Fri. Sep 27th, 2024

BI: Ada Pemilu dan Ramadhan, Kegiatan Usaha Meningkat di Kuartal I-2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bank Indonesia melaporkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan aktivitas dunia usaha akan meningkat pada kuartal I-2024.

Deputi Gubernur Departemen Perhubungan Erwin Haryono menjelaskan hal tersebut tercermin dari saldo berat bersih (WBT) sebesar 14,11%, lebih tinggi dibandingkan WBT sebesar 13,17% pada triwulan IV tahun 2023.

“Aktivitas seluruh unit usaha (LU) tercatat positif terutama dengan pertumbuhan di bidang Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,” kata Erwin dalam keterangan Bank Indonesia, Senin (22/4/2024).

Pertumbuhan tersebut seiring dengan mulainya panen raya dan faktor musiman pada tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

Selain itu, industri manufaktur LU, serta perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor, mencatat pertumbuhan positif selama periode pemilu 2024 dan meningkatkan permintaan masyarakat selama Ramadhan.

Utilitas kapasitas pada triwulan I 2024 sebesar 73,61%, masih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 73,91%. Hal ini terutama didukung oleh LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta LU Industri Pengolahan.

Selain itu, penggunaan layanan ini telah terbukti kuat dan berada dalam fase yang berkembang. Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha masih dalam kondisi baik, terutama dari sisi likuiditas dan proteksi, meski tidak sebanyak triwulan sebelumnya, namun akses terhadap kredit sudah lebih mudah. Prediksi musim kedua

Erwin mengatakan, Bank Indonesia memperkirakan aktivitas dunia usaha responden pada tahun 2024 akan meningkat sebesar 18,94% dengan SBT.

“Seluruh LU diharapkan tumbuh positif, apalagi musim panen Organisasi Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan berpindah dari musim pertama ke musim kedua, khususnya tanaman pangan di beberapa sektor, terutama di kawasan lumbung pangan nasional, serta di tempat penyimpanan pangan nasional, tanaman hortikultura dan perkebunan,” ujarnya.

Selain itu, sektor manufaktur LU, grosir dan reparasi mobil LU, transportasi dan pergudangan LU, serta akomodasi LU, katering makanan dan minuman diperkirakan meningkat pada hari raya keagamaan nasional. (HBKN) Idul Adha dan berbagai strategi pemasaran dan periklanan yang dilakukan responden.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia akan melebihi $4,47 miliar pada Maret 2024. Pengecualian ini memperpanjang tren surplus neraca perdagangan selama 47 bulan.

Menurut Plt Direktur Jenderal BPS Amalia Adingar Vidyasanti, surplus neraca perdagangan Maret 2024 meningkat sebesar 2,65 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya.

“Pada Maret 2024, neraca perdagangan barang melebihi 4,47 miliar dolar. Naik $2,65 miliar per bulan,” kata Amalia di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (22/4/2024).

Amalia juga mencatat bahwa langkah tambahan ini memperluas hasil positif yang dicapai pada Mei 2020.

“Dengan demikian, perekonomian perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 47 bulan berturut-turut hingga Mei 2020,” ujarnya.

Ia menjelaskan, surplus neraca perdagangan Maret 2024 ditopang oleh surplus barang nonmigas sebesar US$6,51 miliar. Beberapa bahan utama yang menyumbang kelebihan adalah bahan bakar mineral (HS 27), minyak dan lemak nabati (HS 15), serta besi dan baja pada HS 72.

“Pada Maret 2024, surplus neraca perdagangan nonmigas saya katakan lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya dibandingkan Maret tahun lalu. Sementara neraca perdagangan migas tercatat defisit sebesar US$ 2,04 miliar. yang ditambah dengan defisit adalah minyak dan produk minyak bumi.

Surplus perdagangan juga terlihat dari banyaknya ekspor dan impor barang manufaktur Indonesia.

Pada Maret 2024, nilai ekspor Indonesia mencapai 22,43 miliar dolar atau meningkat 16,40 dolar per bulan. Sementara itu, nilai ekspor secara tahunan mengalami penurunan sebesar 4,19 persen pada Maret 2024.

Kontributor utama peningkatan ekspor bulanan adalah peningkatan ekspor industri manufaktur, logam mulia, dan minyak sawit.

Sementara itu, penurunan nilai ekspor tahunan terutama disebabkan oleh penurunan ekspor mineral dan komoditas lainnya.

Nilai impornya mencapai 17,96 miliar dolar. Angka ini merupakan penurunan bulanan dan tahunan masing-masing sebesar 2,60 persen dan 12,76 persen.

“Penyumbang utama turunnya harga impor adalah beban impor barang primer,” tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *