Fri. Sep 20th, 2024

Badan Geologi Imbau Warga Waspadai Bantaran Sungai Berhulu di Gunung Marapi

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, sungai, atau bantaran sungai yang bersumber dari Gunung Marapi diimbau mewaspadai potensi atau ancaman bahaya lahar yang mungkin terjadi terutama pada musim hujan.

Secara administratif, Gunung Api Marapi terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Aktivitas Gunung Marapi dipantau secara visual dan instrumental dari Observatorium Gunung Api (PGA).

Diketahui, pada 5 April 2024 pukul 14.00–15.30 WIB tercatat seismograf di Pos PGA. Marapi, Bukittinggi mengalami getaran atau getaran akibat hujan deras yang turun di sekitar puncak Gunung Marapi yang kemudian mengakibatkan banjir lahar.

Berdasarkan catatan, beberapa wilayah terdampak adalah Bukik Batabuah, Kecamatan Candung (ruas jalan Bukik Batabuah–Lasi), Aia Angek Nagari, Kecamatan Sepuluh Koto (ruas jalan Padang Panjang–Bukittinggi). Kemudian Kecamatan Sungai Pua dan beberapa sungai mengalir ke Kecamatan Batipuah.

“Sebagai bentuk kewaspadaan lahar, kami kembali mengimbau masyarakat untuk sementara waktu menjauhi bantaran atau aliran sungai yang bersumber dari puncak Gunung Marapi,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM. , Muhammad Wafid dalam siaran persnya.

Rangkaian erupsi Gunung Marapi yang terjadi beberapa kali sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini telah menghasilkan endapan material erupsi dengan berbagai ukuran mulai dari abu, lapili, hingga batuan/bom vulkanik di kawasan puncak dan lereng Gunung Marapi.

“Saat hujan, air memenuhi dasar sungai dan bercampur dengan endapan vulkanik sehingga menghasilkan lahar yang akan mengalir ke dataran rendah, terutama dari sungai yang berhulu langsung di puncak Gunung Marapi,” ujarnya. .

Hingga saat ini tingkat aktivitas Gunung Marapi masih berada pada Level III (Peringatan) dengan rekomendasi sebagai berikut:

1. Masyarakat sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan tidak diperkenankan masuk dan melakukan aktivitas dalam jarak 4,5 km dari pusat letusan (kawah Verbeek) Gunung Marapi.

2. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/anak sungai/sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi perlu mewaspadai potensi/ancaman lahar berbahaya yang mungkin terjadi terutama pada musim hujan.

3. Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau menggunakan masker untuk menutup hidung dan mulut guna mencegah terjadinya gangguan saluran pernapasan (RAI) serta menggunakan peralatan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu, pastikan fasilitas air bersih dan bersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang kental agar tidak roboh.

4. Semua pihak harus menjaga suasana kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi palsu (hoax) dan tidak terpengaruh oleh permasalahan yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat diminta selalu mengikuti instruksi Pemkab.

5. Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam agar selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung atau Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jl. Prof Hazairin No.168 Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung mengenai aktivitas Gunung Marapi.

6. Masyarakat, instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas Gunung Marapi dan rekomendasinya melalui aplikasi Android Magma Indonesia, website Magma Indonesia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *