Fri. Sep 20th, 2024

Kartika Putri Alami Stevens-Johnson Syndrome yang Bikin Kulit Ruam Kemerahan, Kondisi Apa Itu?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Usai tampil dengan wajah merah dan terpental di media sosial, Kartika Putri akhirnya buka suara soal kesehatannya. Ia mengungkapkan kepada publik bahwa kemerahan dan pengelupasan pada kulit wajah dan bibir merupakan salah satu kondisi sindrom Stevens-Johnson.

Kartika Putri berharap dengan mengungkap kondisinya ke publik, para pengikutnya yang mengalami gejala serupa dapat segera mengambil tindakan dengan segera mencari pertolongan dan pengobatan medis. Memang benar, jika tidak diobati, sindrom Stevens-Johnson bisa memburuk.

“Siapa pun yang mengidap sindrom Stevens-Johnson bisa mengalami (efek) perburukan di seluruh tubuh,” kata Kartika Putri di laman Instagram pribadinya pada Minggu, 25 Februari 2024.

Ia mengungkapkan, gejala sindrom Stevens-Johnson yang dialaminya disebabkan oleh konsumsi obat pereda nyeri beberapa waktu lalu. “Pemicu yang saya rasakan seminggu lalu saat mengonsumsi obat pereda nyeri justru menyerang saya,” kata perempuan yang sudah lima tahun didiagnosis mengidap penyakit autoimun tersebut.

Reaksi tubuh yang terjadi pada Kartika meliputi lidah, bibir, dan dahi. Sebuah bola berisi air yang sangat halus muncul di area tersebut.

Anak tersebut kemudian secara tidak sengaja mematahkan dahinya sehingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan meluas.

“Rasanya tidak nyaman, seperti luka bakar. Saya mencoba beberapa hal, tetapi tidak merasa berhasil,” kata Karthika.

Kemudian wanita yang sedang menyusui ini memutuskan untuk berobat ke Singapura agar kondisinya cepat membaik.

“Kemudian saya mencari pengobatan lain lalu saya pergi (ke Singapura) dan mereka memberi saya obat dan alhamdulillah membaik,” ujarnya bahagia.

Dalam video terbaru terlihat kulit wajah istri Usman bin Yahya mengalami perbaikan yang signifikan. Area merah di wajahnya mulai memudar. Hal ini hanya menyisakan luka kecil di bibir Kartika Putri.

Sindrom Stevens-Johnson (SJS) adalah penyakit langka dan serius pada kulit dan selaput lendir. Biasanya ini merupakan reaksi terhadap pengobatan yang dimulai dengan gejala mirip flu yang diikuti dengan ruam nyeri yang menyebar dan melepuh. Lapisan atas kulit yang terkena kemudian akan mati, terkelupas, dan mulai sembuh setelah beberapa hari, seperti dikutip dari Mayo Clinic.

Perawatan untuk sindrom ini berfokus pada menghilangkan penyebabnya, menyembuhkan luka, mengendalikan rasa sakit, dan meminimalkan komplikasi seiring pertumbuhan kulit kembali. Mungkin diperlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk pulih.

Bentuk yang lebih serius dari penyakit ini disebut nekrolisis epidermal toksik (TEN). Penyakit ini mempengaruhi lebih dari 30% permukaan kulit dan menyebabkan kerusakan parah pada selaput lendir.

Jika kondisi Anda disebabkan oleh suatu obat, Anda harus menghindari obat ini dan obat serupa selamanya.

Satu hingga tiga hari sebelum ruam muncul, penderita kondisi ini mungkin mengalami tanda-tanda pertama sindrom Stevens-Johnson, termasuk demam. Sakit mulut dan tenggorokan. Kelelahan. Mata terbakar.

Ketika penyakit ini berkembang, tanda dan gejala lain akan muncul: Nyeri kulit yang meluas dan tidak diketahui penyebabnya. Ruam merah atau ungu yang menyebar sebagai lepuh pada kulit dan selaput lendir mulut, hidung, dan mata. Pengelupasan kulit pada hari-hari setelah terbentuknya lepuh.

Masih mengutip Mayo Clinic, orang yang mengalami gejala sindrom Stevens-Johnson sebaiknya segera mencari pertolongan medis. Cari perawatan medis darurat jika Anda memiliki tanda dan gejala dari salah satu kondisi di atas. Faktor risiko sindrom Stevens-Johnson

Beberapa faktor risiko meningkat pada penderita sindrom Stevens-Johnson. Salah satunya adalah riwayat kesehatan Kartika Putri yang pastinya merupakan penyakit autoimun.

Selain itu, beberapa faktor risiko juga mempengaruhi kondisi ini.

– Infeksi HIV

Insiden sindrom Stevens-Johnson kira-kira 100 kali lebih tinggi pada orang HIV-positif dibandingkan pada populasi umum.

– Melemahnya sistem kekebalan tubuh

Sistem kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh transplantasi organ, HIV/AIDS dan penyakit autoimun.

– Kanker

Penderita kanker, terutama kanker darah, berisiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson.

– Riwayat keluarga dengan sindrom Stevens-Johnson

Jika kerabat dekat menderita sindrom Stevens-Johnson, Anda mungkin juga berisiko lebih tinggi terkena sindrom tersebut.

– Faktor genetik tertentu

Memiliki variasi genetik tertentu membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *