadowless Day akan mendekati ekuinoks.

 

2. Kapan ekuinoks terjadi?

Pada tahun 2024, titik balik musim semi akan terjadi pada pukul 23:06 EDT tanggal 19 Maret (11:06 WIB tanggal 20 Maret) di Belahan Bumi Utara. Sedangkan ekuinoks musim gugur akan terjadi pada 08:43 EDT (20:43 UTC) pada tanggal 22 September 2024.

Di Indonesia, menurut data BMKG, fenomena tersebut akan terjadi pada 20 Maret. Hal ini mengacu pada posisi 0 derajat lintang melalui kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Puncak hari utama atau tanpa bayangan terjadi pada pukul 11:50 WIB.

3. Waktu terjadinya fenomena Ekuinoks

Ekuinoks tidak selalu terjadi pada tanggal 19 Maret dan 22 September, namun terkadang pada tanggal 20 Maret dan 23 September. Hal ini karena satu tahun Bumi tidak memiliki tepat 365 hari.

Ada tambahan seperempat hari (6 jam) yang terakumulasi setiap tahunnya sehingga menyebabkan pergeseran tanggal ekuinoks. Orientasi Planet Bumi terhadap Matahari juga terus bergeser sehingga mengubah waktu terjadinya ekuinoks.

 

4. Panjang hari yang hampir sama

Belahan Bumi Utara mengalami periode siang hari yang lebih panjang sekitar bulan Juli. Sedangkan belahan bumi selatan menerima sinar matahari dalam waktu singkat.

Kemudian, sekitar bulan Desember, yang terjadi justru sebaliknya. Jumlah siang hari lebih banyak di belahan bumi selatan dan lebih sedikit di belahan bumi utara.

Namun, dua kali setahun, pada bulan Maret dan September, kemiringan planet kita sejajar dengan orbitnya mengelilingi matahari. Pada fenomena ini, bumi tampak tidak miring ke arah matahari.

Pada saat ini, matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa dan kedua belahan bumi mengalami jumlah siang dan malam yang sama. Namun, siang dan malam tidak persis sama pada saat ekuinoks, meski jaraknya sangat dekat.

Selama ekuinoks, bumi menerima sinar matahari beberapa menit lagi.

5. Gerak semu matahari

Berdasarkan laman Live Science Kamis (14/3/2024), bumi mengorbit Matahari dengan kemiringan sekitar 23,5 derajat. Artinya, berbagai bagian planet kita menerima lebih banyak atau lebih sedikit radiasi matahari pada waktu yang berbeda dalam setahun, bergantung pada posisi planet kita pada orbitnya.

Sebagaimana diketahui, matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Namun, matahari juga tampak bergerak ke utara selama setengah tahun dan ke selatan selama setengah tahun lainnya, tergantung di mana pengamat berada.

 

6. Awal musim semi dan musim gugur

Ekuinoks menandai awal astronomis musim semi atau musim gugur, bergantung pada belahan bumi. Namun, awal meteorologi musim tahun ini adalah 1 Maret dan 1 September.

Di belahan bumi utara, ekuinoks bulan Maret menandai awal musim semi. Ini disebut ekuinoks musim semi atau vernal (vernal berasal dari bahasa Latin “ver” yang berarti musim semi).

Pada saat yang sama, Belahan Bumi Selatan sedang memasuki musim gugur. Hal sebaliknya terjadi pada bulan September, ketika belahan bumi utara memasuki musim gugur yang lebih sejuk dan belahan bumi selatan memasuki musim semi.

7. Pengaruh Ekuinoks di Bumi

Efek ekuinoks bukan satu-satunya tanda pergantian musim. Saat fenomena ini terjadi, bumi menerima radiasi matahari lebih banyak dibandingkan hari biasa.

Akibat lainnya adalah munculnya aurora paling berwarna sepanjang tahun di kawasan kutub. Dilaporkan Space Kamis (14/3/2024), aurora mencapai puncaknya di sekitar dua ekuinoks dan menyusut sekitar bulan Juni dan Desember yang merupakan titik balik matahari.

Hal ini terjadi karena adanya keselarasan medan magnet bumi. Meskipun kutub magnet bumi tidak bertepatan dengan wilayah kutub geografis, namun tetap mengarah ke Matahari.

Pada saat ekuinoks, orbit bumi membawa medan miring ini ke posisi prima untuk menerima partikel bermuatan penyebab aurora.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *