Sat. Sep 21st, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Tanggal 8 Mei menandai beberapa hari penting di seluruh dunia. Tiga di antaranya adalah Hari Kanker Ovarium Sedunia, Hari Palang Merah Sedunia, dan Hari Thalassemia Sedunia. Hari Kanker Ovarium Sedunia

Hari Kanker Ovarium Sedunia telah diperingati sejak tahun 2013 oleh para pemimpin organisasi kanker ovarium di seluruh dunia.

Menurut Koalisi Kanker Ovarium Sedunia, Hari Kanker Ovarium Sedunia adalah hari bagi masyarakat untuk menunjukkan solidaritas dalam memerangi kanker ovarium.

Meskipun Koalisi Kanker Ovarium Dunia bekerja di banyak bidang, Hari Kanker Ovarium Sedunia adalah inisiatif kesadaran utama mereka dan merupakan tanggal penting dalam kalender.

Peringatan ini didukung oleh hampir 200 organisasi di seluruh dunia, dan komunikasi online melalui media sosial meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2023, koalisi ini akan berjumlah lebih dari 192 juta orang dari 20 juta pada tahun 2022.

“Organisasi mitra kami, seperti kelompok advokasi pasien di daerah pedesaan dan asosiasi kesehatan nasional yang berlokasi di wilayah metropolitan, telah bersatu untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit ini,” demikian dikutip situs World Ovarian Cancer Coalition (8/5). /2024).

Tema Hari Kanker Ovarium Sedunia tahun 2024 adalah “No Woman Left Behind”. Pasalnya, kanker ovarium merupakan penyakit yang hanya menyerang wanita karena berasal dari ovarium yang merupakan organ reproduksi wanita.

Selain Hari Kanker Ovarium Sedunia, tanggal 8 Mei juga merupakan Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia identik dengan kerja kemanusiaan dan sering dirayakan oleh para relawan di seluruh dunia.

“Pada tanggal 8 Mei, kami memperingati Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Dunia dan merayakan upaya kemanusiaan lokal dan global. “Pada hari ini kami menghormati warisan Henri Dunant, relawan pionir yang mendirikan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional,” dikutip situs resmi Komite Palang Merah Internasional.

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional konon didirikan oleh Henri Dunant lebih dari 160 tahun yang lalu.

“Yang terpenting, hari ini adalah hari di mana kita memberikan penghormatan kepada jutaan relawan dan staf yang bekerja bersama orang-orang yang membutuhkan perlindungan, dukungan, kesehatan, dukungan sosial, dan solidaritas.”

Seperti dua hari penting yang telah dijelaskan di atas, Hari Thalassemia Sedunia diperingati sekitar tanggal 8 Mei.

Hari Thalassemia tahun 2024 mengusung tema “Memberdayakan Kehidupan, Membuat Kemajuan: Pengobatan Thalassemia yang Adil dan Terjangkau untuk Semua.”

Sementara tema nasionalnya adalah memperbaiki kehidupan, mendorong kemajuan dan menyembuhkan thalassemia untuk semua.

“Talasemia merupakan kelainan darah genetik yang diturunkan dari orang tua ke anak dan keturunannya,” kata Direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti dalam briefing online, Selasa, 7 Mei. 2024. .

Eva menambahkan, thalassemia terjadi ketika seseorang mengalami penurunan atau bahkan tidak ada produksi protein utama pembentuk hemoglobin, sehingga sel darah merah mudah hancur dan umur sel darah merah menjadi sangat pendek.

“Menurut data dunia, tujuh hingga delapan persen penduduk dunia adalah pembawa penyakit thalassemia. Antara 300.000 dan 500.000 anak dilahirkan dengan thalassemia mayor setiap tahunnya. “

“80 persen penyakit ini terjadi di negara berkembang, negara berpendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia,” jelas Eva.

Indonesia terletak di sabuk thalassemia, dimana 10 persen penduduk Indonesia adalah pembawa penyakit thalassemia beta. Dan 2,6 hingga 11 persen adalah pembawa thalassemia alfa.

“Di Indonesia, sekitar 2.500 anak dilahirkan dengan penyakit thalassemia beta mayor,” kata Eva.

Eva melanjutkan, pengobatan thalassemia di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Ada pengobatan suportif untuk talasemia, seperti transfusi darah dan terapi khelasi besi.

“Namun, sistem yang buruk di beberapa kota meningkatkan risiko infeksi terkait transfusi dan reaksi transfusi. “Selain itu, ketidakpatuhan pasien terhadap terapi khelasi besi terus menjadi masalah di Indonesia.”

Padahal, beban biaya pengobatan thalassemia menempati urutan kelima penyakit katastropik di BPJS Kesehatan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *