Thu. Sep 19th, 2024

Hujan Lebat Picu Banjir Bandang di Afghanistan Tewaskan 50 Orang Tewas

matthewgenovesesongstudies.com, Kabul – Menurut pihak berwenang, sedikitnya 50 orang tewas akibat banjir akibat hujan lebat di Afghanistan tengah.

Pejabat di provinsi Ghor mengatakan beberapa orang lagi hilang ketika warga mencoba melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi beberapa menit sebelum banjir melanda, lapor BBC, Minggu (19/5/2024).

Mereka mengatakan banjir telah membunuh ribuan hewan, menghancurkan sekitar 2.000 rumah dan merusak banyak lainnya.

Setelah banjir besar di wilayah utara dan tengah minggu ini, hujan lebat baru kembali terjadi.

Menurut pihak berwenang, sekitar 2.000 toko di Ferozkoh, ibu kota provinsi, terendam banjir dan sebagian besar jalan diblokir.

Seorang warga Afghanistan mengatakan banjir besar dan mengerikan menyapu segalanya, saat ia dan keluarganya lari ke tempat aman setelah mendapat peringatan dari pejabat dan pengeras suara masjid.

“Saya melihat dengan mata kepala sendiri banjir menghancurkan rumah saya. Wanita dan anak-anak, semua orang menangis,” kata Zahid yang pemberani kepada kantor berita AFP.

Badan penanggulangan bencana alam provinsi mengumumkan keadaan darurat dan menyerukan bantuan tempat berlindung, makanan dan air.

Abdulwahid Hamas, juru bicara gubernur Nangarhar, mengatakan puluhan orang hilang.

Lebih dari 300 orang tewas pekan lalu setelah hujan lebat yang tidak biasa di wilayah utara menghancurkan beberapa desa, menurut pejabat PBB dan Taliban.

Di negara yang 80% penduduknya berjumlah lebih dari 40 juta jiwa bergantung pada pertanian, sebagian besar lahan pertaniannya tertutup lumpur.

Badan PBB tersebut telah memperingatkan bahwa jumlah orang yang tewas dalam banjir baru-baru ini dapat meningkat karena upaya penyelamatan di daerah yang terkena dampak sangat terhambat.

Hujan lebat terjadi setelah negara itu mengalami kekeringan berkepanjangan pada awal tahun.

Para analis iklim mengatakan Afghanistan, yang dilanda perang dan terisolasi dari dunia sejak Taliban berkuasa pada tahun 2021, adalah salah satu negara yang paling tidak siap menghadapi dampak perubahan iklim.

Departemen Meteorologi Afghanistan telah memperingatkan akan lebih banyak hujan dan kemungkinan banjir di beberapa provinsi di negara itu.

Menurut Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa, daerah yang terkena dampak paling parah di Baghlan utara masih tidak dapat diakses oleh truk.

PBB mengatakan para penyintas yang mengungsi akibat banjir sebelumnya tidak mempunyai rumah, tanah atau mata pencaharian.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *