Wed. Sep 25th, 2024

Pendiri Nio Singgung Fobia Amerika Serikat Terhadap Mobil Listrik China

matthewgenovesesongstudies.com Shanghai – Pendiri Nio, produsen mobil listrik asal Tiongkok, mengutarakan pandangannya mengenai ketegangan perdagangan otomotif antara AS dan Tiongkok, yang kini sedang didiskusikan para politisi untuk semakin membatasi akses Tiongkok. Amerika Serikat adalah pasar mobil terbesar kedua di dunia.

Dalam acara yang digelar di Universitas Harvard, Sabtu (13/4/2024), William Lee menyerukan pentingnya pembukaan pasar. Dia mengatakan pesatnya pertumbuhan kendaraan listrik di Tiongkok berasal dari pasar yang terbuka dan kompetitif di mana semua produk diterima, terlepas dari merek atau asal.

Ia juga mengatakan, keberhasilan Tesla di China dengan menjual 1,36 juta mobil listrik dalam tiga tahun terakhir telah mendongkrak penyebaran mobil listrik dan merevitalisasi industri otomotif. Hal ini juga menunjukkan bahwa Tiongkok tidak menghalangi produsen Amerika untuk memasuki pasarnya.

“Persaingan akan menghasilkan investasi yang lebih besar, waktu yang lebih lama untuk mencapai keuntungan, margin kesalahan yang lebih rendah, dan peluang keberhasilan yang lebih rendah,” kata Lee yang mengutip Reuters.

“Namun, kami tidak berharap Tiongkok akan mengadopsi kebijakan untuk melindungi pemain lokal karena kami juga melihat sisi lain dari masalah ini, yaitu keterbukaan akan menguntungkan industri dan sektor swasta serta menjadikan perusahaan terbaik menjadi lebih baik,” tambahnya.

Saat ini, belum ada mobil listrik buatan China yang dijual di pasar AS, kecuali induk perusahaan Geely Auto yang mengusung merek seperti Volvo dan Polestar. Namun, Amerika Serikat telah melakukan upaya besar untuk mencegah masuknya mobil listrik China ke negaranya.

Upaya tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan embargo, kenaikan tarif, dan kenaikan bea masuk serta mengaitkannya dengan masalah keamanan. Diskusi mengenai mobil listrik China terus berlanjut di Kongres AS.

Lee mengatakan Nio sedang mempelajari kemungkinan menjual mobilnya ke Amerika setiap tiga bulan. Berbeda dengan BYD yang menyatakan belum berencana menjual mobilnya ke negara tersebut.

Ketegangan meningkat antara Tiongkok dan negara-negara Barat terkait ekspor kendaraan listrik Tiongkok, yang menurut Washington dan Brussels disubsidi besar-besaran oleh negara dan dapat membahayakan produsen mobil lokal.

Presiden Partai Demokrat Joe Biden sedang mempertimbangkan menaikkan tarif mobil listrik Tiongkok.

Sementara itu, Senator Partai Republik Marco Rubio dan Senator Demokrat Sherrod Brown menyatakan keprihatinannya terhadap mobil listrik murah di Tiongkok dan mendesak Biden untuk bertindak tegas pada pekan lalu, termasuk atas dasar keamanan nasional.

Pada awal April, Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga menyatakan keprihatinannya mengenai kapasitas industri Tiongkok yang berlebihan dalam pembangkitan listrik dan energi baru, dalam pertemuan langsung dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang.

Sementara itu, Uni Eropa sedang menyelidiki produsen mobil listrik Tiongkok seperti BYD, Geely dan SAIC, yang dapat menyebabkan tarif lebih tinggi pada subsidi kendaraan listrik.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *