Sat. Sep 21st, 2024

Dubes AS untuk Singapura Berperilaku Buruk, Begini Reaksi Gedung Putih

matthewgenovesesongstudies.com, Washington, DC – Gedung Putih pada Jumat (1/3/2024) menyatakan menanggapi secara serius laporan pengawas internal yang menyebutkan kedutaan Amerika Serikat (AS) telah mengancam pegawainya di Singapura dan dia tidak. mengirim. biaya pendaftaran sekitar USD 48,000 pada saat itu atau dengan dokumentasi yang sesuai.

Duta Besar Jonathan Kaplan, yang ditunjuk secara politik, kurang konsisten dalam hubungannya dengan beberapa kementerian Singapura. Menurut laporan Kantor Inspektur Jenderal (OIG) Departemen Luar Negeri AS, ia kerap tidak siap menghadapi berbagai masalah.

“Kantor Irjen menemukan lembaga tersebut tidak berperilaku integritas, membuat rencana strategis, kerja sama, atau komunikasi,” lapor VOA Indonesia pada Minggu (3/3).

Untuk itu, Kantor Inspektur Jenderal mendesak Departemen Luar Negeri AS untuk mengevaluasi kepemimpinan dan manajemennya dan, jika perlu, mengambil tindakan perbaikan.

“Banyak orang melaporkan ketakutan dan ancaman pembalasan dari badan tersebut,” tambah laporan itu. “Mereka menggambarkan perilaku staf sebagai sikap yang meremehkan dan mengintimidasi.”

Dalam laporan yang sama, disebutkan bahwa Duta Besar menegaskan bahwa meskipun transisi di kantor sulit, semangat kerja meningkat di bawah kepemimpinannya, dan dia yakin bahwa dia telah mendapatkan kepercayaan dari para karyawannya.

“Presiden selalu ingin agen-agennya… mengelola staf mereka dengan bermartabat dan hormat,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan.

“Anda mendapat kesan bahwa Kementerian Luar Negeri menanggapi hal ini dengan sangat serius.”

Laporan tersebut menyalahkan Kaplan, seorang kontraktor, karena tidak mengikuti prosedur untuk menyewa konsultan yang mengirimkan faktur sebesar US$5.650 untuk “proyek penelitian furnitur” dan US$4.250 untuk mendesain ulang restoran kedutaan.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa Kaplan melanggar sebagian besar kebijakan perjalanan Departemen Luar Negeri AS, tidak menggunakan agen perjalanan yang memiliki kontrak dengan pemerintah AS, dan tidak mematuhi undang-undang AS yang mewajibkan penggunaan maskapai penerbangan AS.

“OIG menemukan sekitar $48.000 kewajiban perjalanan mulai Desember 2021 yang tidak diajukan untuk penggantian atau tidak memiliki dokumentasi pendukung yang memadai untuk membayar klaim perjalanan,” katanya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *