Fri. Sep 20th, 2024

Siswa SMK di Nias Selatan Meninggal Dunia Diduga Korban Kekerasan Kepala Sekolah, Begini Kronologinya

matthewgenovesesongstudies.com, Medan Kabar duka sampai ke keluarga Ama Hasrat Ndruru, warga Desa Hiligetelio Sifitubanua, Kecamatan Somambawa, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara (Sumut).

Putranya Yaredi Nduru, 17 tahun, siswa SMK Negeri 1 Siduaori di Desa Hilisaooto, Kecamatan Siduaori, Nias Selatan, meninggal dunia pada Senin, 15 April 2024.

Berdasarkan informasi yang diterima, Yaredi Nduru meninggal dunia diduga akibat kekerasan yang dilakukan Kepala SMK Negeri 1 Siduaori berinisial SZ.

Dikonfirmasi matthewgenovesesongstudies.com pada Rabu (17/4/2024), Humas Polres Nias Selatan Bripka Dian Octo Lumban Tobing mengatakan, Bareskrim Polres Nias Selatan saat ini sedang menangani kasus dugaan tindak pidana penganiayaan terhadap anak.

“Benar, kami menerima laporannya. Dan kasusnya masih dalam penyelidikan saat ini,” kata Dayan.

 

Diane menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterimanya, kejadian tersebut bermula pada Sabtu, 23 Maret 2024, sekitar pukul 09.00 WIB, korban bersama enam siswa lainnya diantri oleh kepala sekolah yang saat ini menjadi tim laporan.

Korban dikabarkan dipukul di bagian dahi sebanyak 5 kali. Kemudian pada pukul 18.00 VIB, saat ibu korban pulang dari peternakan, korban mengeluh dan mengaku sakit kepala. Ibu korban memberikan obat sakit kepala kepada korban.

Pada Rabu, 27 Maret 2024, korban bercerita kepada ibunya bahwa sakit kepalanya semakin parah hingga tidak bisa bersekolah lagi.

Kemudian pada Jumat, 29 Maret 2024, kondisi korban semakin parah. Saat itu korban sedang demam tinggi, kebingungan dan mengaku sakit karena dipukul kepala sekolah.

Berdasarkan perkataan tersebut, ibu korban pun curiga sehingga mulai mencari tahu penyebab penyakit yang diderita anaknya.

Keluarga korban kemudian menghampiri teman sekolahnya Irfan Jaya Ndur dan Phobuata Laya, jelas Diane.

Menanggapi pertanyaan keluarga korban, Irfan dan Phobuata menjelaskan, pada 23 Maret 2024, kepala sekolah atau pihak terduga melakukan pemukulan terhadap korban.

Karena kondisi korban yang tak kunjung membaik, pihak keluarga membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Thomsen Gunung Sitoli pada Selasa, 9 April 2024.

“Keluarga membawa korban ke rumah sakit untuk dirontgen dan dia menghabiskan hari itu di sana,” kata Diane.

Lebih lanjut, Diane menjelaskan, pada Rabu, 10 April 2024, pihak keluarga menerima hasil tes dari pihak rumah sakit. Laporan dokter menyebutkan terdapat bekas trauma di dahi korban, dan salah satu saraf di dahi korban tidak berfungsi.

“Nah, menurut keterangan medis di rumah sakit, itulah penyebab korban sakit parah,” ujarnya.

Merasa ada yang tidak beres, keluarga korban menghubungi Polres Nias Selatan untuk membuat laporan pada Kamis, 11 April 2024. Dua hari kemudian, tepatnya Sabtu, 13 April 2024, korban dibawa ke dokter. Thomsen untuk perawatan lebih intensif.

Dayan mengatakan, pada Senin, 15 April 2024, Petugas Penyidik ​​Bripda Ganda Manullang dan Bripda Rahmat Bulolo berangkat ke RSUD Dr. Thomsen untuk mewawancarai korban dan menilai kondisinya.

Namun saat itu korban belum bisa memberikan keterangan karena dalam kondisi kritis. Korban kemudian meninggal dunia di RSUD Dr Thomsen Gunung Sitoli pada hari yang sama, sekitar pukul 19.30 WIB, ujarnya lagi.

Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut Kompol Hadi Wahyudi mengatakan, kasus tersebut sedang dalam penyelidikan. Polisi telah menghubungi keluarga korban untuk melakukan autopsi.

Tujuannya untuk mengetahui penyebab meninggalnya korban. Sementara terlapor kini sedang diinterogasi, ujarnya.

Keluarga korban pun bersedia menyerahkan jenazah putranya ke Polres Nias Selatan untuk diautopsi. Penyerahan tersebut dilakukan pihak keluarga di rumahnya, Desa Sifitu Banua, Kecamatan Somambawa, Nias Selatan pada Selasa, 16 April 2024 malam.

Jenazah dibawa ke RSUD Dr Thomsen Gunung Sitoli untuk pemeriksaan dan penyidikan lebih lanjut. Sebelum diserahkan ke Polres Nias Selatan untuk diautopsi, Kapolsek Lahuza AKP Jimmy Hutajulu sempat mengunjungi dan berbicara dengan keluarga korban.

Saat ini proses otopsi masih berlangsung.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *