Fri. Sep 20th, 2024

BEI Catat 36 Perusahaan Proses IPO, Mayoritas Beraset Menengah

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatatkan 24 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI hingga 8 Mei 2024. Dana yang terkumpul dari IPO mencapai Rp 3,88 triliun.

“Saat ini terdapat 36 perusahaan yang masuk dalam pipeline pencatatan saham BEI,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Jumat (10/5/2024).

Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang sedang dalam pipeline, sesuai POJK nomor 53/POJK.04/2017, meliputi: 6 perusahaan aset kecil (aset di bawah Rp 50 miliar) 22 perusahaan aset menengah (aset antara Rp 50 miliar Rp 250) . miliar) 8 perusahaan aset besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Sedangkan informasi sektor perusahaan berdasarkan data BEI: 2 perusahaan dari sektor bahan baku 6 perusahaan dari sektor cyclical konsumen 8 perusahaan dari sektor konsumen non-cyclical 2 perusahaan dari sektor energi 0 perusahaan dari sektor keuangan. sektor sektor 2 perusahaan dari sektor kesehatan 7 perusahaan dari sektor industri 1 perusahaan dari sektor infrastruktur 4 perusahaan dari sektor properti dan real estate 3 perusahaan dari sektor teknologi 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik EBUS Publishing

Sedangkan sejauh ini terdapat 37 penerbitan Surat Utang dan Sukuk (EBUS) sebanyak 27 penerbitan dengan dana Rp 39,9 triliun.

“Hingga 8 Mei 2024, terdapat 39 emiten dari 30 emiten EBUS yang sedang dalam pipeline,” ujarnya.

Klasifikasi sektor tersebut meliputi 3 perusahaan dari sektor bahan baku, 2 perusahaan dari sektor konsumen siklis, 2 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus, dan 2 perusahaan dari sektor energi.

13 perusahaan dari sektor keuangan, 1 perusahaan dari sektor industri, 6 perusahaan dari sektor infrastruktur dan satu perusahaan dari sektor teknologi.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 6-8. Mei 2024. Sentimen global seperti harga komoditas dan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2024 juga membayangi perdagangan yang hanya berlangsung tiga hari pada pekan ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Kamis (9/5/2024), IHSG turun 0,64 persen menjadi 7.088,79 dari penutupan pekan lalu di 7.134,72. Kapitalisasi pasar berkurang 0,81 persen menjadi Rp 11,920 triliun dari Rp 12,010 triliun pada akhir pekan lalu.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian turun 20,74 persen menjadi Rp 11,85 triliun dari Rp 14,95 triliun pada akhir pekan lalu.

Sementara rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 3,13 persen menjadi 1,099 juta transaksi dari 1,065 juta transaksi pada minggu lalu. Rata-rata volume perdagangan harian dalam sepekan naik 2,15 persen menjadi 18,99 miliar lembar saham dari 18,59 miliar lembar saham pada penutupan pekan lalu.

Selama sepekan, sektor persediaan bahan baku memimpin penguatan. Sektor bahan baku meningkat 2,11 persen. Sektor saham energi naik 1,4 persen, sektor saham teknologi naik 0,21 persen, dan sektor saham properti dan real estate menguat 0,65 persen. Selain itu, sektor konsumen non-siklikal menguat 0,13 persen, sektor kesehatan menguat 0,15 persen.

 

 

Sedangkan sektor siklus konsumen turun 0,51 persen, sektor industri turun 1,99 persen, sektor keuangan turun 1,4 persen, sektor infrastruktur turun 0,04 persen, dan sektor transportasi turun 0,45 persen.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, terkoreksinya IHSG dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen YoY. Kedua, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ketiga, pergerakan harga komoditas dunia cenderung meningkat pasca eskalasi konflik di Timur Tengah.

“Pada hari Senin kami menilai masih rentan terkoreksi dengan support di 7.036 dan resistance di 7.135,” ujarnya.

Ia menambahkan, IHSG akan terpengaruh oleh sentimen perkembangan ekonomi Tiongkok. Minggu ini kita melihat rilis neraca perdagangan dan inflasi. Selain itu, neraca perdagangan Indonesia dan inflasi Amerika Serikat (AS).

 

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Rabu (8/5/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor ekuitas yang tertekan, investor asing menjual saham hingga Rp 1 triliun.

Berdasarkan data RTI, IHSG turun 0,49 persen menjadi 7.088,79. Indeks LQ45 turun 0,51 persen menjadi 893,42. Sebagian besar indeks saham utama berada di bawah tekanan.

Sebelum libur panjang, IHSG berada pada level tertinggi 7.164,30 dan terendah 7.071,34. Sebanyak 367 saham melemah sehingga menekan IHSG. 194 saham telah dikeluarkan di muka dan 218 saham ditahan.

Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.178.981 kali dengan nilai transaksi 21,5 miliar lembar saham. Nilai transaksi hariannya sebesar Rp 13,1 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupiah berada di kisaran 16.025. Investor asing melepas saham senilai Rp 1,1 triliun. Sepanjang tahun 2024, investor asing akan membeli saham senilai Rp 1,49 triliun.

Mayoritas sektor ekuitas berada di zona merah kecuali sektor ekuitas energi yang menguat 0,11 persen. Sementara itu, sektor ekuitas real estate turun 1,8 persen dan mencatatkan koreksi terbesar. Sektor saham dasar turun 0,07 persen, sektor saham industri turun 0,02 persen, sektor saham non-siklus turun 0,22 persen.

Selain itu, sektor cyclicals turun 0,49 persen, sektor saham kesehatan turun 0,46 persen, dan sektor saham keuangan turun 0,93 persen.

Selain itu, sektor saham teknologi turun 0,60 persen, sektor infrastruktur turun 0,30 persen, dan sektor transportasi turun 0,81 persen.

Kajian tim riset Investindo Sekuritas PT Pilarma, IHSG dan bursa regional Asia melemah. “Pasar tampaknya fokus terhadap pernyataan pejabat Federal Reserve (Fed) AS mengenai perkembangan suku bunga acuan serta konflik yang memanas di Timur Tengah,” seperti dikutip Antara.

 

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *