Fri. Oct 4th, 2024

Alokasi Pupuk Subsidi Ditambah Jadi 9,5 Juta Ton, Petani Tak Perlu Repot

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pemerintah memutuskan untuk meningkatkan penyaluran pupuk bersubsidi menjadi 9,5 juta ton pada tahun 2024. Penyaluran pupuk bersubsidi difasilitasi berdasarkan kebutuhan petani di sawah.

Rahmad Pribadi, Presiden PT Pupuk Indonesia, mengatakan bahwa hanya diperlukan kartu tanda penduduk (KTP) untuk membeli pupuk bersubsidi. Setelah itu, pemerintah memutuskan untuk memfasilitasi penyaluran pupuk bersubsidi.

Awalnya, penyaluran pupuk bersubsidi mengikuti data penyaluran bulanan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (PEMDA). Keputusan tersebut tidak memberikan keleluasaan kepada distributor pupuk untuk menyalurkan pupuk bersubsidi melalui kios. “Ke depan tidak akan ada penjatahan lagi atau tidak ada penjatahan sesuai kondisi di lapangan,” demikian keterangan resmi, Rabu (3/4/). 2024). Informasi Petani 

Rahmad mengatakan, pemerintah memutuskan untuk memperbarui data petani di tim perencanaan kebutuhan (RDKK) setiap empat bulan sekali dan setahun sekali.

“Sekarang pendistribusiannya mudah, tinggal pakai KTP dan yang terpenting RDKK bisa diperbarui setiap 4 bulan sekali. Tahun depan sudah terlambat jadi “Tidak bisa diperbaiki,” katanya.

Rahmad melanjutkan: Jadi selain menambah jumlah pupuk bersubsidi, masih banyak perbaikan yang bisa dilakukan untuk memperlancar produksi dan memastikan distribusinya mencapai 100 persen.

 

Selain itu, Rahmad melihat potensi penambahan penyaluran pupuk bersubsidi akan berdampak positif terhadap produktivitas petani. Menjamin ketahanan pangan nasional merupakan tuntutan utama Peningkatan penyaluran pupuk bersubsidi penting dilakukan karena kita tahu bahwa pupuk mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian.

Misalnya nitrogen mempengaruhi produksi 56%, kalium 15%, fosfat 20%, maka pengaruhnya sangat besar, kata Rahmad.

Diketahui, penambahan alokasi pupuk bersubsidi terjadi setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan menambah anggaran subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun pada tahun 2024. Kami berharap akses dan distribusi pupuk bersubsidi dapat lebih merata sehingga meningkatkan produktivitas pertanian

 

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi berharap kebijakan rendahnya harga gas bagi industri akan terus berlanjut pada tahun depan. Tujuan utamanya adalah menjamin ketahanan pangan nasional

Diketahui, kebijakan tersebut berlaku untuk harga gas alam tetap (HGBT) sebesar $6 per MMBTU untuk industri pupuk. Rahmad mengatakan, harga gas berdampak besar terhadap biaya produksi dan akibatnya terhadap harga jual pupuk

“Harga gas naik, pengaruhnya terhadap harga pupuk. Kalau harga pupuk naik, ada dua dampaknya, kalau pupuk bersubsidi maka tagihan pupuk nonsubsidi naik, dan jika tidak diberikan subsidi maka harga pupuk akan naik. pupuk yang dibeli petani naik,” kata Rahmad seperti dikutip dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Dia menjelaskan, jika harga mineral naik lebih cepat dari harga, maka penggunaan pupuk akan berkurang. Dampaknya, produksi pertanian juga diperkirakan akan menurun “Ini memiliki efek berantai yang panjang,” katanya.

Berdasarkan perhitungan tersebut, Rahmad meyakini ada keterkaitan antara rendahnya harga gas dengan ketahanan pangan nasional bagi industri pupuk. Pertimbangkan dampak biaya produksi terhadap harga gas yang diterima industri

“Kami yakin HGBT berdampak langsung terhadap upaya pencapaian ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, kami berharap HGBT terus berlanjut.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *