Fri. Sep 20th, 2024

Pertamina Trans Kontinental Tambah Kapal untuk Dongkrak Kapasitas Bisnis Hulu Migas

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) membeli kapal akomodasi work barge (AWB) pada kuartal II 2024. Penambahan armada AWB merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas perseroan di bisnis hulu migas. . .

Penambahan armada AWB dilakukan dengan penandatanganan Protokol Penyerahan dan Penerimaan (PODA) antara PTK dengan PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (Tamarin) pada Kamis, 18 April 2024 di kantor pusat PTK selaku pemilik kapal sebelumnya. Jakarta Utara.

Direktur Operasional PTK, Slamet Harianto dan Direktur Utama Tamarin, Kardja Rahardjo menandatangani PODA secara langsung dan disaksikan langsung oleh Direktur Armada PT Pertamina International Shipping (PIS), Muhammad Irfan Zainul Fikri dan Direktur PTK lainnya.

Sementara itu, Direktur Armada PIS Muhammad Irfan Zainul Fikri dalam sambutannya mengatakan, PIS sebagai pemegang saham mayoritas PTK menyambut baik langkah strategis penambahan kapal tersebut.

“PTK harus bisa mempercepat seluruh pelayanan. Hal ini tentunya sejalan dengan semangat pertumbuhan yang terjadi di seluruh sublini logistik maritim yang terintegrasi. Pelayanan yang lebih baik harus dibarengi dengan penambahan armada serta kesehatan, keselamatan, pemeliharaan. Aspek Lingkungan Hidup (FSS),” kata Muhammad Irfan Zainul Fikri.

Slamet Harianto, Direktur Operasional Pertamina Transcontinental, mengungkapkan penambahan armada AWB untuk meningkatkan portofolio di bisnis hulu migas.

“Penambahan AWB ini merupakan langkah strategis PTK untuk memperkuat posisi perusahaan di sektor jasa sewa kapal milik PTK. Selain itu, PTK juga berkomitmen untuk memperluas penawaran layanan guna memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan, termasuk sektor hulu migas dan minyak. sektor gas,” kata Slamet Harianto.

 

 

Kapal AWB yang dibangun pada tahun 2008 ini memiliki bobot 10.159 gross tonnage dengan kapasitas akomodasi 300 pax. AWB ini juga memiliki pedestal crane, helikopter dan water maker serta 8 point mooring system serta Indonesia dan dual class IACS. Kapal AWB yang dibeli merupakan salah satu kapal AWB terbesar di kelasnya.

Pembelian kapal ini diharapkan dapat meningkatkan jangkauan layanan dan operasional PTK sehingga mampu mendukung logistik kelautan dalam aktivitas lepas pantai, eksplorasi dan produksi hulu migas.

“Penambahan aset AWB ini merupakan bagian dari komitmen PTK dalam mengembangkan bisnisnya. Kami terus meningkatkan kemampuan pelayanan kepada seluruh pemangku kepentingan di industri maritim dan tentunya memperkuat posisi PTK dalam menyediakan pelayanan maritim yang terintegrasi dan berkelanjutan,” kata Slamet Harianto.

Sebelumnya diberitakan, PT Kilang Pertamina Internasional tengah fokus menggarap potensi pasar produk petrokimia. Kilang Pertamina Balikpapan ditargetkan mampu memproduksi produk petrokimia dalam waktu dekat.

Hal ini sejalan dengan Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Pertamina Balikpapan. KPI aman untuk memproduksi setidaknya 225.000 ton propilena per tahun.

“Setelah proyek RDMP Balikpapan selesai, selain untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional, kilang Balikpapan juga akan memproduksi produk petrokimia propylene sebanyak 225 ribu ton per tahun. Produk inilah yang nantinya akan menjadi bahan baku Polypropylene New (PP) Balongan menggantikan produk impor, kata Sekretaris Perusahaan KPI Harmansyah Y Nasro dalam keterangannya, Sabtu (20/4/2024).

Kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan yang saat ini sebesar 260 ribu barel akan ditingkatkan menjadi 360 ribu barel per hari. Selain itu, kualitas produk BBM juga akan meningkat dari Euro II menjadi Euro V.

“Mengelola unit manufaktur petrokimia bukanlah hal baru bagi KPI,” kata Harmansyah.

Sebelumnya, PTF mengoperasikan unit produksi produk petrokimia di sejumlah kilang yang ada. Pengoperasian kilang petrokimia, termasuk kilang polipropilen di unit Plaju RU yang memproduksi PolyTem (Polypropylene Pertamina).

Selanjutnya kilang paraxylene di unit RU Silacap yang memproduksi paraxylene dan benzene serta produk lainnya dan kilang OCU (Olefin Conversion Unit) di unit RU Balongan yang memproduksi propylene.

 

Ia mengatakan, masih banyak potensi pasar produk petrokimia di Indonesia. Data Reformer Institute menunjukkan, kapasitas terpasang kilang milik Pertamina dan swasta lainnya saat ini masih belum mampu memenuhi kebutuhan petrokimia nasional. Sekitar 70 persen kebutuhan petrokimia dalam negeri harus dipenuhi dari impor.

Selain meningkatkan kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan, beroperasinya unit produksi petrokimia di Kilang Balikpapan akan mendukung pengembangan kemampuan sumber daya manusia.

“Pengoperasian unit produksi petrokimia akan menjadi sesuatu yang baru di Kilang Balikpapan, dan hal ini tentunya menjadi sarana transfer ilmu pengoperasian unit produksi petrokimia dari pekerja di unit kilang lain yang sebelumnya memiliki unit produksi petrokimia ke unit produksi petrokimia,” kata Harmansyah

 

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui anak usahanya, Pertamina Refinery Balikpapan (KPB), mengumumkan akan memproduksi produk petrokimia dalam proyek Refinery Master Development Plan (RDMP) Balikpapan.

Sekretaris Perusahaan KPI Harmansyah Y Nasro mengatakan produk tersebut juga akan memperkuat posisi KPI di bisnis petrokimia.

Mengoperasikan unit produksi petrokimia bukanlah hal baru bagi KPI, kata Hermansyah dalam keterangan resmi di Jakarta dikutip Jumat (19/4/2024).

Sebelumnya, PTF mengoperasikan unit produksi produk petrokimia di sejumlah kilang yang ada.

KPI sudah memiliki kilang penghasil petrokimia. Kegiatan operasional kilang petrokimia, antara lain kilang polipropilen di RU unit Plaju yang memproduksi Polytam (Pertamina polipropilena), kilang paraxylene di RU unit Cilacap yang memproduksi paraxylene dan benzene serta produk lainnya, dan OCU (Olefin Conversion Unit) yang memproduksi propylene adalah

“Setelah proyek RDMP Balikpapan selesai, selain untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional, kilang Balikpapan juga akan memproduksi produk petrokimia hingga 225 ribu ton per tahun, propylene. ) Balongan menjelaskan Hermansyah bukan produk impor.

KPI juga akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang Balikpapan yang saat ini 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.

Selain itu, kualitas produk bahan bakar juga mengalami peningkatan dari Euro II menjadi Euro V.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *