Fri. Sep 20th, 2024

7 Pernyataan Megawati Terkait Pemilu 2024 dalam Pidato Politik Pembukaan Rakernas V PDIP

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Ketum PDIP), Megawati Soekarnoputr, menyampaikan pidato politiknya pada pembukaan rapat kerja nasional atau Rakernas ke-5 PDIP pada Jumat, 24 Mei 2024.

Dalam pidato politik Megawati Soekarnoputri, salah satu yang disebutkan adalah pemilu 2024.

Sambil menangis haru, Megawati mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang memilih Partai Banteng Putih pada pemilu 2024.

Hal ini, kata dia, membuat PDIP menjadi pemenang dalam tiga pemilu berturut-turut.

“Sebagai Ketua Umum Partai dan atas nama PDI Perjuangan, kami mengucapkan beribu terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang dengan penuh semangat dan cinta selalu mendukung perjuangan PDI agar terus berdiri tegak. tegas dan tetap menjadi pemenang pemilu legislatif tiga kali berturut-turut,” kata Megawati dalam pidatonya pada Rakernas ke-5 di Ancol, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2024.

Sehingga, kata dia, perjuangan memenangkan Pemilu Legislatif atau Legislatif 2024, apalagi hattrick, tidaklah mudah. Sebab menurut Megawati, yang terjadi adalah ‘badai tak teratur’ yang bercirikan kecurangan struktural, sistematis, dan masif (TSM).

Atas dasar itu, Megawati menegaskan PDIP sebagai partai yang selamat dari badai sejarah akan terus berani melawan segala bentuk ketidakadilan.

“Kita tangguh, berani atau tidak?” tanya Megawati kepada peserta Rakernas.

“Berani,” serempak ditanggapi ribuan peserta Rakernas.

“Takut atau tidak?!” tanya Megawati lagi.

Kemudian, di hadapan kader PDIP, Megawati menyinggung rusaknya demokrasi pada pemilu 2024 dan menilai banyak akademisi bahkan profesor yang mengindikasikan pemilu 2024 akan menjadi pemilu terburuk sepanjang sejarah demokrasi di Indonesia.

“Pemilu ini seringkali dinyatakan sebagai pemilu terburuk dalam sejarah demokrasi, deklarasi ini telah dideklarasikan oleh banyak akademisi dan tokoh masyarakat sipil, guru, seniman dan tokoh budaya. Dan yang paling menyedihkan bagi saya adalah pengingkaran terhadap hak kedaulatan rakyat. rakyatnya sendiri,” kata Megawati.

Berikut sederet pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputr saat pidato politik pada pembukaan Rakernas ke-5 PDIP pada Jumat, 24 Mei 2024 yang dihimpun matthewgenovesesongstudies.com:

 

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputr sambil menangis haru mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Indonesia yang telah memilih partai banteng hidung putih pada pemilu 2024.

Hal ini, menurut Megawati, membuat PDIP menjadi pemenang pemilu tiga kali berturut-turut.

“Sebagai Ketua Umum Partai dan atas nama PDI Perjuangan, kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang dengan penuh semangat dan kasih sayang selalu mendukung perjuangan PDI untuk tetap berdiri dan tetap menjadi pemenang legislatif. pemilu tiga kali berturut-turut,” kata Megawati saat berpidato pada Rakernas ke-5 di Ancol, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2024.

Ia mengungkapkan, hal tersebut bisa tercapai karena PDIP memiliki api perjuangan yang tak pernah padam. Sumber ini selalu menjadi stimulus dan cahaya terang dalam menghadapi kegelapan demokrasi.

Dengan itu, kata Megawati, PDIP terus memimpin pergerakan nasional menuju cita-cita Indonesia Raya.

“Sebelumnya kami juga memperkenalkan kembali nyanyian lagu Indonesia Raya 3 Stanza, jika ternyata jika kita ingin memahami hal indah yang disebut Pak Wage Rudolf Supratman, kita bisa merangkai kata-kata yang membayangkan Indonesia Raya seperti ini, itu ternyata dengan semangat perjuangan ini, kami adalah partai inovasi. Kami selalu optimis karena kekuatan besar di lapangan yang mendukung kami sebagai partai, kata Megawati.

 

Megawati kemudian mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang selalu mendukung PDIP dan memenangkan Pemilihan Legislatif (Pileg) tiga kali berturut-turut.

Megawati hanya bisa menangis. Sebab kemenangan itu terjadi di tengah inkonsistensi yang terjadi.

“Sebagai Ketua Umum Partai dan atas nama PDI Perjuangan, kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang dengan semangat dan cinta kasih selalu mendukung PDIP untuk tetap berdiri dan tetap menjadi pemenang pemilu legislatif ketiga. kali berturut-turut,” jelasnya.

Ia mengatakan perjuangan memenangkan Pemilu Legislatif atau Legislatif 2024, apalagi hat-trick, tidaklah mudah. Sebab menurut Megawati, yang terjadi adalah ‘badai tak teratur’ yang bercirikan kecurangan struktural, sistematis, dan masif (TSM).

Atas dasar itu, Megawati menegaskan PDIP sebagai partai yang selamat dari badai sejarah akan terus berani melawan segala bentuk ketidakadilan.

“Kita tangguh, berani atau tidak?” tanya Megawati kepada peserta Rakernas.

“Berani,” serempak ditanggapi ribuan peserta Rakernas.

“Takut atau tidak?!” tanya Megawati lagi.

Megawati kemudian mengatakan, anak-anaknya sering bertanya kepadanya karena belakangan ini sering dianggap ‘marah’. Ia lantas menegaskan, hal tersebut bukan hanya demi kebaikan bangsa dan negara, tapi juga demi kejayaan partai.

“Kenapa? Aku suka anak-anakku sendiri bilang, ‘Nyonya Ketum sekarang berubah apa? Apa dia hanya mengamuk?’ “Ehhh betul, kalau tidak diserang, badan bantengnya yang tertembak, (kalah) lho,” kata Megawati.

Makanya kalau marah kamu cium aku, kenapa? Karena kamu pasti menang, lanjutnya.

 

Megawati kembali menyulut semangat para kader dan menggambarkan ketimpangan yang terjadi.

“Nah, pertarungan ini tidak mudah, karena yang sebenarnya terjadi, yang terjadi menurut saya adalah badai yang tidak teratur. Anomali tidak bisa diprediksi, bisa terjadi seperti ini, meledak seperti itu, dagggg, jadi apa hasilnya? Penipuan yang terstruktur dan sistematis, namanya TSM,” ujarnya.

“Benarkah kalau diam saja tidak berani (mengungkapkannya)? Ada yang terjadi apa tidak? (benar) atau tidak?” tanya Megawati.

“Iya Bu,” jawab peserta Rakernas.

“Iya ada, saya tahu. Semua bilang sepertinya tidak (ada penipuan). (Mereka bilang) ‘oh tidak’, seperti kata KPU: ‘Oh, jujur, adil, adil, meluap-luap.’ , universal, bebas, rahasia ‘Padahal KPU bilang begitu,’ kata Megawati.

 

Megawati Soekarnoputr mengatakan terjadi kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Karena penipuan tersebut, dia mengaku rela dan berani menjadi provokator demi kebenaran dan keadilan.

“Kami tangguh, berani atau tidak? Takut atau tidak?! Berani atau tidak?! Takut atau tidak?! Berani atau tidak?! Takut atau tidak?” tanya Megawati kepada peserta Rakernas PDIP.

“Terus dia bilang saya ‘Nyonya Mega provokator’ ya sekarang saya provokator. Demi kebenaran dan keadilan,” sambungnya.

Megawati mengatakan, ada anomali pada pemilu 2024 yang disebut-sebut tidak terjadi kecurangan yang dilakukan TSM. Bahkan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga menyatakan tidak ada kecurangan.

“Anomali tidak bisa diprediksi, bisa terjadi seperti ini, meledak seperti ini, itu saja, itu saja. Lalu apa akibatnya? Kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif, namanya TSM,” kata Megawati.

 

Di hadapan kader PDIP, Megawati menyinggung kerusakan demokrasi pada pemilu 2024. Menurut dia, banyak akademisi bahkan profesor yang mengindikasikan pemilu 2024 akan menjadi pemilu terburuk sepanjang sejarah demokrasi di Indonesia.

“Pemilu ini seringkali dinyatakan sebagai pemilu terburuk dalam sejarah demokrasi, deklarasi ini telah dideklarasikan oleh banyak akademisi dan tokoh masyarakat sipil, guru, seniman dan tokoh budaya. Dan yang paling menyedihkan bagi saya adalah pengingkaran terhadap hak kedaulatan rakyat. rakyatnya sendiri,” kata Megawati.

Hal tersebut, lanjut Mega, dibuktikan dengan masih adanya praktik penyalahgunaan kekuasaan seperti penggunaan alat negara dan ancaman hukum.

Hal ini ditunjukkan melalui praktik penyalahgunaan kekuasaan melalui penggunaan sumber daya negara untuk kepentingan pemilu, ancaman hukum terjadi atas nama kekuasaan, berbagai kerusakan demokrasi ini disoroti oleh tiga guru besar Mahkamah Konstitusi melalui pendapatnya dissident. kata Megawati.

 

Megawati Soekarnoputr lupa menyapa mantan calon presiden Ganjar Pranowo dan mantan calon presiden Mahfud Md, saat membuka pidato politiknya pada Rakernas V PDIP, Jumat, 24 Mei 2024.

Namun saat diingatkan oleh kadernya, Mega mengaku tidak melupakan atau memensiunkan Ganjar.

Oh iya saya lupa banget ya, saya juga tahu, dia sengaja disembunyikan, tidak (lupakan), tidak, dia belum pensiun, dia masih berjuang, Satyam Eva Jayate, kata Megawati.

Megawati mengaku bersyukur karena Ganjar-Mahfud selalu kuat dan tangguh.

“Kami terutama berterima kasih kepada Pak Ganjar, Pak Mahfud, mereka masih kuat ya pak,” ujarnya.

Megawati lantas mengaku sedih mendengar kabar tak lolosnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke Senedi pada Pemilu 2024. Ia pun mengenang, hubungan PDIP dan PPP sudah terjalin sejak lama.

“Dulu kalau PDI bersatu, kita suka bekerja sama. Saya sedih sekali, kenapa PPP tidak bisa masuk?” kata Megawati.

Namun, kata dia, PPP tidak perlu khawatir. Megawati yakin PPP bisa kembali ke DPR pada pemilu mendatang.

“Tetapi jangan khawatir, Tuan, Anda akan menang lagi,” katanya.

Pernyataan Megawati mendapat tepuk tangan dari peserta Rakernas PDIP. Salah satunya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga anggota PPP Sandiaga Uno.

 

Selain itu, Megawati Soekarnoputr mengingatkan perjuangan hingga reformasi bisa lahir dan terwujud. Ia kemudian membandingkannya dengan anomali situasi demokrasi yang dialami saat ini, khususnya terkait Pilpres 2024.

Menurut Megawati, reformasi lahir karena adanya pemerintahan yang otoriter dan keinginan untuk mewujudkan demokrasi.

“Reformasi lahir sebagai koreksi komprehensif terhadap karakter pemerintahan otoriter, untuk menciptakan supremasi hukum yang demokratis. Dalam proses ini, partai politik, pers, supremasi hukum, sistem meritokrasi, dan pemilu yang adil harus ada sebagai ekosistem demokrasi segalanya,” kata Megawati.

Beliau berbicara mengenai reformasi, dan ketika menjadi presiden, TNI dan Polri berpisah dan terciptalah organisasi yang lebih profesional dan netral di semua partai demokrasi.

“Pada masa kepemimpinan saya sebagai presiden kelima RI, reformasi telah memisahkan TNI dan POLRI. Kedua lembaga negara ini dituntut profesional, bebas dari dwifungsi ABRI dan netral dalam semua partai demokrasi” kata Megawati. . .

Ia juga mengenang, ketika diberi tugas memisahkan TNI dan Polri, ABRI saat itu pada masa Orde Baru digunakan sebagai mesin politik melalui fungsi sosial politiknya.

“Jangan lupa, pemisahan ini adalah keputusan MPR. TAP MPR itu ada. Itu dilakukan atas kemauan rakyat. Dalam proses ini saya berharap TNI dan Polri bisa belajar dari para sesepuh,” kata Megawati.

Ia juga menjelaskan, TNI dan Polri harus bisa belajar dari Panglima Jenderal Sudirman yang menurutnya sangat sederhana. Lalu ada tokoh seperti Oerip Sumohardjo, Gatot Subroto dan lain-lain.

Saya kira mereka adalah orang-orang yang berkarakter, kata Megawati.

Sementara itu, lanjutnya, di Polri ada sosok Jenderal Pol Hoegeng yang juga sederhana. Dimana Anda mengetahui kepribadian Anda. “Kapan polisi bisa seperti Pak Hoegeng lagi?” —Megawati bertanya.

Namun, menurutnya, kondisi ideal yang dicita-citakan kini terancam. Menurutnya, saat ini terdapat tanda-tanda intimidasi yang kuat dari aparat terhadap berbagai pihak. Bahkan TNI dan Polri kembali terjun ke politik praktis.

“Bagaimana perasaan kita pada pemilu presiden yang baru saja berlalu. Saya sedih sekali, saya menjadi presiden pada pemilu langsung yang pertama dan sukses. Sekarang pemilu langsung, tapi abu-abu sekali,” Megawati tiba di tempat pertemuan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *