matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Rasi bintang Orion yang juga dikenal dengan nama Waluku di Jakarta merupakan rasi bintang yang sangat terkenal dan mudah dikenali di langit malam. Tanda ini sering disebut pemburu karena bentuknya yang menyerupai pemburu yang berdiri di tepi sungai Eridanus.
Di dekat Orion terdapat rasi bintang Canis Major (Anjing Besar) dan Canis Minor (Anjing Kecil), yang tampaknya adalah anjing pemburunya.
Melansir laman Britannica, Kamis (13/3/2024), berikut beberapa fakta menarik seputar arah konstelasi Orion.
1. Memiliki banyak nama
Nama Orion berasal dari mitologi Yunani yang berarti pemburu. Pasalnya, konstelasi Orion memiliki bentuk yang mirip dengan tokoh mitologi Yunani, Orion, yang mengarahkan anak panah ke suatu sasaran.
Namun setiap negara dan budaya mempunyai nama dan pendapat berbeda mengenai konstelasi Orion. Dalam budaya Jawa, rasi Orion dikenal dengan nama Bintang Bajak atau Waluku.
Badui dan masyarakat Sunda lainnya menyebutnya Kidang.
2. Konstelasi Orion dalam Sejarah
Rasi bintang Orion merupakan salah satu rasi bintang tertua yang diketahui manusia. Orion dikenal berbagai peradaban kuno.
Beberapa orang melihat pola bintang ini sebagai kambing. tepat waktu. Orang Tiongkok kuno menganggap Orion sebagai salah satu dari 28 lambang zodiak.
Orang Mesir kuno menyebutnya Osiris, dan menganggap bintang sebagai dewa cahaya.
3. Mudah ditemukan
Rasi bintang Orion sangat mudah dilihat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Rasi bintang Orion sangat mudah dilihat di Indonesia.
Jika dilihat oleh pengamat, konstelasi ini terletak antara garis lintang 85 dan 75 derajat. Beberapa sumber menyebutkan jika melihat tiga bintang terang sejajar di langit, bisa jadi itu adalah konstelasi Orion.
Juga dikenal sebagai Sabuk Orion, tiga bintang paralel termasuk Anilum, Alnitak, dan Mintaka. Melalui sabuk ini, pengamat juga bisa melihat bintang lain di konstelasi Orion.
4. Tanda-tanda pergantian musim
Orion terlihat jelas pada bulan November hingga Februari. Kemunculan Orion di malam hari menandakan pergantian musim.
Kemunculan Orion di belahan bumi utara merupakan pertanda datangnya musim dingin. Sedangkan Orion muncul menjelang musim panas di Belahan Bumi Selatan.
Di Indonesia sendiri, Orion terkenal sebagai pertanda datangnya musim hujan. Orang dahulu sering menggunakan kemunculan Orion untuk menentukan waktu yang tepat untuk bercocok tanam.
5. Termasuk 6 bintang besar
Dikutip dari laman NASA, Kamis (13/3/2024), konstelasi Orion ternyata terdiri dari 6 bintang utama. Dan itu belum termasuk bintang merah Betelgeuse.
Betelgeuse (Alpha Orionis) adalah bintang raksasa merah yang terkenal dengan variabilitasnya, mulai dari magnitudo 0,0 hingga 1,3. Sedangkan bintang lainnya termasuk bintang super raksasa biru.
Bintang-bintang tersebut antara lain Rigel, Bellatrix, Alnilam, Alnitak, Saif, dan Mintaka. Rigel (Beta Orionis) adalah bintang biru raksasa yang merupakan salah satu bintang paling terang di langit malam.
Bellatrix (Gamma Orionis) adalah bintang biru panas yang terletak di bahu Orion. Mintaka (Delta Orionis) adalah bintang biner yang terdiri dari dua bintang biru panas.
Sedangkan Alnilum (Epsilon Orionis) merupakan bintang biru panas yang terletak di sabuk Orion, dan Alnitac (Zeta Orionis) merupakan bintang biru panas yang terletak di kaki Orion.
6. Bukan hanya bintang
Tak hanya bintang, ada nebula dan planet kecil lainnya di konstelasi Orion. Nebula ini adalah M42, M43 dan M78.
Dari ketiga nebula tersebut, M42 adalah yang paling terkenal di kalangan astronom. Sekitar 1.200 tahun cahaya dari Bumi, CVSO 30 merupakan planet yang terletak di arah konstelasi Orion.
Selain CVSO 30, planet kecil lainnya yang ditemukan pada tahun 2012 adalah CVSO 30c dan CVSO 30b.
7. Rasi bintang terarah
Rasi bintang Orion dikenal sebagai salah satu rasi bintang tertua di dunia karena sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Orang Yunani kuno menggunakan konstelasi ini sebagai petunjuk arah.
Pelaut Austronesia menggunakan garis imajiner barat-timur sebagai alat bantu penunjuk.
(Tiffany)