Fri. Sep 20th, 2024

Program SILO Lawan Kanker Payudara Berlanjut di 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), anak perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di bidang kesehatan, berkomitmen terhadap pengembangan industri kesehatan dengan menyediakan layanan khusus kanker. Selain itu, SILO juga melanjutkan program deteksi dini kanker payudara pada tahun ini yang diberi nama program #SELANGKAH atau Semangat Melawan Kanker.

Seperti diketahui, program #SELANGKAH merupakan program yang digagas oleh Silom Hospitals Group untuk memberikan layanan skrining kanker payudara gratis. Program ini menyasar perempuan Indonesia yang tidak memiliki akses terhadap pemeriksaan kanker payudara.

CEO Lipo Caravachi Group sekaligus Chairman Silom Hospitals, Komisaris John Riady mengatakan, Sebagai penyedia layanan kanker swasta terbesar di Indonesia, Silom Hospitals Group menyadari peran dan tanggung jawabnya yang besar dalam melayani masyarakat luas.

 

Sadar pula akan besarnya peran dan tanggung jawab Siloam Hospitals dalam melayani masyarakat luas, ujarnya, Kamis (18/4/2024).

 

“Dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dari segi skala dan inovasi, SILO berada pada posisi strategis untuk mendukung transformasi kesehatan Indonesia yang dipimpin oleh Kementerian Kesehatan,” tambahnya.

Sejalan dengan tema Hari Kanker Sedunia tahun 2024 yaitu ‘Close the Care Gap’ dan terus berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan memberikan kemudahan akses, SILO bertujuan untuk memberikan pemeriksaan payudara gratis kepada 50.000 orang. perempuan di Indonesia. Program #SELANGKAH 2024.

Program #SELANGKAH 2024 akan dilaksanakan di 14 RS Silom yang tersebar di 12 kota, yaitu RS MRCCC Silom Semangi, Agora Sempaka Putih, TB Simatupang, Lippo Village Tangerang, Bogor, Surabaya, Jember, Denpasar, Kuppan, Makaspan dan Palmaspan, .

Sebelumnya, kanker payudara paling banyak menyerang wanita berusia 50-an. Namun mayoritas penderita kanker payudara di Indonesia berusia muda. Danny Joko Purwanto, dokter bedah spesialis onkologi di RS EMC Alam Sutera, mengatakan: “Faktanya, berdasarkan riset kami, rata-rata top di Indonesia adalah kaum muda. Biasanya sekitar 50 tahun, tapi di negara kita (Indonesia) kita bisa menjelajah. 47.”

Dalam acara Senin Sehat matthewgenovesesongstudies.com yang berlangsung pada Senin, 26 Februari 2024, Danny menyatakan masa puncak ini berbeda dengan negara maju seperti Amerika Utara dan Eropa. Angka kematian di Indonesia juga cenderung tinggi. “Jadi kita perlu benar-benar memahami bahwa kanker payudara bisa menyerang sejak masa kanak-kanak hingga usia lanjut,” imbuhnya.

Faktanya, pasien kanker payudara termuda yang pernah ditangani Danny adalah seorang anak berusia 12 tahun. “Kita sudah punya (pasien) sampai 95 tahun, tapi yang paling muda yang saya dapat 12 tahun. Tapi sebenarnya usia maksimal di Indonesia adalah 47 tahun, dan kanker muda di bawah 40 tahun,” ujarnya.

Mengenai penyebabnya, Denny mengatakan penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor risiko yang diketahui.

Menurut Danny, beberapa faktor risiko kanker payudara adalah wanita dan usia. Ia menyatakan: “Faktor risiko pertama sebenarnya adalah perempuan, karena perempuan memiliki frekuensi lebih tinggi dibandingkan laki-laki, namun laki-laki bisa terkena kanker payudara, namun dengan frekuensi lebih rendah.”

Sedangkan dari segi usia, Danny mengatakan semakin tua seseorang maka frekuensinya semakin tinggi. Maksudnya kalau umur kita di atas 30, hati-hati kalau di atas 35. Kita perlu lebih waspada terhadap kesehatan payudara, terutama kesadaran (periksa payudara),” ujarnya.  Faktor risiko usia saat menarche pertama

“Usia pertama kali menstruasi perempuan Indonesia saat ini umumnya lebih muda. “Itu juga karena pola makan kita saat ini sangat tinggi kolesterol sehingga paparan terhadap estrogen berkepanjangan. Usia saat melahirkan anak pertama

“Kami menikah cukup terlambat sekarang, setelah 31 tahun, dan itu juga merupakan faktor risiko (kanker payudara). Tidak menyusui

“Tidak menyusui, tidak punya anak, belum menikah juga menjadi faktor risikonya. Riwayat keluarga menderita kanker

Kita juga harus memperhatikan riwayat keluarga yang mengidap kanker.”

Faktor risiko kanker payudara yang tidak boleh diabaikan, lanjut Danny, adalah riwayat tumor jinak.

“Jangan lupa, ada juga pasien (kanker payudara) yang bilang dia mengidap tumor payudara jinak,” jelas Danny.

“Ya, beberapa kanker payudara jinak bisa menyebabkan kanker, tapi tidak semua kanker payudara jinak bersifat kanker. “Jadi menurut saya, kalau ternyata Anda mengidap tumor payudara (jinak), tanyakan jenisnya apa.”

Namun faktor risiko bukanlah penyebabnya. Faktor risiko ini menjadi pengingat untuk ekstra hati-hati dan memeriksakan diri dengan cermat.

  

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *