Fri. Sep 20th, 2024

Anak Usaha PGN Lunasi Obligasi pada Awal Mei 2024, Nilainya Segini

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta: Anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), yakni PT Saka Energi Indonesia, membayar obligasi yang diterbitkan dalam pecahan dolar Amerika Serikat (AS).

SAKA melunasi obligasi senilai USD 156 juta pada 5 Mei 2024. Senior debt note ini diterbitkan SAKA pada 5 Mei 2017 dengan jangka waktu 7 tahun di Singapore Stock Exchange (SGX) dengan nilai total USD 625 juta USD .

Pada tahun 2022, sejalan dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi bisnis, SAKA akan melunasi sebagian utangnya sebesar USD 248.787.000. Langkah ini akan berlanjut pada tahun 2023 dengan pembayaran sebesar $220.000.000.

Sumber dana pelunasan obligasi SAKA berasal dari kas internal 100%. Pengembalian ini tidak akan mempengaruhi likuiditas SAKA dan PGN, kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama seperti dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (14/5). /2024). ).

Selain obligasi PT Saka Energi Indonesia, PGN juga akan melunasi surat utang yang diterbitkan perseroan senilai $397 juta pada 15 Mei 2024. Suku bunga tetap tanpa jaminan yang diterbitkan pada 12 Mei 2014 sebesar US$1.350.000.000 jatuh tempo pada 15 Mei 2024.

Sebelumnya, PGN juga telah melunasi sebagian surat utang yang terdaftar di Singapore Exchange Securities Trading Limited masing-masing sebesar US$400.000.000 pada tahun 2022 dan kemudian pada tahun 2023 sebesar US$553.291.000.

Pelunasan obligasi PGN melalui kombinasi dana internal dan eksternal sesuai dengan rencana yang dianggarkan dalam RKAP perseroan tahun 2024. Bank of New York Mellon bertindak sebagai wali atas obligasi ini, kata Rachmat.   

Dengan selesainya pembayaran obligasi USD yang diterbitkan PGN dan SAKA, diharapkan dapat memperkuat kelangsungan bisnis PGN di masa depan. Sebagai subholding gas, PGN mempunyai peran strategis dalam menjalankan program transisi energi yang dicanangkan pemerintah. 

“Komitmen PGN adalah mengelola kinerja yang sehat dan berkelanjutan. Dengan demikian, PGN akan mampu berperan lebih besar dalam meningkatkan penggunaan gas bumi dalam negeri dan memperluas perannya ke pasar global,” kata Rachmat.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mendapat tambahan pasokan dua kargo gas alam cair (LNG) pada tahun 2024.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryadipuro mengatakan, pihaknya telah menyetujui dua tambahan kargo LNG untuk PGN.

“Jadi yang disepakati dan ada kesepakatan adalah untuk PGN ada 2 muatan. Itu dari rencana 3 kereta tangguh,” kata Hudi saat ditemui di kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (5/6/2021). 2024). ). .

Hudi menambahkan, pasokan LNG ke PGN akan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Namun, dia tidak merinci berapa tambahan LNG yang akan dipasok ke PGN.

“Hal ini tentunya tergantung kebutuhan PGN ke depan, dan kami juga akan berdiskusi secara intensif dengan PGN mengenai kebutuhan kami sendiri,” ujarnya.

 

 

Sementara itu, PGN sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero) sedang melaksanakan inisiatif untuk mengoptimalkan produk gas alam cair. Selain untuk memenuhi kebutuhan industri di tengah terus menurunnya produksi gas bumi, penetrasi produk energi masa depan juga menjadi bagian dari strategi untuk tetap tangguh dalam menghadapi risiko geopolitik global saat ini.

“Ada satu inisiatif yang tengah didorong oleh PGN, yaitu penetrasi pasar dengan LNG. Tentunya hal ini harus menjadi pertimbangan bagi industri jika ada kebutuhan industri yang belum dapat dipenuhi melalui pipa tersebut,” ujar Direktur Strategi. dan PGN. Perkembangan bisnis. , Rosa Permata Sari beberapa waktu lalu.

Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi tantangan natural penurunan (penurunan alami produksi gas bumi) yang terjadi, dan merupakan bagian dari komitmen PGN sebagai pemasok energi untuk terus berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan energi pelanggan, di tertentu dalam hal ini sektor industri. Sehingga diperkirakan akan terus tumbuh di tengah dinamika yang terjadi saat ini.

Melihat informasi Kementerian ESDM Maret 2024, cadangan gas bumi Indonesia lebih besar dibandingkan cadangan minyak. Namun, produksi gas Indonesia diperkirakan akan menurun di tahun-tahun mendatang, karena penurunan alamiah sumur-sumur gas yang ada.

Dari kegiatan audiensi yang dilakukan PGN, Rosa menilai banyak pelaku industri yang memahami situasi ini dan menyadari bahwa selain memiliki keunggulan dari segi keamanan, LNG juga menawarkan biaya yang lebih kompetitif dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.

Oleh karena itu, merupakan solusi yang tepat untuk menjaga industri tetap tumbuh dalam situasi yang sedang terjadi penurunan alami dan menghadapi tantangan dinamika geopolitik.

Di banyak negara, LNG telah dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang berperan penting dalam sektor industri dan memberikan dampak positif bagi negara. Melalui pengelolaan dan optimalisasi yang tepat, LNG juga dapat menjadi sumber energi berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk mendukung tujuan net zero emisi pada tahun 2060.

Mengingat pentingnya peran LNG, jelas Rosa, penting juga bagi Indonesia untuk memiliki fasilitas perdagangan LNG baik ekspor maupun impor. Peramalan impor masih diperlukan apabila ketersediaan LNG dalam negeri tidak mencukupi.

Oleh karena itu, PGN juga bersiap membentuk entitas tertentu yang akan melakukan perdagangan LNG lintas batas negara. “Kita juga harus membangun infrastruktur Hub yang direncanakan di beberapa titik, salah satunya di Lamong, Jawa Timur. Lalu juga di Aceh, di Arun, dan terakhir di Bontang,” pungkas Rosa.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *