Sat. Sep 21st, 2024

Selat Hormuz: Jalur Penting Perdagangan Dunia, Penjaga Stabilitas Harga Minyak

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat bicara mengenai pentingnya peran Selat Hormuz sebagai jalur perdagangan minyak internasional. Hal ini terungkap karena konflik Iran dan Israel yang dikhawatirkan berdampak pada pasokan minyak dunia.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Mineral Tutuka Ariadji menjelaskan Selat Hormuz merupakan penghubung utama yang menghubungkan produsen minyak di Timur Tengah dengan pasar di Asia, Eropa, Amerika Utara, dan sekitarnya. . . .

Diketahui, setiap kapal yang melewati Selat Hormuz harus terhubung dengan Iran. Karena permasalahannya dikuasai oleh Iran, mereka khawatir jika terjadi konflik akan berdampak pada distribusi minyak dunia.

Oleh karena itu, Kementerian ESDM bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) melakukan hal serupa untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia, akibat serangan Iran ke Israel.

“Saya sudah sampaikan kalau barangnya sudah ada kontraknya bagus, tapi yang pasti kita harus cari yang lain yang bisa kita dukung,” kata Tutuka saat menghadiri Halalbihalal Kementerian ESDM. dan Tambang. , Selasa (16/4/2024).

Lebih lanjut, Tutuka mengatakan distribusi minyak melalui Selat Hormuz sangat penting.

“Kalau saya bilang baik-baik, angka ini signifikan, ada lebih dari 20.000.000.000 kapal lewat sini, semuanya jutaan,” ujarnya.

Meski begitu, Tutuka mengaku sejauh ini tidak ada kendala terkait distribusi minyak melalui Selat Hormuz.

“Tidak ada masalah, tapi kalau ada masalah, kita harapkan,” tutupnya. 

Menteri Koordinator Keuangan Airlangga Hartarto ingin menghitung ulang anggaran bahan bakar minyak (BBM). Kemudian, kenaikan harga minyak akibat konflik Iran dan Israel.

“Kita dihadapkan pada berbagai persoalan di dalam negeri, terutama terkait subsidi, kita perlu mengkaji ulang anggaran yang digunakan,” kata Airlangga pada acara Halal Bihalal Media di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (11/1). 16/16). 4).

Sementara itu, pemerintah masih melihat kemungkinan meningkatnya konflik antara Iran dan Israel yang dapat menaikkan harga minyak mentah. Dengan demikian, perubahan harga minyak tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

“Kita lihat dalam satu atau dua bulan ini bagaimana keadaannya, jadi kalau tidak ada pertumbuhan, kita berharap harga minyak akan terhimpit, tapi kalau ada pertumbuhan, lain halnya,” ujarnya.

Airlangga menjelaskan, konflik Iran dan Israel dapat memberikan banyak tekanan pada ketiga sektor perekonomian tersebut. Pertama, mendorong praktik kenaikan suku bunga.

Kedua, kenaikan harga bahan bakar menyebabkan peningkatan subsidi bahan bakar dan tagihan upah. Ketiga, kenaikan harga barang akibat terganggunya rantai pasok.

“Tiga hal itu masalah (finansial), yang pertama adalah suku bunga internasional, yang kedua adalah harga minyak, dan yang ketiga adalah harga bahan baku,” kata Airlangga.

Oleh karena itu, pemerintah berupaya mengendalikan kenaikan harga pokok dan mewaspadai risiko bunga. Selain itu, pemerintah juga akan terus membenahi tata kelola agar perekonomian negara tidak berjalan baik.

“Dari sisi makro, kami juga menjaga jalur yang jelas menuju (target) perekonomian kami tahun ini,” pungkas Airlangga.

 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji memperkirakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan kompensasinya akan meningkat menjadi Rp249,86 triliun dari usulan APBN. 2024. sekitar Rp 160,91 triliun.

 Kenaikan harga minyak terkait dengan kenaikan harga minyak akibat konflik antara Iran dan Israel.

Usulan kenaikan subsidi dan kompensasi minyak tersebut mempertimbangkan harga jual minyak mentah di Indonesia (Indonesian Crude Oil Price/ICP) sebesar USD 100 per barel dan nilai tukar Rp 15.900 per USD.

Bahkan, subsidi dan kompensasi BBM akan meningkat menjadi Rp287,24 triliun dari perkiraan APBN 2024 sebesar Rp160,91 triliun.

Kenaikan subsidi dan kompensasi BBM memperhitungkan harga jual minyak mentah di Indonesia (Indonesian Crude Oil Price/ICP) sebesar USD 110 per barel dan nilai tukar Rp 15.900 per USD.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *