matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan literasi keuangan bagi seluruh masyarakat, termasuk kelompok disabilitas. OJK kini telah membuka program Satu Rekening Disabilitas (Tuntas). Keterbukaan terhadap jasa keuangan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Jumlah penyandang disabilitas di Indonesia kini mencapai 20 juta atau sekitar 10 persen dari total penduduk Indonesia, jelas Frederica Widisaari Dewi, Direktur Jenderal OJK yang mengawasi perilaku para pelaku jasa keuangan, pendidikan, dan konsumen perlindungan. . Sayangnya, hanya 22% dari jumlah tersebut yang memiliki akun.
“Jadi masih ada 78 persen yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan uang,” jelasnya saat acara edukasi keuangan yang digelar di Aula Kantor Bupati Toba, Balig, Sumut, Jumat (9/8/2024).
Frederica mengatakan penyandang disabilitas perlu memiliki literasi keuangan agar bisa mandiri finansial dan hidup damai. Oleh karena itu, OJK mendorong para pelaku jasa keuangan (PUJK) untuk memberikan lingkungan yang lebih harmonis dan ramah bagi penyandang disabilitas, ”ujarnya.
Frederica menegaskan, OJK berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas dan mendukung pemberdayaan penyandang disabilitas untuk mendapatkan manfaat dari produk dan layanan keuangan.
Komitmen tersebut ditunjukkan dengan adanya Undang-Undang POJK 22/2023 tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Bidang Jasa Keuangan Pasal 8 Pasal 3 dan Pasal 5-54 Pasal 3.
OJK mewajibkan PUJK mempunyai tugas dan kewajiban melaksanakan kebijakan dan prosedur perlindungan nasabah secara tertulis yang bermanfaat bagi penyandang disabilitas dan mendukung pemberian layanan khusus kepada nasabah penyandang disabilitas.
Selain itu, OJK telah menerbitkan POJK nomor 3 tahun 2023 tentang peningkatan literasi keuangan di bidang jasa keuangan bagi nasabah dan masyarakat.
Selain meningkatkan literasi keuangan, OJK mendorong pembiayaan bagi penyandang disabilitas melalui peluncuran program Satu Rekening Disabilitas (TUNTAS). Harapannya, melalui pembukaan layanan keuangan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Acara tersebut juga dihadiri Bupati Toba Boltak Citorus, Kepala Kantor OJK Kabupaten Sumut Khoirul Mutaqin, beserta jajaran pejabat Kabupaten Toba, serta perwakilan pelaku jasa keuangan di wilayah Sumut.
Boltak Citoros menyampaikan bahwa kegiatan edukasi keuangan sangat bermanfaat bagi penyandang disabilitas agar lebih efektif dalam mengelola uangnya sendiri, dapat memilih produk dan layanan keuangan sesuai kebutuhannya serta mewaspadai layanan investasi dan pinjaman ilegal di Internet. .
OJK dan Departemen Jasa Keuangan juga menyampaikan berbagai materi edukasi keuangan pada saat itu.
Materi yang disampaikan antara lain Pengenalan OJK, Waspada Investasi dan Pinjaman Online Ilegal, Pinjaman KUR, Tabungan Emas, Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan, materi yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas di Negeri Toba untuk mendapatkan kekuatan dan kemandirian finansial. .