Fri. Sep 20th, 2024

Industri Otomotif Loyo, Laba VKTR Teknologi Mobilitas Susut 26,75% pada Kuartal I 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) mengumumkan hasil keuangan konsolidasi kuartal I-2024. Pada periode tersebut, laporan keuangan konsolidasi VKTR Teknologi Mobilitas mencatatkan laba bersih sebesar Rp 205 miliar pada kuartal I. 2024 turun 29,79% dari Rp 292 miliar pada Januari 2023.

CEO PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk Gilarsi W. Setijono dalam keterangan resmi mengatakan, “Penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh penurunan penjualan pada bisnis pembuatan suku cadang.” Rabu (5 Januari 2024).

Akibat penurunan volume penjualan, perseroan menurunkan beban pokok penjualan menjadi Rp 151,51 miliar pada kuartal I 2024, turun dari Rp 235,88 miliar pada kuartal I 2023. Alhasil, laba kotor perseroan tercatat sebesar Rp53,56 miliar pada 1Q2024, turun dibandingkan Rp55,76 miliar pada 1Q 2023.

Margin kotor perseroan pada kuartal I 2024 meningkat menjadi 26,1% dari 19,1% pada kuartal I 2023. Pada saat yang sama, margin EBITDA perseroan meningkat menjadi 15,7% pada kuartal I 2024 dari 11,9% pada kuartal I 2024.

“Peningkatan margin keuntungan ini terutama disebabkan oleh pengendalian biaya pada bisnis manufaktur suku cadang mobil sehingga COGS (harga pokok penjualan) mengalami penurunan,” jelas Gilarsi.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis ke bursa pada Rabu (1 Mei 2024), perseroan mencatatkan beban usaha sebesar Rp 32,36 miliar pada 2024. Angka tersebut dibandingkan dengan beban usaha pada triwulan I 2023 sebesar 31,32. Miliaran Rp.

Per 31 Maret 2024, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 4,36 miliar. Jumlah tersebut turun signifikan dibandingkan triwulan I 2023 yang masih tercatat Rp 16,24 miliar.

Perusahaan melaporkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk IDR setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan. Laba tersebut turun 26,75% dibandingkan laba kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 28,62 miliar.

 

 

 

Penafian: Setiap keputusan investasi sepenuhnya merupakan kebijaksanaan pembaca. Pelajari dan analisis saham sebelum membeli dan menjualnya. matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Tidak banyak perubahan pada sisi keseimbangan. Total aset pada kuartal I 2024 meningkat 0,5% menjadi Rp 1,688 triliun.

Sementara itu, total utang atau liabilitas hingga akhir Maret 2024 turun menjadi Rp505 miliar dari Rp520 miliar pada akhir Desember 2023.

Ekuitas naik 2,09% menjadi $1,17 triliun pada Maret 2024.

“Ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penjualan kami, antara lain pemilihan umum presiden pada triwulan I 2024, seiring dengan terpuruknya industri otomotif nasional sehingga membuat banyak pihak menunggu dan mengajukan permohonan.” menjelaskan. Gilar.

Selain itu, ketidakpastian kondisi makro global ditambah dengan kondisi geopolitik yang panas di Timur Tengah membebani rubel, menyebabkan melemahnya daya beli konsumen. Namun, dalam lingkungan eksternal yang penuh tantangan, segmen manufaktur suku cadang meningkatkan profitabilitas berkat pengendalian keuangan yang lebih baik.

 

Sedangkan untuk kendaraan listrik, perseroan telah merencanakan pembangunan pabrik motor listrik komersial berbasis CKD (completely knockdown) pertama di Indonesia dengan rencana pengembangan dijadwalkan selesai pada September 2024.

“Fokus VKTR saat ini adalah memastikan pembangunan fasilitas CKD kami di Magalang tepat waktu.” Fasilitas tersebut akan menjadi pusat perakitan kendaraan listrik niaga dengan TKDN terendah sehingga berdampak pada keterjangkauan harga. Bagi konsumen dan untuk meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan,” kata Gilari.

Perusahaan terus mendukung pihak-pihak yang berupaya mencapai sasaran emisi nol bersih. Dari 60 bus VKTR yang menempuh jarak 5.432.358 km (per 15 April 2024), estimasi internal perusahaan berhasil mengurangi jejak karbon sebesar 5.200 ton CO2 (dengan asumsi faktor siklus 2,68 kg) per liter CO2, solar per 2,8 km per liter.

Untuk menyerap 5.200 ton CO2, dibutuhkan sekitar 5.627 hektar vegetasi untuk menyerap 5.262 ton CO2 atau setara dengan 232.000 pohon dan menyerap emisi CO2. ).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *