Fri. Sep 20th, 2024

5 Teori Stephen Hawking yang Terbukti Benar

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Stephen Hawking adalah seorang ahli fisika teoretis terkenal. Dia mengemukakan banyak teori revolusioner dan mengubah pemahaman kita tentang alam semesta.

Hawking lahir di Oxford, Inggris dan dibesarkan dalam keluarga medis. Sejak usia dini ia menunjukkan minat yang besar terhadap sains dan matematika.

Pada usia 17 tahun, ia masuk Universitas Oxford untuk belajar fisika. Ketika berusia 21 tahun, Hawking didiagnosis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit saraf yang progresif dan fatal.

Dokter meramalkan bahwa ia hanya mempunyai beberapa tahun lagi untuk hidup. Namun, Hawking menantang prediksi tersebut dan melanjutkan studinya.

Pada tahun 1966, Hawking menyelesaikan gelar PhD di Universitas Cambridge. Ia kemudian menjadi Direktur Penelitian di Pusat Kosmologi Teoritis di Universitas Cambridge.

Hawking memberikan banyak kontribusi penting dalam bidang kosmologi dan lubang hitam. Hawking juga menulis beberapa buku populer tentang sains, termasuk “A Brief History of Time” yang menjadi buku terlaris internasional.

Sebagai seorang fisikawan, Hawking telah memberikan pengaruh yang signifikan berkat karyanya selama lima dekade. Hawking juga dikenal karena perjuangannya melawan penyakit Lou Gehrig, yang membuatnya lumpuh.

Hawking memulai karyanya pada tahun 1966 dengan tesis doktoralnya. Setelah itu, kiprahnya terus berlanjut hingga makalah terakhirnya tahun 2018 berakhir beberapa hari sebelum kematiannya di usia 76 tahun.

Meskipun teori Hawking tampak aneh, teori ini perlahan mulai diterima oleh komunitas ilmiah. Pasalnya, bukti-bukti baru yang menguatkan teori Hawking kerap bermunculan.

Seperti dikutip Kamis (13/3/2024) dari laman Live Science, beberapa teori Hawking terbukti benar.

1. Teori big bang

Hawking memulai karyanya dengan disertasi doktoralnya yang membahas dua teori kosmologi yang saling bersaing: big bang dan stable state. Kedua teori tersebut mengkaji alam semesta yang mengembang.

Hawking berpendapat bahwa Big Bang berevolusi dari sistem yang sangat padat dan sangat padat pada waktu yang terbatas di masa lalu. Sementara itu, kondisi mapan (steady state) mengasumsikan bahwa alam semesta mengembang selamanya, dan materi baru terus-menerus tercipta.

Tesis Hawking menunjukkan bahwa teori stabilitas secara matematis bertentangan dan bahwa alam semesta dimulai pada titik yang sangat kecil dan padat yang disebut singularitas. Saat ini, deskripsi Hawking tentang Big Bang diterima secara universal di kalangan ilmuwan.

 

2. Radiasi Hawking atau lubang hitam

Hawking juga terkenal dengan teorinya tentang lubang hitam. Ia menunjukkan bahwa lubang hitam bukanlah benda yang benar-benar “hitam”, melainkan memancarkan radiasi yang dikenal sebagai radiasi Hawking.

Radiasi ini disebabkan oleh pasangan partikel virtual yang tercipta di dekat lubang hitam. Dimana satu partikel jatuh ke dalam lubang hitam dan partikel lainnya keluar sebagai radiasi.

Pada tahun 2019, Event Horizon Telescope (EHT) berhasil mengambil gambar langsung lubang hitam supermasif di pusat galaksi Messier 87. Ini menjadi bukti kuat keberadaan lubang hitam.

3. Teorema luas lubang hitam

Teorema ini menyatakan bahwa luas permukaan lubang hitam tidak pernah berkurang seiring berjalannya waktu. Pernyataan ini didasarkan pada hukum relativitas umum Einstein dan telah dibuktikan kebenarannya melalui berbagai simulasi dan studi matematika.

Dinamakan lubang hitam karena gravitasinya yang begitu kuat sehingga foton, atau partikel cahaya, tidak dapat lepas darinya. Dengan menerapkan teori kuantum, khususnya gagasan pasangan “foton virtual”, ia menyadari bahwa beberapa foton tersebut dipancarkan oleh lubang hitam.

Sekarang metode tersebut disebut radiasi Hawking. Teori ini baru-baru ini dikonfirmasi dalam uji laboratorium di Institut Teknologi Technion-Israel.

Alih-alih lubang hitam sebenarnya, para peneliti menggunakan analog akustik, “lubang hitam sonik” di mana gelombang suara tidak dapat keluar. Mereka menemukan radiasi yang mirip dengan radiasi Hawking, seperti yang diperkirakan para fisikawan.

 

4. Entropi lubang hitam

Hawking mengusulkan bahwa lubang hitam memiliki entropi, yang merupakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem. Entropi lubang hitam berhubungan dengan luas permukaannya.

Teori ini menghubungkan relativitas umum dengan mekanika kuantum, dua teori dasar fisika.

5. Evolusi alam semesta

Hawking mempelajari bagaimana alam semesta berevolusi dan meramalkan masa depannya. Dia mengusulkan bahwa alam semesta akan mengembang selamanya dan pada akhirnya mencapai keadaan “kematian akibat panas”, di mana semua bintangnya telah terbakar dan kehabisan energi.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *