Fri. Sep 20th, 2024

Duh, 59 Calon Pengantin di Cilacap Terjangkit HIV-AIDS

matthewgenovesesongstudies.com, Cilacap – Penularan Human Immunodeficiency Virus atau HIV-AIDS meluas termasuk di Cilacap, Jawa Tengah. Kelompok rentan tertular di wilayah pesisir ini sangat beragam.

Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV-AIDS. Hanya upaya medis yang dapat membuat Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) dapat berfungsi dan hidup normal.

Saking seriusnya permasalahan tersebut, Pemerintah Daerah Cilacap pun menyikapinya dengan menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 (Perda) tentang Penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten Cilacap. Dalam pengendalian daerah ini, berbagai program preventif dilaksanakan, seperti kewajiban tes HIV bagi calon pengantin dan ibu hamil.

Hasilnya mengejutkan. Di antara seluruh pasangan suami istri yang menjalani konseling dan tes sukarela (VCT) atau konseling dan tes HIV sukarela (VCT) bagi calon pengantin dan ibu hamil, terdapat 59 calon pengantin yang tertular HIV.

Kuswantoro, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap mengatakan, jumlahnya terus meningkat sejak diberlakukannya pengendalian daerah pada tahun 2016.

“Seluruh calon pengantin harus menjalani VCT sebelum menikah. Ini untuk mencegah penularan dan memberikan edukasi,” ujarnya, Senin, 26 Agustus 2019.

Untuk mencegah penularan pada pasangannya, sebelum dilakukan VCT, calon pengantin menandatangani perjanjian bahwa mereka siap memberitahukan hasil tes laboratorium HIV-AIDS kepada pasangannya.

Namun ada pula calon pengantin yang tidak memberitahukan hasil tes kepada pasangannya karena akad baru saja selesai.

“Berhubungan seks terlalu sering meningkatkan risiko infeksi,” katanya.

Kusvantoro mencatat, prevalensi HIV/AIDS di Cilacap relatif tinggi. Saat ini, sekitar 1.400 orang terinfeksi HIV. Angka ini bersifat kumulatif sejak tahun 2007.

Namun angka tersebut masih jauh dari perkiraan Dinas Kesehatan Cilacap. Diperkirakan jumlah korban HIV di Cilacap mencapai 1.762 orang. Perkiraan angka tersebut didasarkan pada analisis data dan potensi penularan ke kelompok berisiko tinggi.

Artinya, pada tahun ini dinas kesehatan masih mempunyai pekerjaan rumah untuk menemukan sisa 20 hingga 30 persen ODHA yang belum dikenali. Dan menurut Kusvantoro, hal tersebut bukanlah hal yang mudah.

Sebab banyak ODHA yang menyembunyikan identitasnya. Apalagi banyak kelompok yang rentan tertular yang bersifat tertutup.

“Saat menghitung perkiraan ini, kami melibatkan ahli. Ada juga LSM dan relawan,” ujarnya.

Kuswantoro mengumumkan, hingga Juli lalu, sudah ada 70 orang yang berhasil diidentifikasi. 40 persen di antaranya adalah laki-laki maskulin (LSL) atau gay.

Jumlah korban HIV dari kelompok ini kemungkinan akan meningkat. Pasalnya, kelompok ini tertutup dan pihak berwenang sulit dijangkau.

“Jadi ada PNS, ada suami istri, ada anak. Mereka tertutup. Makanya susah dicari. Kelompok ini lebih tertutup dibandingkan PSK,” jelasnya.

Mencegah pengungsian, pemberantasan HIV-AIDS serta pendidikan, seluruh puskesmas di Cilacap kini memiliki fasilitas CSO. Adanya CSO ini agar masyarakat mudah menjangkau fasilitas terdekat.

Selain di puskesmas, CSO hadir di berbagai rumah sakit, baik daerah maupun swasta. Harapannya, korban HIV-AIDS dapat mudah diidentifikasi.

Pendidikan bagi kelompok rentan dengan dan tanpa HIV-AIDS terus berlanjut. Salah satunya adalah pendidikan perubahan perilaku seksual. Diketahui bahwa HIV sebagian besar menular melalui hubungan seksual.

Tentu saja ibu rumah tangga yang tidak melakukan aktivitas di luar juga terkena dampaknya. Suami mereka menulari mereka.

Selain itu, dinas kesehatan juga terus menggalakkan pendidikan di tingkat pelajar dan universitas. Pasalnya, kelompok ini juga sangat rentan terhadap penularan HIV.

“Hal ini sangat penting dalam dunia pendidikan, kesadaran akan HIV perlu dipromosikan oleh seluruh masyarakat,” ujarnya.

Tonton video pilihan di bawah ini:

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *