matthewgenovesesongstudies.com, Paris – Anda mungkin hanya pernah mendengar nama Napoleon Bonaparte sebagai pemimpin militer dan politik Prancis yang kemudian menjadi terkenal pada Perang Revolusi.
Rupanya, kisah cintanya tak asyik untuk disimak.
Bonaparte menikah dua kali selama hidupnya. Yang pertama dengan Josephine de Beauharnais dan yang kedua dengan Marie Louise dari Parma.
Lahir pada tanggal 15 Agustus 1769, ia resmi menikah dengan Josephine Bonaparte pada tanggal 9 Maret 1796. Pernikahan ini dirayakan oleh Barras, Lemarrois, Calmelet, dan Tallien.
Upacara pernikahan yang dijadwalkan pada pukul 20.00 waktu setempat, sempat tertunda dua jam karena keterlambatan Napoleon.
Sayangnya pernikahan mereka tidak bertahan selamanya.
Laporan Cerita, Sabtu (9/3/2024) Josephine, yang bernama asli Marie-Joseph-Rose Tascher de la Pagerie, tumbuh di sebuah perkebunan di koloni Martinik di Karibia Prancis.
Ketika dia masih remaja, keluarganya menikahkannya dengan Alexandre de Beauharnais, seorang bangsawan Prancis. Namun setelah menjalin hubungan asmara, keduanya berpisah.
Pada tahun 1794, bersamaan dengan Alexander, Josephine dipenjarakan dan akhirnya dibebaskan pada usia 32 tahun. Saat itu ia memiliki dua orang anak, sehingga ia harus memikirkan bagaimana menjalani hidupnya di masa depan.
Josephine menjadi aktif dalam kampanye sosial Prancis pasca-revolusi, yang menyebabkan perselingkuhan dengan beberapa tokoh politik senior.
Namun, ia kemudian menjadi kekasih mentor Napoleon, Paul Barasin. Sekitar tahun 1795, Barras memperkenalkan Josephine ke festival rakyat yang diselenggarakan oleh Napoleon.
Singkat cerita, Napoleon menaruh minat pada Josephine bahkan berhasil merebut hati anak-anaknya dengan berbagai hadiah. Keduanya akhirnya menikah pada Maret 1796, menimbulkan skandal keluarga karena menikahi seorang janda tanpa anak.
Setelah menikah, Napoleon harus segera meninggalkan istrinya untuk memimpin pasukan Perancis di Italia. Selama ini dia terus menulis surat kepada Josephine.
“Setiap momen memisahkanku darimu sayangku, setiap momen aku semakin kekurangan tenaga untuk hidup begitu jauh darimu. Kamu selalu ada di pikiranku,” tulisnya.
Namun sayang, Josephine tidak membalas surat cinta tersebut dengan tanggapan serupa. Saat itu, Josephine Hippolyte sepertinya sedang menemui ajudan Jenderal Charles Leclerc, wakil Charles dan saudara ipar Bonaparte.
Ketika Napoleon mengunjungi apartemennya di Milan pada bulan November 1796 dan menemukannya kosong, dia menjadi curiga.
“Aku tidak mencintaimu lagi, sebaliknya aku membencimu. Kamu pelacur yang kejam dan jujur. Kamu tidak menulis kepadaku, kamu tidak mencintai suamimu,” tulisnya.
Pada bulan Maret 1798, Napoleon mengetahui kejadian tersebut dan membuatnya kecewa. Namun saat itu ia juga menjalin asmara dengan Pauline Faure, istri salah satu perwira militernya.
Setelah menaklukkan Mesir, Napoleon kembali ke Perancis pada bulan Oktober 1799. Sebulan kemudian, Josephine berjanji untuk mengakhiri hubungannya dengan Charles, meyakinkan suaminya untuk menyelesaikan perceraian. Namun, hubungan mereka tidak pernah pulih setelah itu dan hubungannya mulai berkembang.
Tepat sebelum Napoleon dinobatkan sebagai Kaisar dan Permaisuri Perancis, Josephine menemukan suaminya di kamar tidur istrinya, Elisabeth de Vaudy, dan pertengkaran dimulai lagi. Napoleon kembali mengancam akan menceraikannya, kali ini dengan alasan Josephine tidak memiliki ahli waris.
Masalah perkawinan mereka semakin rumit pada tahun 1806 ketika salah satu simpanan Napoleon lainnya, Eleanor Denuel, melahirkan seorang anak.
Keduanya resmi bercerai pada 15 Desember 1809, namun keduanya saling membacakan surat pernyataan yang menegaskan cinta mereka.
“Saya tidak punya alasan untuk mengeluh, sebaliknya saya hanya bisa mengucapkan selamat kepada diri sendiri atas pengabdian dan kelembutan istri tercinta,” kata Napoleon.