Sat. Sep 21st, 2024

Ecocare Indo Pasifik Catatkan Saham Perdana di BEI Hari Ini 13 Februari 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Ecocare Indo Pasifik Tbk mengumumkan penawaran umum perdana di Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (13 Maret 2024).

PT Ecocare Indo Pasifik Tbk dengan kode saham HYGN akan menjadi emiten BEI ke-17 pada tahun 2024, mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 2,52 miliar saham, termasuk saham pendiri sebanyak 2 miliar saham dan penawaran umum atau penawaran umum perdana (IPO) sebanyak 525 juta saham dengan harga nominal Rp20 per saham.

Perseroan mematok harga IPO sebesar Rp 145 per saham. Perseroan menghimpun dana baru senilai Rp76,13 miliar dari IPO.

Dana hasil IPO dialokasikan untuk akuisisi gudang seluas 2.214 meter persegi (termasuk tanah diatasnya) di Jalan Raya Sijianti RT 01 RW 06, Babakan Madang, Bogor sekitar 13,50% atau setara Rp 8,8 miliar. (Gudang Cijyanti).

Selain itu, sekitar 49,20 persen dana IPO Ecocare Indo Pacific akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung strategi pertumbuhan perusahaan melalui berbagai inisiatif, termasuk namun tidak terbatas pada penjualan dan pemasaran.

Lalu ada pengembangan organisasi seperti penguatan dan penambahan sumber daya manusia perusahaan dan pengenalan produk atau teknologi baru, pembelian bahan habis pakai atau bahan perawatan lingkungan, dan biaya operasional. Sekitar 18,50% dihabiskan perseroan untuk belanja modal.

Sisanya sebesar 10,80 persen akan digunakan untuk menyetorkan modal ke anak usaha yakni PT Tukang Bersih Indonesia (PT TBI) yang selanjutnya akan digunakan PT TBI sebagai modal kerja untuk mendukung pertumbuhan perseroan.

Modal kerja yang dimaksud meliputi pembayaran gaji dan tunjangan karyawan, pembelian alat dan bahan untuk menunjang kegiatan produksi, serta pembiayaan kegiatan operasional.

Jumlah saham perseroan yang beredar bebas per 13 Februari 2024 sebanyak 525 juta lembar saham atau 20,79% dari seluruh saham terdaftar perseroan. Perseroan juga mempunyai program ESA (Employed Share Allocation) melalui penerbitan 1,93% dari jumlah seluruh saham beredar atau sebanyak 10.100.000 (10.100.000) lembar saham.

Diberitakan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana mencatatkan sekitar 62 saham baru melalui penawaran umum perdana (IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan perolehan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

“Kalau bicara IPO tahun depan, 61 atau 62,” kata Presiden BEI Iman Rehman, Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, bursa sudah mengantongi separuh rencana IPO yakni 30 perusahaan. Berdasarkan POJK No 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset luas di atas Rp 250 miliar. Kemudian terdapat 19 perusahaan dengan rata-rata aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan sisanya 2 perusahaan dengan aset kecil kurang dari Rp50 miliar. Selanjutnya rincian sektor tersebut adalah sebagai berikut:

• 3 perusahaan dari sektor bahan baku

• 6 perusahaan di sektor konsumen sepeda

• 4 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus

• 2 perusahaan di bidang energi

• 0 perusahaan di sektor keuangan

• 0 perusahaan di bidang kesehatan

• 5 perusahaan dari sektor industri

• 3 perusahaan di bidang infrastruktur

• 1 perusahaan dari sektor real estate dan real estate

• 5 perusahaan dari sektor teknologi

• 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Secara umum, bursa menargetkan pencatatan efek baru, antara lain pencatatan saham, surat utang, dan sukuk (EBUS), serta 230 pencatatan right issue pada tahun 2024.

Target tersebut naik dari revisi tahun ini sebanyak 200 penerimaan, namun lebih rendah dibandingkan pelaksanaan tahun lalu pada 27 Desember 2023 sebanyak 385 penerimaan.

BEI juga menargetkan menambah nilai rata-rata transaksi harian (RNTH) sebesar 12,25 triliun dan menarik 2 juta investor baru. Tahun depan, bursa juga akan meluncurkan wahana investasi single stock futures (SSF) pada kuartal pertama tahun 2024.

Diberitakan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kemajuan mengesankan sepanjang tahun 2023. Salah satunya, bursa mencatatkan perusahaan ke-6 di dunia yang melakukan IPO dengan 79 emiten baru.

“Jumlah IPO di Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 79 emiten atau 6 persen dari total IPO global yang menempati peringkat keenam dunia,” kata Presiden BEI Iman Rahman dalam konferensi pers di Jakarta, direkam, Sabtu. 30/12/2023).

Secara global, akan ada 1.298 IPO pada tahun 2023. Posisi Indonesia sedikit lebih rendah dibandingkan Bursa Efek Tokyo yang mencatatkan 86 IPO atau setara 7 persen IPO global.

Bursa Efek India menduduki puncak daftar dengan 220 IPO atau 17% dari total IPO, diikuti oleh Shenzhen dengan 129 IPO atau 10% dari total IPO, diikuti oleh Bursa Efek AS dengan 105 IPO atau 8% dari total IPO global 86 IPO, atau 8 persen dari total IPO global.

Selain itu, dari sisi dana penawaran umum perdana (IPO), Indonesia menempati peringkat ke-9 dengan perolehan $3,6 miliar. Capaian tersebut setara dengan 3% dari total dana yang dihimpun dari IPO global yang mencapai 123,3 miliar dolar.

Pencatatan efek baru di BEI tahun 2023 meliputi 79 saham, 120 penerbitan obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP dan 182 waran terstruktur serta obligasi Rp126,97 triliun dari dana Rp54,14 triliun.

“Pencatatan tambahan 79 saham baru pada tahun 2023. Ini merupakan yang tersukses sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” imbuh Iman.

Jumlah perusahaan yang masuk daftar BEI mencapai 903 emiten. Indikator ini meningkat sebesar 9,3 persen setiap tahunnya. Dengan 990 emiten di kawasan Asia, peringkat kedua setelah Bursa Efek Malaysia, atau naik 2,1% per tahun.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *